Pemaksa!

6.4K 241 5
                                    

Usai meeting.
"Aku anter ya" ucap Nae
"Ga usah"
"Kenapa?"
"Nanti heboh lagi"
"Ke apartmentku dulu aja kalo gitu"
Batz diam.
Nae mengikuti Batz.

"Loh.. Kok ga keruanganmu?"
"Nunggu jawabanmu"
"Iya. Baiklah"
"Makasi, Batz"
Batz berlalu ke ruangannya

"Gini toh rasanya dicuekin, ditolak, sakit hati. Karma is does exist, Nae. Ga kebayang deh gw kalo akhirnya bener-bener ditolak" ucap Nae galau di ruangannya.
-jadi?- my batz
-iya. Bentar- my nae

"Yuk" ucap Nae
Batz mengangguk.
Sampainya di apartment.
"Batz.. Karokean yuk"
Batz mengangguk
"Aku ke toilet dulu"
Nae tersenyum.
*Darin*
"Apalagi sih?" Gerutu Nae
"Kenapa? What?? Gilak! Iya iya. Oke. Thanks"
Nae menghela napasnya lalu bersandar di sofa sambil memejamkan matanya.

"Ada apa?" Ucap Batz membuka blazernya
"Shit! Tahan nafsu, Nae" batin Nae
"Gosip lagi"
"Kenapa?"
"Netizen tau Darin asistenku, setelah melihat poto kita tadi, mereka yakin itu bukan Darin. Mereka mencecar Darin dengan pertanyaan ga penting"
Batz terdiam
"Kita jangan naek mobil lagi ya"
"Kamu. Aku kan ga diketahui"
"Aku juga takut mereka tau terus mencecarmu. Aku dan Darin udah biasa. Aku mengkhawatirkanmu"
"Sudahlah. Jangan berlebihan"
"Aku ga berlebihan, Phicyapakh. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku gamau orang yang aku sayang dikejer orang-orang ga penting itu demi uang semata"
"Kita karokean aja yuk" ucap Batz mengulurkan tangannya
Nae diam, ia membalas uluran tangan Batz.

"Aku juga takut, Nae. Aku bingung. Saat aku mau mencoba membuka, kenapa sesusah ini bersamamu" batin Batz
"Aku sangat menyayangimu. Aku harus apa?" Batin Nae

Mereka masuk ke ruang karaoke. Nae menyanyikan beberapa lagu galau, Batz menyanyikan lagu bernada santai. Tak ada lagu berarti. Bahkan Nae menangis saat menyanyikan lagu All I Ask-Adelle.

Batz yang melihat Nae seperti itu, mendekap Nae ke dalam pelukannya. Nae menangis di bahu Batz. Ia memeluk Batz erat. Batz mengelus punggung Nae. Mereka cukup lama dalam posisi itu, dalam diam.

Setelah reda, Batz melepas pelukannya, ia mengambilkan minum untuk Nae.
"Minumlah"
Nae mengambil dan meminumnya.
"Terima kasih, Batz"
Batz mengangguk.
"Aku bisa meminjam bajumu? Bajuku basah"
Nae mengangguk.

Mereka memasuki kamar Nae. Nae membuka lemari kayu mewahnya.
"Mau pakai apa?"
"Terserah"
Nae mengambilkan kaos polo putih berkerah.
Batz membuka kemejanya di depan Nae dan langsung memakai baju Nae.
*glek*
"Buset dah ni anak. Udah tau gw suka sama dia. Segampang itu aja buka baju" batin Nae lalu mengalihkan pandangannya.

"Kamu ga pernah sedia bahan makanan?" Tanya Batz saat membuka kulkas
"Aku ga bisa masak. Hehehe" ucap Nae
"Mau beli bahan?"
"Sekarang?"
Batz mengangguk
"Emm.. Itu.. Aku suruh pelayan aja ya"
"Yaudah"
"Eh.. Aku pake baju apa?"
"Buat apa?"
"Kalo mau pergi?"
Batz membuka lemari Nae. Ia mengambil jaket navy super besar dengan hoodie. Celana hotpants, masker biru serta kacamata putih.
"Bagaimana?"
Nae mengangguk.
Setelah memakai, BatzNae berangkat ke supermarket 24 jam. Mereka membeli beberapa bahan makanan dan juga cemilan. Lalu kembali ke apartment.

"Aku beresin dulu" ucap Batz
Nae mengangguk
"Perhatiannyaaaa.. Aku ingin cepat menikahinya. Tapi apa daya, cintaku aja belum berbalas" batin Nae lemas

"Kamu mau makan apa?" Tanya Batz
"Apa aja masakanmu pasti aku makan"
Batz diam.
"Apa maksudnya ini, Batz? Lampu hijaukah? Atau hanya menyenangkanku sesaat?" Batin Nae

"Makan dulu" ucap Batz membuyarkan lamunan Nae
Nae mengangguk

Usai makan, Batz mencuci piring.
"Ga usah, Batz. Nanti aku saja"
Batz hanya diam. Nae pasrah.

"Aku pulang dulu ya. Sudah malam"
"Aku antar"
Batz mengangguk

"Aku pulang ya. Met malem Batz. Tidur yang nyenyak yaa"
"Hati-hati"
Nae mengangguk

"Siapa, Batz?" Tanya Fon
"Atasanku"
"Ini kamu kan?" Tanya Fon menunjukan foto di internet
Batz diam
"Jadi kamu yang dimaksud kekasih Nae?"
"Hanya gosip"
"Hati-hati. Netizen lebih kejam dari perkiraanmu"
Batz mengangguk
"Terima kasih"
"Tadi Nae juga?"
Batz mengangguk sambil mengambil minum.
"Dia menyukaimu?"
"Entahlah"
"Kamu?"
"Gatau"
"Yasudah.. Apapun keputusanmu, kamu tau kami mendukungmu, kebahagianmu yang utama"
"Terima kasih, kak. Aku menyayangi kalian" ucap Batz memeluk Fon
Fon mengangguk

-kamu dijemput supir ya- my nae
-ga usah. Aku naek angkutan umum aja- my batz
-dia sudah di depan rumahmu-
"Apaan deh ni anak. Selalu sesukanya" batin Batz
-suruh pulang aja. Aku bareng kak Fon-
-kamu dan kak Fon akan diantar-
"Ih.. Sumpah ya. Nyebelin" gumam Batz

*my batz*
"Halo.." Ucap Nae
"Apaan deh. Udah, ga usah. Aku bisa naek angkutan. Mereka kan gatau aku siapa. Beneran. Jangan berlebihan"
"Naek mobilku atau kamu ga usah ke kantor. Kerja di rumah aja"
"Apaan sih? Aku naek angkutan"
"Oke. Nanti supirku nganter berkasnya. Kamu di rumah aja"
"Pemaksa! Yayaya baiklah" ucap Batz pasrah
Sambungan diputus.

"Ngapa, dek, pagi-pagi udah marah?"
"Lo ikut gw, kak. Pergi kerjanya dianter"
"Hah? Sama siapa?"
"Liat aja di depan"
"Gilaaaaa itu mobil terbaru dan mulus. Itu siapa?"
"Supirnya Nae"
Fon mengangguk
"Dia menyukaimu, dek"
Batz mengangguk. Fon tersenyum.
"Kenapa kamu?"
"Gw udah bilang naek angkutan aja, pilihannya cuma naek mobil dia atau kerja di rumah"
"Hahahaha dia gamau lo kenapa-kenapa"
"Berlebihan"
"Ga lah. Mengingat dia sorotan dunia"
Batz menghela napas.
"Yaudah yuk"
Batz mengangguk.

Sesampainya di kantor.
"Kamu gpp?" Tanya Nae yang sudah menunggu Batz di depan lift
"Setidaknya aku kerja di kantor" ucap Batz malas dan berlalu keruangannya
"Kamupun tahu maksudku"
"Yayaya.. Sudahlah"
"Jangan marah. Aku mohon, maafkan aku. Ini demi kamu"
"Iya. Aku paham. Aku ga marah. Sudah ya. Aku butuh kopi" ucap Batz
Nae menghela napas
"Baiklah. Hari ini kamu pelajari berkas di ruanganmu. Aku ada pertemuan dengan klien. Besok kita ke Praha"
"Hah??"
"Aku hanya ingin berkunjung sebentar"
Batz mengangguk

Nae menghela napas.
"Sangat sulit menaklukanmu. Seberapa besar aku mencoba melepaskanmu. Aku semakin dalam jatuh ke cintamu. Aku akan berjuang, Batz. Aku mencintaimu" batin Nae yang menatap Batz dari luar ruangannya.

-ke ruanganku- my nae
"Ya, miss" ucap Batz
"Duduklah"
Batz duduk
"Mari temani aku makan"
"Aku..."
"Aku tidak terima penolakan" ucap Nae yang sudah mulai memakan makanannya
Batz membuka makanannya dan makan bersama Nae.
"Maafkan aku, Batz"
"Tidak ada yang salah. Berhenti meminta maaf"
"Aku.."
"Mencintaiku? Ya, aku tahu"
"Aku..."
"Mengkhawatirkanku? Ya, aku paham. Aku hanya belum terbiasa. Bersikaplah seperti biasa. Tidak ada yang salah dengan rasamu. Maafkan sikapku yang terkesan mengacuhkanmu"
Nae tersenyum.
"Tidak apa-apa, Batz. Aku mengerti"
Batz menatap Nae dan mereka saling melempar senyum.

"Ke Praha ada apa?"
"Temanku ulang tahun"
"Aku harus ikut banget?"
"Gpp kalo kamu ga bisa ikut"
"Jam berapa?"
Nae tersenyum
"Jam 8 aku jemput ya"
Batz mengangguk.

"Sudah? Sini aku rapihkan. Aku langsung ke ruangan ya" ucap Batz
"Iya. Terima kasih, Batz"
Batz mengangguk.

"Betapa bahagianya aku bila dapat memilikimu, Batz" batin Nae menatap punggung Batz yang perlahan tertutup pintu ruangannya.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang