First Love

8K 305 13
                                    

"Baru jam 8 pagi, belum malah. Udah banyak kejutan" batin Nae
"Oh iya, Batz. Itu nomorku. Di save ya" ucap Nae
"Eh.. Iya. Nanti aku save"
Saat ini mereka sudah diparkiran. Seperti yang Nae bilang, parkiran khusus. Cuma ada satu mobil yang dipastikan mobil Darin. Mobil Eropa keluaran terbaru.
"Sini hp mu?"
"Hah?"
"Hp mu"
Batz memberikan hp nya. Nae terlihat mengetik sesuatu.
"Nih"
"Kamu ngapain?"
Nae mengambil hp nya, menelpon Batz.
*My Nae*
"Eh.. Kok gini?" tanya Batz kaget
"Jangan diubah. Itu perintah pertamaku sebagai atasanmu" ucap Nae dengan tawa yang tertahan
"Ih.. Seenaknya" gerutu Batz
"Kamu ga suka?" tanya Nae lembut namun ada kecewaan disana
"Apaan sih ni bos. Sumpah. Awkward gini"
"Seperti katamu. Belum terbiasa" ucap Batz pasrah
"Maafkan aku. Boleh kamu ganti kok" ucap Nae merapihkan dirinya
Batz tau Nae kecewa.
"Memang namaku di kontakmu apa?" tanya Batz
*My Batz*
Nae memperlihatkan hp nya
Batz makin terkejut. Nae menghela napas.
"Baiklah aku ganti" ucap Nae hendak mengetik
Batz memegang tangan Nae.
"Ga usah. Masuk yuk. Ga enak sama Darin" ucap Batz
Nae terkejut dengan genggaman Batz.
Nae mengangguk senang.
"Apaan deh lo Batz. Pake megang segala" batin Batz merutuki sikapnya barusan

Mereka turun mobil dan menuju lift.
"Batz.. Jadi gimana kontak tadi?"
"Sudahlah. Gpp. Jangan dibahas lagi. Daripada nanti aku berubah pikiran untuk menggantinya" ucap Batz datar
Nae tersenyum
"Makasih ya" ucap Nae
Batz mengangguk

Mereka sampai di ruangan.
"Waw!" ucap Darin pertama kali melihat kami datang bersama
"Berisik! Tunjukin Batz ruangannya. Ajari dia kerjaannya" ucap Nae
"Ya, big boss" ucap Darin
Nae tersenyum
"Kamu diajari Darin ya. Aku keruanganku dulu" ucap Nae menatap Batz lalu berjalan ke ruangannya.
Batz bingung dengan sikap Nae. Ia mengangguk dan menatap Darin. Darin tersenyum menahan tawa.

"Hai, Batz. Aku Darin. Asisten sekaligus sahabat Nae. Sekarang, kita keruanganmu dan aku akan mengajarimu tentang pekerjaanmu"
Ucap Darin
"Aku, Batz. Terima kasih, Darin. Aku harap kita dapat bekerjasama dengan baik" ucap Batz
Darin tersenyum dan mengangguk

Pukul 10 am
*song fall for you*
*Nae*
"Apaan?" ucap Darin
"Udah? Keruangan gue sekarang"
"Ya"

"Bagaimana Batz?"
"Aku mengerti. Terima kasih. Aku akan mempelajarinya lagi"
Darin mengangguk
"Baiklah. Aku tinggal dulu ya. Interkom ini, nomor satu untuk Nae, dua untuk ku. Hubungi aku kapanpun kamu butuh bantuan"
"Baiklah. Terima kasih"
Darin mengangguk

Di ruangan Nae, kedap suara.
"Gimana?"
"Udah ngerti kok. Tuh lagi belajar"
"Kerja bagus, Dar"
"Darin, kampret"
"Hahahahaa udah sih. Masih pagi marah-marah aja"
"Kok bisa bareng?"
"Gw jemput dia"
"Hah? Gile lu, ndro"
"Kenapa?"
"Cepet amat. Jemput aja kan?"
"Gak. Tadi sarapan bareng di hotel kita deket sini. Dan ini.." ucap Nae memperlihatkan hp nya
"Sarapan bareng? Hah?? My Batz??"
"Apaan sih lo?"
"Lo yang apaan. Udah ngebut aja"
"Entahlah. Itu banyak reflexnya loh"
"Terus gimana pegawai resto?"
"Seperti yang lo pikir pasti"
"Ya iyalah. Lo ga pernah ngajak orang laen berdua selain gw. Trus gimana kontak itu?"
"Iya. Batz juga nanyain kenapa pegawai pada ngeliatin kami begitu. Gw nulis My Nae dikontaknya"
"Kan. Pastilah. Lo ngagetin dia. Kecepetan. Gilak lo. Respon dia?"
"Biarin ajalah. Ga peduli gw sama gosip mereka. Dia kaget. Gw sempet kecewa dan mau ganti. Tapi dia megang tangan gw, ga jadi ganti. Tapi..."
"Lo sih ga peduli. Tapi kasian, Batz. Tapi apa?"
"Iya. Nanti gw maen cantik. Lo bantuin aja. Tadi pas lagi makan, ada yg nelpon dia, dia manggil sayang"
"Iya. Untuk bos yang pertama kali jatuh cinta, bakal gw bantuin. Waduuuhh.. Ada saingan nih" goda Darin
"Hahahaha makasih ya. Pagi ini juga dia udah buat gw ketawa terus. Tapi kayaknya berat deh saingan gw. Gimana dong?"
"Ciyeee yang jatuh cinta. Belum juga dicoba"
"Jangan ngeledek gw. Iya. Bakal gw coba. Gw juga belum tau itu pacarnya apa bukan"
"Dia L juga?"
"Astagaaaa itu yang gw gatau"
"Ya ampun Nae. Gimana dong?"
"Cari tau sanah"
"Hih.. Itumah urusan lo"
"Iya ya. Haduh.. Gw lupa hal utamanya" ucap Nae memijat keningnya.

*interkom berbunyi*
"Maaf miss mengganggu. Saya ingin memberikan berkas" ucap Batz
"Oh, baiklah. Langsung masuk saja"
"Baik, miss"

"Batz?" tanya Darin
Nae mengangguk
"Yaudah. Gw balik. Yakin nih ruang lo tetap kedap suara?"
"Gatau. Nti kita pikirin lagi"
Darin mengangguk

"Permisi.." ucap Batz
"Silahkan masuk Batz" ucap Nae
"Gw balik dulu. Oh iya, besok gw ke Aussie. Nti gw kabarin lagi" ucap Darin
"Okesip. Duduk Batz. Ada apa?" ucap Nae
"Begini, miss. Tadi saya sudah belajar. Kata miss Darin, saya disuruh presentasi tentang yang sudah dipelajari"
Nae mengangguk
"Silahkan"
Batz presentasi. Nae memperhatikan Batz.
"Aku jatuh cinta padamu, Batz" batin Nae
"Bagaimana, miss?" tanya Batz
"Ya, seperti itu. Kamu cepat belajar. Bagus. Nanti jam 2 ada meeting. Kamu ikut ya. Ini berkasnya untuk kamu pelajari" ucap Nae
"Baik, miss. Saya permisi" ucap Batz
Nae mengangguk

Pukul 11.30 am
*song locked away*
*My Nae*
"Halo, miss"
"Batz.. Lunch bareng ya"
"Saya masih harus mempelajari berkas, miss. Miss.. Halo"
Sambungan terputus.
"Batz.." ucap Nae sudah di depannya
"Astagaaa, miss. Bikin kaget aja"
"Hahaha wajahmu lucu kalo kaget gitu"
Nae masuk ke ruangan Batz dan duduk di depannya.
"Nanti kita lunch bareng. Berkasnya di bawa aja. Ga terima penolakan. Perintah" ucap Nae langsung balik badan, keluar ruangan namun tersenyum
"Hah?? Ini bos apaan deh. Seenaknya" batin Batz
Tak lama, Darin masuk.
"Hai, Batz"
"Astagaaaa kalian bisa ga sih datengnya ga ngagetin" ucap Batz mengelus dadanya
"Hahahaha ada apa Nae kesini?"
"Ngajak lunch bareng. Ga boleh ditolak, perintah. Lunch bareng kok perintah" gerutu Batz
"Hahahahahaha terus kamu gimana?"
"Ya ikut" ucap Batz pasrah
"Hahaha gpp. Temenin dia. Aku ga bisa ikut. Aku mau lunch sama pacarku"
Batz mengangguk
"Jalanin aja. Ntar juga biasa"
Batz lagi-lagi mengangguk
"Sama aja" batin Batz
Darin keluar ruangan dan ke ruangan Nae.

"Hahahahaha gokil lo. Lunch lah dijadiin perintah" ucap Darin
"Eh.. Lo dari ruangannya?"
"Iya, gw liat lo tadi keruangannya. Kenapa ga telpon aja?"
"Udah. Langsung gw matiin, gw samperin. Biarin lah. Masa dia milih belajar daripada lunch sama gw. Yang laen mah antri mau lunch bareng gw. Lah ini? Gw ditolak, lewat telpon pula"
"Hahahahahaha seorang Naenae Suthatta ditolak lunch via telpon"
"Lo tau kan berapa banyak yang ngajak gw lunch bareng. Ternyata gini rasanya ditolak"
"Hahahaha tapi bener deh. Batz anaknya susah ditebak. Lucu juga. Gw ketawa mulu. Gw jadi penasaran, bisa ga lo naklukin dia"
"Bener kan? Pasti misterius. Dan memang lucu. Dari pertama kita liat dia 'because women is always right' hahahaha gw harus bisa. Sumpah. Gw penasaran, jatuh cinta tepatnya" ucap Nae menggebu
"Iya. Percaya. First love lo ya. Ribet. Iya, sumpah. Lucu sih adegan toilet itu"
"Gw kan juga ga pernah minta jatuh cinta sama siapa. Mana gw tau jatuhnya ke dia"
Darin mengangguk, Nae tersenyum membayangkan Batz sedangkan Batz masih berkutat dengan berkasnya.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang