44. Masalah Valerie

2.9K 219 24
                                    

Semenjak dua minggu berbaikan, Karel dan Aldo sudah kembali seperti biasa. Bedanya, kini Kevin sudah mendukung hubungan mereka berdua. Aldo dan Kevin pun sekarang sudah agak dekat.

Satu yang disukai Karel dari Aldo, anak laki-laki itu mau mendekatkan dirinya pada Kevin tanpa rasa gengsi atau apapun itu yang biasanya menjadi penghalang bagi seseorang untuk berbaik hati pada mantan rivalnya.

"Udah lesnya?" Tanya Aldo pada Karel saat gadis itu masuk ke dalam mobil.

Karel mengangguk sambil mencari posisi nyaman di kursi sebelah pengemudi. "Mcd dulu yuk."

Aldo menyalahkan mesin mobil. Matanya menatap kaca spion. "Siap bosq." Ia menjawab sambil memundurkan mobilnya.

Sesampainya di Mcd terdekat, Karel memesan es krim dan kentang kesukaannya. Sementara Aldo, ia memesan satu big burger dan extra kentang goreng beserta minuman bersoda.

"Dasar lo manusia kentang." Aldo mengatakan hal itu saat matanya menangkap wajah Karel yang berbinar begitu mendapatkan dua porsi kentang gorengnya.

Sambil berjalan menuju meja yang kosong, Karel menoleh ke arah Aldo yang berjalan di belakangnya. "Bodo." Ia menjawabnya dengan acuh karna sudah tidak sabar untuk memakan kentangnya.

Aldo hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil melihat tingkah Karel yang seperti anak kecil. "Dasar bocah."

Mereka berdua hampir sampai di kursi kosong. Namun sebelum meduduki kursi tersebut, mata Aldo menangkap segerombolan anak laki-laki yang sedari tadi memperhatikan dirinya dan Karel.

Mereka berdua duduk tidak jauh dari kursi kosong yang ingin Karel duduki. Aldo sedikit mengenali wajah salah satu anak dari gerombolan tersebut.

"Lo denger gue ngomong gak sih?" Karel yang ternyata sudah duduk di kursi kosong tersebut pun menatap Aldo yang masih berdiri beberapa langkah darinya.

Aldo segera mengalihkan tatapannya ke arah Karel. Cepat-cepat ia melangkah dan duduk di hadapan gadis yang sedang menatapnya bingung.

"Lo kenapa?" Tanya Karel sambil memperlambat kunyahannya.

Aldo merasa tidak nyaman karna para gerombolan itu melihat ke arah mejanya dengan Karel. Namun ia juga tidak mau membuat Karel panik atau takut. "Gapapa." Aldo menjawab sambil tersenyum. Lalu dengan cepat ia meraih satu potong kentang milik Karel.

"Ih, lo kan punya kentang sendiri!" Dengus Karel.

Aldo memasukan kentang tersebut ke mulutnya sambil tersenyum. "Pelit banget sih lo."

Jantung Karel berdeguk dengan cepatnya begitu mendapati Aldo yang tersenyum ke arahnya. Entah kenapa senyuman itu mampu menerbangkannya.

"Emang gue pelit, baru tau lo?"

Aldo tertawa. "Anjir, yaudahlah gamau gue nikah sama orang pelit."

Kata-kata Aldo barusan dapat membuat Karel membulatkan matanya. Ia agak kaget mendengar hal tersebut. "Apaan sih lo, alay banget."

"Bukannya lo suka sama yang alay kaya gue?"

Pipi Karel memerah. Dirinya jadi begitu mudah tersipu saat bersama Aldo.

Aldo memperhatikan wajah Karel yang memerah tersebut. Entah mengapa ia suka saat Karel salah tingkah karnanya. Lihat saja, gadis itu mulai memakan kentangnya secara cepat dibanding menjawab pertanyannya. "Lo itu bikin gue gemes tau," ucap Aldo. "Jangan salahin gue ya kalo nanti tiba-tiba gue nyium lu."

Karel tersendak mendengarnya. Buru-buru ia meraih minuman bersoda milik Aldo. "Pelan-pelan dong makanya."

Karel menunduk sambil sedikit batuk. "Gara-gara lo!"

Stranger From ChatousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang