Karel membiarkan angin yang malam ini berhembus lumayan kencang menyapu setiap inci dari kulit mulusnya. Ia sesekali mengusap kedua bahunya dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada. Tubuhnya sedang berdiri di balkon kamarnya menikmati setiap detik di malam ini.
Dikepalanya sedang memutar dua kejadian yang tidak berhubungan sama sekali. Pertama, ia memikirkan betapa canggungnya keadaan di dalam mobil Aldo tadi sore setelah pertanyaan itu meluncur dari mulutnya. dan yang kedua, ia sedang memikirkan tentang kejadian manis yang ia lewati bersama Andra beberapa bulan yang lalu saat mereka bersama.
Terpampang jelas dalam ingatan gadis yang hanya menggunakan tanktop berwarna putih itu tentang betapa Andra selalu menomer-satu-kan dirinya dari semua hal. Laki - laki itu selalu mencoba mengerti Karel meskipun gadis itu dalam beberapa kesempatan sering tidak mengerti pada dirinya sendiri. Andra memberi ketenangan dan kenyamanan yang belum pernah siapapun berikan kepada Karel. Menurutnya, Andra itu adalah definisi dari kesempurnaan sosok figure seorang pacar sekaligus kaka bahkan sahabat yang dicari oleh para perempuan.
Lagi - lagi otak Karel memutar sebuah memori yang dulu pernah ia lewati bersama Andra. Waktu itu, Karel mengikuti class meeting dalam perlombaan modeling. Jangan mengira Karel ahli dalam hal tersebut. Sama sekali tidak. Ia dipaksa oleh Aya dan Vanka. Dan hasilnya, saat sedang melakukan catwalk, gadis itu terpeleset jatuh karna tidak bisa menggunakan heels.
Karel malu setengah mati karna semua orang sedang tertawa melihat kearahnya. Namun tiba - tiba sosok anak laki - laki memisahkan diri dari kerumunan penonton yang sedang tertawa. Pria itu berjalan mendekat kearah Karel. Dan dengan satu senyuman, Karel dapat mengontrol dirinya jauh lebih tenang. Kemudian pria itu berjongkok dan melepas kedua heels dari kaki Karel.
Sontak semua penonton terkesima melihat kejadian tersebut. Dan setelahnya, Andra menggendong Karel dipunggungnya dan berjalan menjauh dari tempat tersebut. Ia membawa Karel ke kantin dan hanya bertanya pada gadis itu tentang makanan dan minuman yang ingin ia pesan lalu ia membahas hal lain setelah datang membawakan pesanan Karel.
Sampai sekarang, Andra tidak pernah membahas kejadian memalukan tersebut. Karel tersenyum sendiri mengingat sosok Andra. Namun sedetik kemudian, senyum itu tertuju pada dirinya sendiri. Ia merasa lucu pada pola pikirnya. Bagaimana bisa ia masih memikirkan seseorang yang mungkin sekarang sedang memikirkan pertunangannya yang tinggal beberapa hari lagi? Kenapa Karel masih berharap kalau Andra bisa kembali padanya?
Gadis itu terhanyut pada pikirannya sendiri. Ia berusaha untuk tidak tenggelam pada masa lalu. Namun semakin ia mencoba, semakin sakit yang ia rasa.
"Lo gak nanya ke Andra kenapa dia ninggalin lo demi Valerie?"
Tiba - tiba perkataan Aldo tadi sore menyelinap masuk disela - sela pikiran Karel yang penat.
Ia menarik nafasnya dalam - dalam sambil mencoba menerima kalau ucapan Aldo itu benar. Kenapa ia tidak bertanya pada Andra yang lebih memilih wanita lain daripada dirinya. Tapi lagi - lagi, kesimpulan sendiri yang membunuh rasa penasaran Karel datang kembali.
Bukannya ia tidak mau menanyakan hal itu kepada Andra. Tapi, ia merasa tidak pantas untuk bertanya disaat ia telah mengetahui semuanya dari awal.
Ia hanya pelarian, pelampiasan, atau apapun yang mendeskripsikan sebuah kejadian dimana seseorang mencari orang lain untuk melupakan masa lalunya. Dan seperti itu lah posisi Karel di hati Andra.
"Aku sayang sama kamu, makanya aku mutusin untuk buat kamu benci sama aku."
Sekarang giliran ucapan Andra yang hidup kembali di kepala Karel saat laki - laki itu memberikan undangan pertunangannya kepada Karel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger From Chatous
Humor(SEDANG DI-REVISI) Karel itu anak kelas dua belas yang bentar lagi lulus. Ketemu Kevin dari aplikasi berlambang planet jupiter itu kayanya bikin Karel harus sabar-sabar hati. Karna bukan cuma Kevin yang terlibat disini, tapi Aldo juga. Aldo itu si t...