Melepasmu

4.8K 174 6
                                    

"Rumahmu masih yang lama kan?" tanya Nat di tengah perjalanan pulang mereka
"Masih. Tapi aku ga pulang kesana malam ini"
"Oh.. Kemana?"
"Ke apartemen Nae"
*ciiittt*
Nat mengerem mendadak.
"Ih.. Sama kayak Nae, suka banget ngerem mendadak" ucap Batz
"Maaf, aku terlalu kaget denger ucapanmu"
"Kenapa?"
"Ke apartemen Nae? Kalian tinggal bareng?"
"Ga. Kadang-kadang aja"
"Tidur bareng?"
"Iya"
"Hah?? Kalian udah tidur bareng?"
"Iya. Tapi tenang aja. Dia punya prinsip bakal jaga kesucianku sampai sah. Jadi pikiranmu buang jauh-jauh. Aku masih bersih. Dia cuma meluk aja pas tidur"
"Oh.. Aku kira"
"Gak kok. Yuk jalan lagi"
"Oke"
"Pantes Batz cinta Nae. Dia sangat menjaga Batz. Aku mengikhlaskan kalian, Batz" batin Nat

"Sudah sampai. Mau mampir?" tanya Batz
"Ga usah. Aku mau packing. Besok kalau kalian sempat, datang ya"
"Oke. Besok aku kabarin. Nite"
"Nite.. Makasi ya, honey"
Batz mengangguk

Sesampainya di apartemen.
"Hai, sayang.." ucap Nae menyambut Batz
"Hai, sayang. Aku mandi dulu ya. Kamu udah mandi?"
"Udah kok. Aku mandi dulu sebelum pergi tadi"
"Oh. Oke. Tolong casin hp ku ya"
"Siap, nyonya"
Batz tersenyum dan berlalu ke kamar mandi

"Aku sangat mencintaimu, Batz" gumam Nae melihat punggung Batz

Usai mandi, Batz menyusul Nae ke kasur.
"Sini, sayang.." ucap Nae menepuk lengannya agar Batz tidur diatas lengan Nae
"Nanti kamu pegal lagi"
"Hahahaha aku kangen kamu"
"Aku juga. Gimana tadi dinnernya?"
"Udah aku salamin sama MomDad. Mereka kangen kamu juga"
"Kapan kamu ketemu mereka lagi?"
"Gatau. Katanya mereka mau honeymoon ke Italia dulu" ucap Nae cemberut
"Hahahaha kok mukamu seperti itu"
"Aku juga pengen honeymoon. Nikah yuk, sayang"
"Astagaaaa ga ada romantis-romantisnya nih anak. Ngelamar anak orang di atas kasur"
"Hahahahahaha iya ya. Yaudah, honeymoonnya duluan aja yuk"
"Ayuk"
"Eh.. Ga lah. Aku udah janji. Aku sah-in kamu dulu, baru kita honeymoon tiap hari"
"Mampus deh gue" ucap Batz menatap Nae takut
"Hahahahahaha aku ga sekejam itu sayang. Tapi kalo kamu kiat, aku pasti seneng"
"Aku tidur duluan ya"
"Hahahahaha jangan dong, sayang. Aku cuma bercanda"
"Bercandamu serem"
"Hahahaha tadi gimana sama Nat?"
"Tadi karoke, dia nyanyinya kode. Kaya kamu pas pdkt, dia nangis pas lagu Adelle. Sama kaya kamu"
"Hahahaha lagu itu emang pas banget, sayang. Dan kamu peka banget ya ternyata"
"Aku cuma diem ajasih. Menikmati kalian yang galau 😜"
"Jahat kamu, sayang. Terus gimana?"
"Trus kami dinner. Bahas masa sekolah, temen-temen, sama bahas keluarganya. Dia sempet nangis, aku peluk sampe reda. Udah tu kami lanjut ke pantai. Dia minta maaf. Nanya salah ga perasaannya. Dan.. Aku minum dulu ya" ucap Batz  bangun lalu mengambil minum
"Hahahahahahha kamu selalu begitu, sayang. Orang sedang asik menikmati cerita, kelakuanmu ga bisa ditebak. Yang mau ke toilet lah. Yang inget ada janji lah, mau minum lah. Yang paling absurd kamu inget belum pake alis. Hahahaha bisa gitu, b"
"Aku juga gatau. Reflex mumpung inget. Daripada aku lupa lagi"
"Hahahaha tapi itu kadang yang bikin aku mau ketawa kalo lagi santai ataupun presentasi"
"Hah? Presentasi kamu inget keanehanku?"
"Iya. Kelakuanmu itu ampun deh. Masa iya lagi bahas masa depan, tiba-tiba kamu inget pulsamu abis"
"Yah gimana, by"
"Hahahaha gpp, sayang. Itu yang buatku makin cinta"
"Hahahaha mau lanjut?"
"Iya dong. Lanjutin"
"Tadi sampe mana?"
"Di pantai"
"Ih ga.. Udah jauh"
"Iya ya. Oh.. Dan.."
"Dan apa?"
"Yamanakutau.. Kan kamu yang cerita"
"Oh.. Em... Bentar.."
"Aku bisa bantu dragon ball ngumpulin 7 bolanya dulu ga?"
"Bisa kok. Bantu avatar nguasain 4 elemennya juga bisa"
"Hahahaha jadi apa?"
"Dan... Dia minta ijin buat nyium aku"
*glek*
"Te..rus?"
"Aku memberinya ijin" ucap Batz menatap mata Nae
Nae menunduk menghela napas
"The last kiss, sayang. Dia akan mengikhlaskanku denganmu. Itu bukan ciuman seperti di club. Dia menciumku benar-benar murni ingin melepaskan. Dia menangis di sela ciuman kami"
"Kamu membalasnya?"
"Setelah ia menangis? Iya. Sebelumnya? Tidak. Saat aku membalasnya, tangisnya makin kencang. Bahunya sampai bergetar. Aku terakhir melihatnya seperti itu saat ia pulang sekolah dan melihat ibunya telah dipukuli oleh ayahnya, sebelum akhirnya ia dan ibunya pergi ke luar negri. Maafkan aku, sayang. Percayalah, itu hanya ciuman perpisahan untuk rasa cintanya. Itu terakhir kalinya bibirku di cium orang lain selain tunanganku. Kamu mau menghapusnya untukku?"
"Aku gatau harus merespon apa. Marah? Jelas. Tapi aku ga bisa marah sama kamu. Kecewa? Penjelasanmu membuang rasa itu. Aku gatau, sayang"
"Ciuman pertamaku itu kamu. Dan aku ingin, kamu juga menjadi ciuman terakhirku"
"Sayang..."
"Ya.."
"Jadi.. Kamu?"
"Bukankah aku pernah bilang, bahkan kalau saat ini kamu meminta aku melayanimu, aku akan melakukannya. Tapi terima kasih karena kamu masih memegang prinsipmu. Aku sangat mencintaimu. Tidak ada yang lain lagi"
Nae menangis mendengar pernyataan Batz.
"Eh? Kok kamu nangis?"
"Kamu sweet banget"
"Iya, aku emang manis"
"Sayang.. Bisa ga saat ini jangan ngerusak suasana?"
"Hahahahaha iya iya. Maaf. Lanjut lagi aja nangisnya"
"Ga bisa. Udah kacau. Sweet mu ga sweet lagi"
"Hahahahaha ngambekan ih"
"Biarin.. Eh, sayang.."
"Ya.."
"Aku mau menghapus bibirnya dari bibirmu. Boleh? Masi berlaku ga?"
"Lakukanlah" ucap Batz tersenyum
Nae tersenyum nakal.
"Hanya cium. Ga ada jatah. Aku ngantuk. Besok jam 7 pagi kita ke bandara. Anter Nat pergi, bisa?"
"Bisa, sayang. Kita berangkat besok pagi"
"Oke.."
"Jadi cium aja?"
"Iya. Dia juga cium aja. Jadi kamu ngapus cium aja"
"Baiklah" ucap Nae menghela napas
"Aku lelah, sayang"
"Iya, aku mengerti"

Batz mencium Nae, Nae tersenyum dan membalas ciuman Batz dengan menghisap tiap inchi bibir Batz. Mereka berciuman cukup lama. Nae melepas ciuman mereka dan mengecup singkat bibir Batz.
"Aku sudah menghapusnya. Sekarang bibir ini hanya milikku" ucap Nae mengusap bibir Batz
"Posesif"
"Biarin 😜"
"Kamu lama banget. Berasa tebel nh bibirku"
"Hahahaha aku ga pernah bisa bentar kalo itu berhubungan denganmu"
"Hahaha sudah yuk, sekarang kita tidur. Maafkan aku yaa"
"Jangan dibahas lagi. Ciuman tadi penutup masalah hati Nat denganmu"
Batz mengangguk lalu mencium singkat bibir Nae.
"Nite, sayang. Love you" ucap Batz
"Nite, baby. Love you more" ucap Nae mencium kening Batz

Keesokan harinya.
"Sayang.. Bangun yuk. Katanya mau nganter Nat" ucap Batz
"Iya, sayang. Kamu mandi duluan ya, cantik"
"Iya. Kamu juga bangunlah"
"Siap nyonya"

Usai mandi dan rapih.
"Kamu mau ke bandara aja cantik banget sih?"
"Aku pake baju tidur aja kamu bilangnya cantik"
"Hahahaha iya juga. Sarapan dulu ga?"
"Bawa aja ya kuehnya. Makan di mobil aja"
"Pake mobil? Yakin? Ga heli aja?"
"Eh?"
"Kamu selalu lupa siapa tunanganmu"
Batz tersenyum

Sesampainya di bandara. Mereka menaiki heli, bukan mobil.
"Nat dimana?" tanya Nae.
"Gatau. Chatku belum dibaca"
"Honey.. Nae.. Akhirnya kalian datang" ucap Nat dari belakang mereka
"Astagaaa, Nat. Jangan jerit-jerit" ucap Batz
"Ah.. Aku merindukan kalian. Gatau deh kapan aku kesini lagi. Nae, kalau kalian ke luar, temui akulah. Kan sekarang kita sahabat. Aku pasti akan sangat merindukan kalian"
"Iya. Nanti kita bisa atur jadwal, iyakan, sayang?" ucap Nae merangkul pinggang Batz
"Tentu saja, sayang. Tenang aja, Nat. Kan kita masih bisa komunikasi" ucap Batz merangkul pinggang Nae
"Iya. Tapi kan beda, honey, komunikasi sama ketemu langsung. Iya ga, Nae"
"Iya. Kan kita masi komunikasi, jadi gampang nanti kita atur jadwal temu"
"Oke oke. Aku bentar lagi mau take off. Kalian langgeng terus ya. Aku tunggu undangan pernikahannya. Sampaikan salamku pada AomDarin beserta pacar mereka. Doakan aku cepat menyusul kalian. Hahaha"
"Aamiin. Iya, nanti aku salamkan. Makasi ya, Nat. Kabari aku saat kamu sampai"
"Iya, honey. Aku boleh memelukmu?"
"Kenapa ga?"
Nat melihat ke arah Nae. Nae mengangguk.
Nat memeluk Batz. Dipeluknya sangat erat.
"Makasi ya, honey. Aku pasti akan sangat merindukanmu. Berbahagialah, aku akan ikut bahagia. Aku menyayangimu"
"Iya, aku juga akan merindukanmu. Kita berdua harus bahagia. Aku juga menyayangimu. Kamu punya semua kontakku. Hubungi aku kapanpun kamu mau"
"Siap, honey. Nae, boleh aku memelukmu?"
Nae merentangkan kedua tangannya.
"Bahagiakan, Batz. Aku sudah mengikhlaskannya. Aku menyayanginya sebagai kakakku. Terima kasih"
"Iya. Pasti. Terima kasih, Nat"
Nat mengangguk lalu pergi.
Pesawat Nat terbang, membawa cintanya dan menjaga persahabatannya.

Batz menangis di pelukan Nae dan mereka kembali ke apartemen.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang