Sesampainya di kantor.
"Nanti jam 2 meeting ya. Posisimu di samping Darin"
"Iya, miss"
Nae tersenyum.Di ruangan, Nae masuk ke ruangan Darin.
"Gimana date nya?"
Nae menceritakan bagaimana tadi makan siangnya.
"Hah??? Udah lo tembak?? Sarap lo! Baru dua hari"
"Gw gatau, Dar. Ngalir gitu aja. Gw ga pernah ngerasa begini. Lo paham kan?"
"Iya sih. Tapi sumpah cepet banget"
"Yaterus gimana dong?"
"Ga gimana-gimana lah, kan Batz juga udah ngasi lampu ijo. Lo buktiin aja. Eh.. Tapi, sayang itu siapa?"
"Ah.. Iya. Gw ga kepikiran"
"Kalo udah Batz aja, ilang fokus lo. Nanti meeting, ga pake ngehang ya"
"Haduh iya. Ga gw harus profesional. Nti dia malah ga jatuh cinta sama gw"
"Sip. Dah sana lo. Gw mau belajar"
"Gw ke ruangan Batz ya"
"Jangan! Astagaaaa mending lo siapin presentasi"
"Udah semalem. Gw kangen"
"Sarap! Balik sana ke ruangan lo"
"Iya.. Iya"Nae kembali ke ruangannya.
Pukul 1.30 pm
"Ngapain ya? Bosen" ucap Nae mengganti saluran tv nya.
-hai, Batz- my nae
-iya, ada apa, miss?- my batz
-kalo chat mah panggil nae aja-
-iya. Ada apa nae?-
-kangen-
Cuma di read*Nae*
"Apaan big boss??" tanya Darin
"Gw chat Batz cuma di read" jawab Nae uring-uringan
"Lo chat apaan?"
"Kangen"
"Gila lo!"
Sambungan diputuskan
"Aaarrrrggghhhh" Nae mengacak rambutnyaIa keluar ruangannya. Berdiri di kaca depan ruangan, memandangi padatnya kota, rambutnya berantakan. Berkali-kali ia merapikan lalu kembali mengacaknya.
"Jangan seperti ini. Bentar lagi meeting"
"Batz.."
Batz yang melihat kegelisahan Nae memutuskan untuk mendekati Nae sambil membawa minuman.
"Minumlah. Maafkan aku hanya membaca chatmu. Aku bingung membalasnya. Jangan selalu bahas itu. Aku belum terbiasa. Terlalu cepat" ucap Batz memberikan minuman
Nae menerima minumannya.
"Maafkan aku, Batz. Baiklah. Aku akan tetap menunggumu"
"Terima kasih sudah sabar. Fokus ya untuk meetingnya. Aku bersiap dulu ya"
Nae mengangguk lalu tersenyum."Aku akan tetap menunggumu, Batz. Apapun nanti hasil akhirnya. Aku benar-benar jatuh cinta padamu" batin Nae
-pake blazer ya- my nae
-kenapa?- my batz
-cukup aku aja yang melihat kamu sexy seperti tadi. Aku ga rela mereka juga melihatmu-
-emang kamu siapa?-
-pengagum rahasiamu-
-pengagum rahasia mah aku gatau siapa orangnya-
-orang yang tulus mencintaimu-
-hahaha bersiaplah. Kita akan meeting. Fokus!-
Nae tersenyum membaca chatnya barusan dengan Batz.Di ruangan meeting.
Nae masuk dan menatap semua peserta meeting. Lalu tersenyum saat melihat Batz.
"Dia mengikuti saranku" batin Nae
Ya, Batz menggunakan kembali blazernya, menggerai rambutnya namun kemejanya tetap digulung sesiku.
"Selalu cantik" batin Nae
"Ne.. Mulai" ucap Darin
Nae mengangguk.
Nae berusaha sekuat tenaga untuk fokus namun tetap sesekali ia melirik ke arah Batz.
Darin memijat pelipisnya melihat Nae. Batz awalnya tersenyum namun ia menunduk takutnya Nae kehilangan fokus.Usai meeting, semua sudah keluar, tinggal Nae dan Darin.
"Gila lo! Untung presentasi lancar" ucap Darin merapikan resumenya
"Kenapa?"
"Lo merhatiin Batz kan? Padahal dia udah nunduk. Pasti takut lo ga fokus"
"Iya. Baek ya dia. Pengertian banget. Ga salah gw jatuh cinta"
"Terserah lo aja. Gw balik ya"
"Kenapa buru-buru. Baru jam 4"
"Kan jam pulang kita jam 4"
"Iya sih. Tapi tumben"
"Gw mau packing. Besok ke Aussie. Tarik Batz jadi asisten lo ke Swiss. Aussie ga bisa ditinggal"
"Oh iya. Kapan jadwal gw ke Swiss?"
"Seminggu lagi. Gw udah balik sih. Tapi gw belum baca berkas Swiss. Lagian besoknya, gw balik ke Aussie lagi"
"Iya. Paham. Makanya kita ngeburu nyari sekretaris kan?"
Darin mengangguk
"Cariin wisata di Swiss dong. Gw mau pdkt sama Batz"
"Nti gw kirim. Ada temen gw disana"
"Mantap. Thanks ya"
Darin mengangguk
"Gw balik"
Nae mengangguk"Batz.. Aku antar pulang ya"
Batz mengangguk
"Aku beresin ini dulu"
"Oke"
Nae duduk di depan Batz, memperhatikan Batz dengan seksama.
"Jangan ngeliatin kaya gitu" ucap Batz
"Banyak banget jangannya" gerutu Nae cemberut
Batz hanya tersenyum. Ia kembali melepas blazernya dan menguncir rambutnya. Nae menahan napasnya.
"Damn! So sexy!" Batin Nae
"Yuk, pulang" ucap Batz
Nae menganggukDi dalam mobil.
"Kamu sibuk ga?"
"Ga. Kenapa?"
"Nonton yuk"
"Boleh"
"Beneran?"
"Segitu terkejutnya kamu mendengar persetujuanku?"
"Bukan gitu. Hanya memastikan"
Batz tersenyum"Kamu minggu besok ikut aku ya" ucap Nae
"Kemana?"
"Swiss. Urusan perusahaan. Darin harus ke Aussie besoknya jadi ga bisa nemenin aku ke Swiss"
"Oh.. Baiklah"
"Nanti kita naek jet pribadiku. Kamu persiapkan pakaian untuk 3 hari ya"
"Iya"
"Besok Darin akan mempersiapkan berkas yang kamu butuhkan. Oh iya, besok juga Darin ke Aussie. Jadi kamu membantu pekerjaanku ya"
"Iya"
"Singkat banget jawabnya" ucap Nae cemberut
Batz hanya tersenyum."Loh kok bukan ke mall?" Tanya Batz
"Kamu tahu kan netizen bagaimana terhadapku? Kalau kita ke mall, pasti kita dikejar paparazzi. Pasti kamu lebih ga nyaman. Aku sih ya biasa aja. Tapi kan aku mikirin kamu. Aku tidak pernah mengajak orang lain jalan berdua bersamaku, mereka pasti mengejar kita. Jadi disini aja ya. Di apartmenku"
Batz mengangguk
"Makasih udah mikirin ketenanganku. Iya. Aku terserah kamu aja"
Na tersenyum.Keluar dari mobil, Nae memberanikan diri memegang tangan Batz menuju lift. Batz hanya diam membiarkan.
"Yes!" Batin NaeSesampainya di apartment.
Nae membuka pintu dan tetap menggenggam Batz.
"Silahkan, nyonya"
Batz tersenyum.
"Ini bukan apartment seperti biasa. Aku mendesainnya hanya untuk santai. Tapi tetap ada kamar, dapur dan toilet kok" ucap Nae
Batz mengangguk dan tersenyum.
"Unik" batin BatzDi apartment ini, begitu masuk, kita akan disuguhi mini bar berwarna merah untuk menaruh gelas dan silver untuk mejanya. Gelas dan minuman berjajar rapih di lemari mini bar tersebut. Dari anggur 1959 sampai minuman kaleng bersoda juga ada. Lalu ada dapur bergaya klasik yang hampir menyatu dengan mini bar. Dapur tersebut memiliki kulkas berwarna merah dengan motif kupu-kupu terbang dari rerumputan. Kemudian, ada ruang biliard di tengah ruangan. Meja biliard di buat dengan motif galaxy dengan satu sofa untuk tempat duduk santai. Sebelah kanan ada ruang karaoke yang selalu di update lagunya tiap hari. Wallpaper yang digunakan merupakan balon-balon yang berterbangan. Lalu di depannya ada ruang baca seperti perpustakaan mini. Dengan lemari kayu antik, semua koleksi buku Nae disusun rapih bak domino yang siap meluncur. Di tengah perpus mini, ada satu sofa untuk tiga orang serta karpet merah polos namun lembut terpasang hampir memenuhi ruangan. Sebelah kiri ada bioskop mini, film yang disuguhkan sesuai dengan yang terbaru tayang. Ada dua pasang kursi couple berwarna merah yang terpasang. Bukan seperti kursi, lebih tepatnya seperti kasur lengkap dengan selimut merahnya. Selanjutnya, didepannya ada kamar tidur dengan cat warna putih, kasur putih dengan kesan kuning gading pada bantal gulingnya. Jendela kamar langsung menuju pemandangan sunrise. Dan ada sedikit ruang bermain ps, dan tv dengan wallpaper bunga dandelion beterbangan.
Nae mengajak Batz mengitari aprtmentnya. Batz takjub melihat tiap sisi ruangan itu.
"Ini ide kamu sendiri?" Tanya Batz
Nae mengangguk
"Kamu keren"
"Makasi, Batz. Jadi nonton?"
Batz mengangguk.
Nae menggenggam tangan Batz menuju ruang bioskop"
Batz membiarkannya.Sssampainya di ruang bioskop, Nae merapatkan tubuhnya ke tubuh Batz. Batz menyandarkan badannya di bahu Nae. Nae merangkul Batz. Batz hanya diam dan tersenyum.
Nae memasangkan selimut untuknya dan Batz. Lalu mencoba menggenggam tangan Batz di balik selimut.
Batz diam membiarkannya. Nae tak hentinya tersenyum.
Mereka menonton dalam diam. Hanya tawa yang tercipta namun dengan posisi yang enggan berubah.
"Aku sangat mencintaimu, Batz" ucap Nae
Batz menatap mata Nae dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. CEO
Fanfiction"Setiap orang punya kesalahan. Tapi mencintaimu bukan salah satunya"