"Kita ke apartemen aja ya" ucap Nae
"Terserah kamu aja"
Nae mencium pelipis Batz namun Batz tau, emosi Nae belum reda.Sesampainya di apartemen.
"Aku ganti baju dulu" ucap Nae
Batz mengangguk dan mengambil minuman dingin.
Batz duduk di sofa sambil memainkan hp nya. Usai ganti pakaian, Nae mencium pucuk kepala Batz lalu duduk di samping Batz.
"Nonton apa?"
"Komedi. Mau minum?"
"Ga usah. Aku mau denger tentang Nat"
"Mau denger darimana?"
"Gatau. Sebenernya aku males dengernya"
"Tapi kamu penasaran?" Tanya Batz
Nae menangguk
"Sama siapa tadi? Rat? Brebel?"
"Ingatanmu parah kalo cemburu"
"Salah ya?"
"Salah banget. Rat?? Aku pacaran sama tikus? Brebel itu makanan apalagi?"
"Hahahahahaha iya ya. Yakan aku ga dengerin banget namanya. Udah emosi duluan. Jadi siapa namanya?"
"Rai sama Rabel, sayang"
"Itu lelaki?"
"Rai iya. Rabel tom"
"Kamu B?"
"No, i'm not. Now, i'm L"
"Jadi gimana?"
"Apanya?"
"Nat dulu deh. Kok kamu bisa akrab?"
"Temen sebangku. Awalnya, aku males, anaknya girly centil gitu. Sampe suatu hari, dia dateng dengan sikap yang beda. Pagi-pagi, dia udah murung, cuma sekedar nyapa aja. Dia pake masker. Pas istirahat, dia buka maskernya, ujung bibirnya lebam. Aku tanya kenapa, dia nangis. Aku peluk, dia nangis cukup lama. Setelah reda, dia curhat abis dipukul sama ayahnya. Ayahnya pemabuk, ibunya hanya IRT. Malam itu, ayahnya marah sama ibunya karna ga bisa ngasih uang buat beli minum, ibunya dibentak, Nat ada disamping ibunya saat itu, ayahnya makin ngamuk saat denger Nat dan ibunya nangis, ayahnya melayangkan pukulan ke arah ibunya, namun Nat pasang badan dan kena ujung bibirnya sampai berdarah. Bukannya merasa bersalah, ayahnya malah pergi. Nat udah minta ibunya menceraikan ayahnya, tapi ibunya keukeuh dengan alasan cinta bisa balikin ayahnya kaya dulu. Dulu, ayahnya sangat penyayang. Ayahnya seorang pengusaha, sampai akhirnya proyeknya gagal dan para investor menarik diri dari perusahaannya. Ayahnya Nat bangkrut. Pelampiasannya ke minuman. Jadilah ayahnya yang sekarang. Aku ke toilet dulu ya" ucap Batz
"Hahahahaha aku lagi serius dengerinlah, b"
"Kebelet, sayang"
Nae tertawa melihat kelakuan tunangannya"Maaf ya, sayang" ucap Batz yang saat ini sudah duduk di samping Nae
"Hahahahha kelakuanmu, sayang"
"Jadi gimana? Mau dilanjut?"
Nae mengangguk
"Sejak saat itu, aku membuka diri kepadanya. Kami bersahabat. Aku yang terkenal dingin, mendapat banyak perhatian karena dekat dengan seseorang. Nat mempunyai paras cantik dan tubuh yang proposional langsung menjadi perhatian. Banyak yang langsung menyatakan perasaannya. Baik lelaki, tom maupun wanita. Tapi hanya dibalas makasi. Nat sangat senang poto dan karoke. Sama sepertimu, suaranya juga bagus. Memang sih, dia manja kalo sama aku. Tapi aku mikir murni manja sahabat apalagi mengingat kondisi keluarganya. Saat lulus, dia mendapat kesempatan mengembangkan kemampuannya di luar negri. Dia sempat galau, bahkan mengajakku ikut juga. Namun aku meyakinkan kalau dia akan berhasil dan pasti aku bangga apabila dia berhasil. Dia pergi. Kami sempat hilang kontak. Hanya sebatas sosial media. Sekitar setahun kemudian ada nomor menghubungiku, ternyata itu Nat. Sejak saat itu, kami cukup intens komunikasi. Kalau telpon, dia sering maksa aku manggil sayang. Dulu aku ladenin, saat sudah sama kamu, aku ga pernah lagi. Dia selalu mengabariku jadwalnya dan saat senggang pasti chat atau telpon. Aku hanya mikir ya biasa, sahabat lama, udah lama ga ketemu. Kangen. Sampai tadi dia buat pengakuan. Aku juga kaget" ucap Batz dan meminum minuman kalengnya.
"Astagaaaa, sayang. Dia udah begitu aja kamu ga peka?"
"Karna aku pikir dia normal dan perlakuannya ya sebatas sahabat"
"Jadi saat aku ngedeketin kamu dan kamu nelpon manggil sayang itu Nat?"
"Yang mana? Aku ga inget. Ya kalo ga Aom ya Nat"
"Oh.. Aku pikir pacarmu. Aku galau tau denger panggilan itu. Tapi beneran kamu ga pernah mikir dia ngedeketin kamu?"
"Ga sama sekali. Kalopun emang dia ngedeketin, harusnya dikasih tau. Itu udah rasa sahabat"
"Kalo dia ngasih tau, rasa sahabat itu bisa berubah cinta ga?"
"Bisa, mungkin. Dia bisa buat nyaman kok"
"Sayaaaang..."
"Kan nyatanya ga, sayang. Itu kalau dulu saat aku masih sendiri. Kalau sekarang, hatiku sudah memilihmu"
"Makasih, sayang. Aku janji akan membahagiakanmu"
"Aku butuh bukti, bukan janji 😜"
"Kamu udah kaya kampanye, sayang"
"Hahahaha jadi jangan emosi lagi ya. Itu hak dia mau mencintai siapa. Kita ga bisa nyalahin dia. Mungkin itu juga bukan maunya. Muncul gitu aja. Kita juga gitukan? Ga pernah minta kepada siapa cinta kita berlabuh?"
"Iya sayang. Tapi wajar dong aku emosi, bibir wanitaku dicium wanita lain"
"Iya. Wajar. Aku juga ngerasain itu kemaren"
"Tapi jangan salahin cemburuku, dia terlalu mesra"
"Bagaimanapun juga dia sahabatku. Sahabat cukup dekat. Mungkin aku hanya akan mengurangi kemesraannya tapi jangan jauhkan kami. Boleh, sayang?"
"Iya, boleh, sayang. Dia pasti sangat membutuhkanmu juga. Hanya kamu yang dia punya. Tapi tolong beri pengertian agar dia bisa move on dari kamu"
"Pasti, sayang. Makasi ya, sayang"
Nae mengangguk.
"Biarkan aku menghapus bibirnya dari bibirmu" ucap Nae
Batz mengangguk.Nae memajukan tubuhnya, mencium bibir Batz dengan sangat lembut, dengan perlahan dan menghisapnya setiap inchi. Nae benar-benar ingin menghapus ciuman Nat. Nae mengeluarkan seluruh cintanya di tiap ciumannya. Batz mengalungkan tangannya di leher Nae dan menekan tengkuk Nae. Nae membaringkan Batz. Mereka terus berciuman hingga telepon Batz berdering.
*song locked away*
"Bentar sayang. Aku angkat dulu"
Nae mengangguk namun masih di atas Batz.
"Ya, Aom. Oh.. Oke. Ya"
"Ada apa, sayang?"
"Mereka sudah mengantarkan Nat dan sekarang sedang perjalanan ke sini"
"Oh.. Baiklah. Kita tunggu mereka di bawah"
Batz tersenyum dan kembali mencium Nae. Nae tersenyum dan membalas ciuman Batz. Lalu Batz melepas ciumannya dan mencium kilat bibir Nae.
"Sudah ya, sayang" ucap Batz
"Iya. Yang penting aku sudah menghapusnya" ucap Nae mengusap bibir Batz dengan ibu jarinya.
Nae mencium kening Batz lalu bibir Batz singkat.
"Aku sangat mencintai, sayang" ucap Nae
"Aku lebih mencintaimu"
Nae tersenyum.
"Yuk kebawah. Aku mau rapihin meja makan. Kita belum makan tadi"
"Kan ada pelayanku, sayang. Biar mereka aja. Biasakanlah menjadi Nyonya Naenae Suthatta"
"Hahaha kamu ini"
"Aku serius, sayang"
"Iya. Iya. Sudah yuk turun"
Nae mengangguk.Saat AomDarin datang, mereka makan malam bersama lalu berbincang mengenai Nat.
"Sahabat jadi cinta" ucap AomDarin bersama
Semua tersenyum dan berbincang hingga larut sebelum mereka masuk kamar masing-masing untuk tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. CEO
Fanfiction"Setiap orang punya kesalahan. Tapi mencintaimu bukan salah satunya"