China

5.1K 191 13
                                    

Hari keberangkatan ke China.
-Sayang.. Aku otr rumahmu- my nae
-ya- my batz

"Sama Nae aja, nak?" Tanya Mamah
"Sama Darin juga, Mam"
Mam mengangguk

*tok tok tok*
"Morning, Mam" ucap Nae
"Morning, sayang. Udah sarapan?"
"Belum, Mam. Tapi harus berangkat sekarang"
"Di bawa aja ya"
Nae mengangguk sambil meminum susu coklat di meja.
"Yaaaakkk! Siapa yang menyuruhmu minum susu ku?" Teriak Batz
Nae memasang muka innocent nya dengan gelas yang masih di ujung bibirnya.
"Sudahlah.. Gpp. Kamu minum punya Mam aja"
"Ih.. Selalu seenaknya" ucap Batz mengambil susu nya dari tangan Nae.
"Aku kan gatau, sayang"
"Pura-pura gatau tepatnya. Mau pergi kapan?"
"Sekarang, sayang"
"Yasudah, ayo"
"Nih, sayang, sarapannya" ucap Mam
"Buat apa, Mam?"
"Buat calon mantunya lah. Emang tunangannya, ga ngebuatin" ucap Nae sambil mencium tangan Mam
"Nyari mati kamu? Itu aku yang buat"
"Eh? Ga gitu, sayang"
"Cepetan. Nti telat"
Nae mengangguk.
"Pergi dulu ya, Mam"
Mam mengangguk

"Darin mana?"
"Udah duluan"
Batz mengangguk. Saat ini, mereka sedang di jet pribadi Nae. Posisi duduk mereka berhadapan.
"Sayang.. Kita kapan nikah?" Tanya Nae
"Abis maghrib kalo ga ujan"
"Ih, sayang. Serius"
"Kamu udah kaya sodaraku kalo ada kumpul keluarga deh. Gengges tau"
"Lah itu kan sodaramu. Aku kan tunanganmu"
"Kita baru resmi kemaren. Maen nikah aja"
"Yah.. Sayang. Aku gamau keilangan kamu"
"Lah emang aku mau kemana?"
"Bukan gitu loh, sayang"
"Jadi aku yang curiga nih kamu mau ninggalin aku"
"Ya ga mungkin lah sayang. Dapetin nya aja susah"
"Oh.. Kalo mudah, mau ninggalin berarti"
"Hadeh.. Salah mulu"
"Ngeluh? Udah males? Yaudah. Cari aja sana yang mau kamu nikahin besok"
"Bukan gitu loh, sayang. Kamu mau dapet?"
"Sedang"
"Pantes"
"Apanya?"
"Gpp, sayang"
"Kamu suka aku?"
"Iya, aku suka kamu"
"Nah. Pertanyaan itu dijawab. Bukan gpp"
Nae menghela napas
"Udahlah, aku mau tidur" ucap Batz menaruh berkas yang tadi sedang ia pelajari lalu melipat tangannya di dada dan memejamkan matanya.

Nae menatap lekat-lekat wajah orang yang sangat dicintainya. Ia tersenyum penuh cinta.
"Udah ah ngeliatinnya. Liatin berkasmu aja sana" ucap Batz dengan mata terpejam
Nae makin tersenyum
"Kamu masih mau merem? Kalo gitu aku ngobrol sama co-pilot ya?"
"Kamu jalan selangkah, kupastikan kamu terjun dari jet ini"
"Mapaasssss.. Kamu serem banget, sayang"
"Masi mau ngobrol?"
Kali ini Batz sudah membuka matanya dan menatap Nae dingin
"Ga, sayang. Aku baca berkas aja"
"Gw kalo lagi posesif, seserem itu ga sih?" Batin Nae
"Iya. Kamu juga serem. Tapi aku bisa lebih ekstrem"
"Hah?? Kamu bisa baca pikiran aku, sayang?" Tanya Nae kaget dengan jawaban Batz atas pertanyaan di benaknya.
Selama di jet, hanya ada percakapan mengenai meeting yang akan dilakukan di China. Sisanya, bikin Nae terkejut. Seperti saat ini.
"Dia kalo PMS emang begini ya?" Batin Nae sesekali melihat ke Batz
"Kenapa? Aku serem kalo PMS? Baru PMS, gimana kalo aku ngidam? Ga kuat? Yodah cari orang laen aja" jawab Batz
"Mampus gue, ni anak ada turunan cenayang ya?" Batin Nae
"Keluargaku ga ada yang dukun"
"Hah?? Kok bisa baca lagi?" Batin Nar
"Aku cuma baca ekspresi kamu, bukan pikiran kamu. Aku bukan cenayang"
Nae menghela napas lega
"Ga lah, sayang. Aku ga mungkin cari orang laen lagi. Aku sayangnya cuma sama kamu. Ga yang laen"
"Makasih"

China

"Welcome to China, honey" ucap Nae
"Kita besok pulang ya?"
"Iya, sayang. Kapan aja sih sebenernya. Tinggal panggil Joe"
Batz mengangguk
"Kita langsung meeting ya. Nanti aku ajak kamu ke Hangzhou West Lake"
"Terserah kamu aja"

Usai meeting.
"Susah banget nego sama mereka" ucap Darin
"Biasa. Kan investor China emang gitu. Lo langsung balik ntar malem?" ucap Nae
"Gatau. Liat aja ntar. Kalo cape ya ga. Gw mau ketemu Zhou dulu"
"Oh iya. Salam ya buat dia. Maaf ga bisa ikut. Gw kencan di West Lake aja"
"Okedeh. Have fun ya"
Nae mengangguk

 Have fun ya"Nae mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tempatnya keren ya, by. Tenang aja bawaannya" ucap Batz  yang sedang mengelus rambut Nae di atas pahanya
"Iya. Makanya aku ajak kamu kesini"
"Kamu selalu hebat memilih tempat"
"Dan kamu selalu lupa siapa tunanganmu ini"
"Hahahaha sombongnyaaaa"
"Tetap aja cuma kamu yang bisa bikin aku bertekuk lutut"
"Udah ah.. Bahas itu terus"
"Rasaku meluap, sayang. Ingin rasanya aku mengungkapkannya setiap detik padamu"
"Berapa banyak yang sudah kau gombali? Hah?"
"Sama kamu, kira-kira 435.745 lah"
"Yah.. Kita beda tipis"
"Kamu berapa?"
"Aku mah dikit, cuma 874.389"
"Huahahahahahaha pada mual ga itu, sayang?"
"Mual sih ga, cuma ada yang sampe anak ayamnya tewas saat dengerin aku gombal"
"Hahahahahaha sangat mematikan ya gombalanmu"
"Mau nyoba?"
"Ga deh.. Lagi gamau sakit migrain"
"Ga kok, ga sampe migrain, cuma langsung bersalju aja"
"Hahahaha kamu udah kaya ana ya"
"Elsa, sayang. Kalo kamu iya kaya olif"
"Olif itu siapa?"
"Kamu beneran ga nonton?"
"Ga. Emang kamu nonton?"
"Ga juga. Cuma tau tiga karakter doang. Olif itu boneka salju"
"Hahahahahaha gayamu, sayang. Udah meyakinkan banget"
"Aku kan emang cantik"
"Ya.. Nyerah kalo bahas itumah"
"Hahahaha kamu juga cantik kok. Kalo aku tidur"
"Itumah kamunya merem"
"Hahahaha ya cuma saat itu berarti kamu cantiknya"
"Jahaaaatt" ucap Nae menenggelamkan wajahnya di perut Batz sambil menciuminy
"Sayang.. Geli sayang.. Aduh.. Hahahahaha"
Nae duduk dan membantu Batz merapihkan bajunya.

"Nae..." Ucap seseorang berperawakan China. Dengan kulit putih bersemu merah, mata sipit, bibir merah muda kecil, mungil memakai dress merah muda di atas lutut dan menampakkan bahu dan belahan dada nya. Wanita tersebut langsung memeluk Nae.
"Kamu Nae kan? Nae Suthatta? Nae ku?" Ucapnya lagi
Batz melihat wajah Nae yang kebingungan dan menatap Batz. Batz mengangkat bahu menandakan ketidaktahuannya.
"Kamu siapa?" Tanya Nae
Bukannya menjawab, wanita tersebut malah mencium kening, kedua pipi dan bibir Nae singkat lalu memberikan keningnya ke bibir Nae.
Batz menutup mulutnya melihat bibir kekasihnya di cium oleh orang lain. Nae kaget.
"Li-ling..." Ucap Nae
"Iya, Nae. Aku Ling mu"
Wanita tersebut langsung memeluk Nae erat. Nae juga membalas pelukan itu. Bahkan lebih erat lalu menangkup wajah wanita yang bernama Ling dan mencium keningnya. Batz menggeleng tidak percaya. Nae kembali memeluk erat Ling dan menciumi pipinya.

Batz memundurkan badannya. Batz merasa Nae tidak menghiraukan keberadaannya lagi. Perlahan, air mata Batz menetes. Batz berjalan mundur untuk melihat Nae. Namun sampai jarak cukup jauh, Nae juga tidak mencari Batz. Batz menangis dan segera berlari. Batz pergi ke hotel.
Sesampainya di hotel, Batz melamun. Masih terekam dengan jelas sikap Nae tadi. Saat memeluk san mencium Ling dan mengacuhkan keberadaan Batz. Batz mengacak rambutnya. Sebenarnya, tadi Batz diam disana ingin mendengar penjelasan Nae. Ia tidak mau salah paham. Namun 10 menit berlalu, Nae tak melepas pelukannya bahkan tidak sadar Batz telah pergi. Batz nangis bahkan teriak. Ia mengacak kasur, selimut, bantal yang ada di kamar. Batz kalut. Setelah mengatur napas, Batz menghapus air matanya.
"Aku baru membukanya, kau langsung menghancurkannya" ucap Batz yang kali ini tanpa air mata.
Batz menghubungi Joe dan pulang ke Thailand dengan membawa tasnya.
"Night, miss. Where's miss Nae"
"Take me home" ucap Batz datar
"Okay, miss" ucap Joe dan mulai menerbangkan jet nya.
Batz hanya menatap tajam dan dingin ke arah jendela.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang