Cobalah

7K 280 21
                                    

Pukul 12 pm.
"Batz.."
"Astagaaaa ngangetin lagi" ucap Batz menghela napas
"Hahahaha kamu nya kebanyakan ngelamun"
"Aku ga ngelamun. Lagi belajar"
"Terlalu fokus. Udahlah. Yuk makan"
"Bentar lagi ya"
"Ga. Ga akan bentar itumah"
Nae membereskan berkas yang sedang di baca Batz. Batz menghela napas.
"Sudah. Yuk"
Batz mengangguk.
Nae menunggu di luar ruangan Batz.

Batz keluar dengan membuka blazernya dan menggulung kemejanya hingga sesiku juga menguncir rambutnya.
"Ayo, miss"
Nae masi terdiam melihat penampilan Batz yang sangat mempesona menurutnya.
"Miss.. Miss.. Nae!" ucap Batz
"Eh.. Ah.. Iya.. Kamu cantik banget, Batz" ucap Nae spontan
Batz mengacuhkan pernyataan Nae.
"Jadi lunch nya?" tanya Batz
"Oh iya. Ayo" ucap Nae

Di mobil.
"Batz..."
"Ya, miss"
"Panggil Nae aja"
Batz diam
"Kamu mau makan apa?"
"Ikut kamu aja" ucap Batz sibuk dengan berkasnya
Nae mengambil berkas Bazmtz dan menaruh di pangkuannya.
Batz terdiam.
"Nanti aku kasih waktu kamu belajar. Sekarang sama aku dulu"
"Kamu kenapa deh sama aku? Aneh"
"Hah? Aneh gimana?"
"Emang bos seperhatian ini sama pegawainya?"
"Eh.. Itu.. Anu.. Eh.."
"Anumu? Bermasalah?"
"Bukan, Batz. Aku ke Darin juga gini"
"Darin kan sahabatmu. Aku pegawaimu, baru masuk juga"
"Kalo gitu, kamu jadi sahabatku yaa"
"Kamu yakin? Tau aku aja ga"
"Makanya aku mau jadi sahabatmu, lebih juga bagus. biar bisa tau kamu"
Batz hanya diam
"Aneh. Sumpah. Tapi kok gw ga risih ya? Bodo ah" batin Batz
"Sudah sampai. Masuk yuk" ucap Nae
Batz mengangguk

Seperti tadi, masuk ruang VVIP dan mereka jadi perbincangan pegawai resto dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Sumpah. Aku risih loh makan sama kamu"
"Risih gimana?"
"Itu, diliatin terus. Diomongin juga"
"Maaf ya. Nih berkasmu. Aku keluar sebentar"
"Mau kemana?"
"Toilet"
Batz mengangguk

Bukannya ke toilet, Nae mengumpulkan seluruh karyawannya.
"Siang. Sebelumnya saya berterima kasih atas kerja baik kalian. Tapi saya minta, jangan menatap dan membicangkan saya dan teman saya seperti tadi. Saya tidak suka itu. Kalian di belakang terserah. Tapi jangan di depan saya dan teman saya. Kalau saya masih melihat seperti tadi. Saya tidak akan segan memberhentikan kalian saat itu juga. Saya ingin ketenangan. Tolong jaga sikap kalian. Terima kasih. Kalian boleh kembali bekerja"
Nae berlalu dan kembali ke ruangannya.
"Lo sih"
"Ya lo.. "
"Lo yang ga jaga sikap"
"Mampus"
"Udah deh"
"Tapi siapa ya temannya. Baru ini big boss bawa teman makan bareng selain miss Darin"
"Iya. Bener tuh"
"Udahlah. Jaga sikap. Gw gamau dipecat"
"Iya. Sama"
Itulah respon dari beberapa pegawainya.

"Maaf ya lama" ucap Nae
"Ga kok. Santai aja"
"Udah dulu ya. Kita makan dulu" ucap Nae mengambil berkas Batz dan menaruh disampingnya.
"Tapi makanannya belum datang, Nae"
"Permisi, silahkan menikmati" ucap Pramusaji
"Terima kasih" ucap Batz
Nae tersenyum
"Mari makan, Batz"
Batz mengangguk
"Aku boleh tau tentangmu?"
Batz mengangguk sambil makan
"Kamu punya kakak?"
Batz mengangguk
"Adik?"
Batz menggeleng
"Pacar?"
*uhuk* Batz terbatuk
Nae mengusap punggung Batz dan memberikan minum.
"Makasi" ucap Batz setelah batuknya reda
Nae mengangguk
"Maafkan aku"
"Gpp. Kamu punya adik?"
"Gak. Aku anak tunggal........" Nae menceritakan kehidupannya. Awal ia merintis kerjanya, bagaimana ia membiayai kuliahnya.
"Waw.. Keren. Kamu hebat" ucap Batz tepuk tangan
"Kamu berlebihan, Batz"
"Gak. Beneran. Itu keren. 15 tahun udah punya penghasilan sendiri. 18 tahun lulus. Sekarang usahamu udah go Internasional. Itu keren. Banget malah" ucap Batz memuji Nae
Wajah Nae merah merona mendapat pujian Batz. Ia tak henti tersenyum.
"Tapi kan tadi aku yang mau tahu kehidupanmu. Malah aku yag cerita" ucap Nae
"Hehehe aku ga biasa cerita ke orang. Maaf ya"
"Iya. Gpp. Batz.. Aku jatuh cinta sama kamu"
Batz terdiam, ia masih memegang gelasnya namun kini tatapannya datar.
"Maafkan aku, Batz" ucap Nae menunduk
Batz diam. Ia meminum minumannya.
"Aku tau ini terlalu cepat. Aku tidak pernah jatuh cinta, aku tidak tahu harus bagaimana. Yang aku tahu aku jatuh cinta padamu"
"Sejak kapan?"
"Sejak kamu interview dan nanya toilet. 'Because woman is always right' aku sedang bersama Darin dan tertawa mendengar percakapanmu bersama Pao. Saat aku melihatmu, aku langsung jatuh cinta padamu"
"Kan kamu ga pernah jatuh cinta. Kenapa bisa bilang itu jatuh cinta?"
"Aku bilang ke Darin aku suka kamu. Aku tau kamu interview, aku masuk. Aku ingin kamu yang jadi sekretarisku. Setelah interview kamu, aku cerita ke Darin. Aku deg-degan tiap liat kamu. Aku ga berenti tersenyum tiap liat kamu. Bahkan aku mulai ingin selalu bersamamu"
Batz hanya diam mendengarkan
"Maafkan aku. Tapi aku belum pernah merasakan ini kepada siapapun"
"Kita sesama wanita"
"Kamu tidak ya?"
Batz diam.
"Maafkan aku. Gpp. Aku hanya ingin mengatakan perasaanku. Jangan dijadikan beban. Tapi kita bisa tetap bertemankan?" ucap Nae
Batz mengangguk
"Makasih, Batz"
Batz tersenyum

"Shit! Gini rasanya sakit hati" batin Nae
Tanpa terasa, air mata Nae mengalir di ujung matanya. Nae menghapusnya. Batz dapat melihatnya.
Lalu mereka makan dalam diam. Terdengar Nae beberapa kali menghela napas. Batz tahu Nae sedang mengatur tekanan di hatinya.

"Sudah makannya?" tanya Nae
Sikapnya telah kembali.
"Iya. Kamu juga?"
"Iya. Mau dessert?"
"Ada es krim?"
"Ada. Tunggu ya"
Batz mengangguk. Nae menelpon pegawainya. Tidak lama es krim datang dan pegawainya mengambil piring kotor mereka.
"Terima kasih" ucap Batz
"Sama-sama, miss" jawab Pramusaji lalu menutup pintu.

"Kamu mau?" tanya Batz
Saat ini mereka duduk di sofa
"Tidak. Kamu makan saja. Nih berkasmu. Aku temani kamu belajar ya"
Batz mengangguk.
"Makasi ya"
Nae mengangguk

Batz belajar dengan serius.
"Aku makin mencintaimu, Batz. Sesakit inikah mencintaimu" batin Nae
Tak lama, Batz menaruh kepalanya di pundak Nae. Nae terkejut. Namun ia tidak menyiakan kesempatan ini.
Ia menyamankan posisi Batz. Ia menyandarkan badannya di sofa. Batz mengikuti posisi Nae. Bahkan Batz sedikit menaruh badannya bersandar di bahu Nae. Nae tersenyum bahagia. Ia memberanikan diri untuk merangkul pundak Batz. Batz hanya terdiam.

Kali ini posisi Nae merangkul pundak Batz. Sedangkan kepala dan badan Batz di bahu Nae. Nae terus tersenyum dan Batz fokus dengan berkasnya.

Batz menutup berkasnya.
"Yaaahh.. Cepet banget" batin Nae
"Sudah?" tanya Nae
"Iya. Sudah"
"Oh.. Cepet banget"
"Kenapa?"
"Gpp"
"Aku akan mencoba membukanya. Kalau kamu mau, cobalah membuatku jatuh cinta" ucap Batz tiba-tiba dan menegakkan duduknya.
Nae terkejut.
"Benarkah?" tanya Nae menatap Batz
Batz tersenyum.
"Terima kasih, Batz. Aku akan membuatmu jatuh cinta" ucap Nae mencium tangan Batz
"Jangan berlebihan. Aku tidak suka"
Nae mengangguk cepat
"Udah yuk. Ke kantor. Kan mau meeting"
"Siap, nyonya" ucap Nae yang masih kegirangan
Batz hanya tersenyum.

Di mobil.
"Terima kasih, Batz. Aku sangat mencintaimu. Dan aku akan setia menunggumu jatuh cinta kepadaku"
Batz tersenyum ke Nae.
"Buktikanlah"
Nae mengangguk.
"Kamu membuatku semakin dalam mencintaimu, Batz" batin Nae
Nae terus tersenyum sepanjang jalan. Batz mengetahuinya.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang