Last Kiss

5.1K 179 8
                                    

Keesokan harinya.
"Kamu jadi, sayang?" Tanya Nae
"Iya. Jadi. Gpp?"
"Gpp. Dia kan sahabatmu. Nanti lunch?"
"Yes, miss"
"Hahahaha mau dimana?"
"Terserah kamu aja. Oh iya, revisinya udah diruanganmu"
"Udah aku baca. Masih ada revisi, sayang"
"Huh.. Ya baiklah. Nanti aku ambil"
"Kalo ga, aku suruh yang laen ya revisiin"
"Apaan sih. Itukan kerjaanku. Ga usah. Nanti aku kerjain"
"Oke oke. Udah sarapan?"
"Udah tadi di pantry. Kamu?"
"Tadi meetingnya sekalian sarapan"
"Oh.. Kamu ga meeting lagi?"
"Sebenernya males" ucap Nae dan duduk di kursi Batz. Batz sedang sibuk memgambil berkas di lemari ruangannya.
"Kok males?"
"Aku pengen berduaan sama kamu"
"Ini juga lagi berduaan"
"Sayang.. Kamu paham maksudku"
"Ini jam kerja, sayang. Minggu kan kita bisa berduaan"
"Sayang.. Sini sih" ucap Nae menepuk meja Batz.
Batz duduk di mejanya.
"Ada apa?"
"Aku merindukanmu" ucap Nae memeluk pinggang Batz dan menenggelamkan wajahnya di perut Batz
"Hahahaha manjanya tunanganku" ucap Batz sambil mengelus rambut Nae.
Nae sedikit mengangkat Batz dan memangkunya menyamping.
"Mau apa, baby?"
"Mau manja sama kamu" ucap Nae yang sudah memeluk Batz dari samping.
Batz mengalungkan tangannya di leher Nae.
"Kamu ga keberatan posisi gini?"
"Aku lebih berat nahan rinduku, sayang" ucap Nae yang sudah menciumi rambut Batz.
"Emh.. Sayang.. Jangan buat hickey. Masih pagi" ucap Batz setengah mendesah.
Nae mencium bibir Batz. Menghisap tiap inchinya, memainkan lidahnya. Batz membalas tiap ciuman Nae. Tangan Nae sudah membuka kancing kemeja Batz lalu meremas dada Batz. Desahan Batz tertahan oleh ciuman Nae. Batz meremas tengkuk Nae. Ciuman Nae beralih ke leher Batz lalu dadanya. Nae memberi hickey di bagian atas dada Batz. Batz menggigit bibir bawahnya menahan desahannya. Setelah cukup puas, ciuman Nae beralih kembali ke leher lalu bibir Batz. Lalu Nae melepas ciuman mereka dan mencium singkat bibir Batz.
"Terima kasih, sayang" ucap Nae
Batz tersenyum.
"Masih males?"
"Ga dong. Udah semangat sekarang. Berkat kamu"
Nae mencium bibir Batz lagi. Batz melepasnya.
"Katanya udah?"
"Masi lama, sayang. Kerjaanku udah selesai"
Batz tersenyum. Nae kembali mencium Batz. Tangannya masih asik di dada Batz.

"Batz... Ups" ucap Darin yang masuk ke ruangan Batz
Batz melepas ciuman mereka.
"Ngapa, Dar?" Tanya Nae
"Sialan lo! Di kantor, sempet aja lo"
Sementara Batz langsung duduk di meja merapihkan pakaian dan rambutnya.
"Ada apa, Darin?" Tanya Batz sambil merapihkan rambutnya
"Berkas kita, udah direvisi?"
"Oh.. Itu, udah. Ada revisi lagi katanya. Tapi belum gw ambil. Dan ini ada proposal baru" ucap Batz mengambil berkas di dekat Nae. Nae manarik tubuh Batz ke pangkuannya.
"Astaga, Nae Suthatta!" Ucap Darin
"Sayang.. Ada Darin. Aku mau ngasi proposal ini"
"Ya kasih aja. Kan meski dipangku juga tetep bisa"
BatzDarin menghela napas.
"Biarin lah Batz. Jadi gimana?" Ucap Darin
Batz menjelaskan tentang proposalnya sementara ia masih di pangkuan Nae. Nae memeluk Batz dari belakang sambil menciumi pundak Batz.
"Oh.. Oke. Acc aja Batz"
"Oke. Thank you"
"Yoo. Heh, big boss. Yuk meeting" ucap Darin
"Iya. Masi 15 menit lagi kan dari jadwal biasa gw?" Tanya Nae
Darin mengangguk
"Yaudah. Gw keruangan gw dulu"
Nae mengangguk.

Usai Darin keluar.
"Udah ya, sayang. Kamu kan mau meeting, aku mau ngurus revisimu itu"
"Iya iya. Cium dulu"
Batz menoleh dan mereka berciuman lalu Batz melepasnya.
"Udah ya"
Nae mengangguk. Batz mengambil tisu dan mengelap bibir Nae.
"Berantakan banget ya?"
"Ga banget. Cuma ya aneh aja lipstik kita gabung"
"Hahahaha meski kamu pake lipstik, bibir manismu tetap terasa, sayang"
"Berisik. Diem dulu. Aku bersihin dulu"
Nae mengangguk.
"Sudah. Pergilah. Meeting menunggumu"
"Baiklah, sayang. Semangat ya!" ucap Nae mengecup singkat bibir Batz
Batz mengangguk.
Usai Nae keluar, Batz membersihkan bibirnya dan merapihkan bajunya. "Bahkan dia sempat-sempatnya buat hickey" gumam Batz melihat dadanya
Lalu Batz melanjutkan pekerjaannya dan NaeDarin meeting.

Saat lunch, BatzNae makan di salah satu resto milik Nae.

Pukul 4 pm.
-honey, udah selesai?- Nat
-udah. Kamu dimana?- honey
-di depan kantormu. Kamu?-
-tunggu ya. Aku turun sekarang-
-oke, honey-

"Udah lama?" Tanya Batz yang sudah masuk ke mobil Nat
"Belum kok. Kamu cantik"
"Ya, sudah tau"
"Hahahahaha mau kemana kita?"
"Loh? Kan kamu yang ngajak"
"Iya sih. Ya kan siapa tau kamu mau kemana gitu"
"Aku ikut kamu aja"
"Oke.. Laksanakan"
Batz tersenyum

"Sudah sampaaaiii" ucap Nat
"Karaoke?"
"Iya. Gpp kan? Nanti kita baru dinner"
"Iya. Gpp. Yuk masuk"
Nat mengangguk

Sesampainya di ruang karaoke.
Nat menyanyikan lagu galau. Kebanyakan lagunya menyatakan betapa ia sangat mencintai Batz. Batz paham maksud dari semua lagu pilihan Nat. Apalagi saat Nat menyanyikan lagu 'All I Ask-Adelle'. Bahkan Nat sampai mengeluarkan air matanya.

"Yah.. Udah abis. Padahal masih mau lagi" ucap Darin
"Mau nambah, apa langsung dinner?"
"Dinner dulu ajadeh. Kalo ada waktu, ntar kita jalan lagi ya, honey"
Batz mengangguk

Saat dinner.
"Honey.. Aku minta maaf"
"Udah, jangan dibahas lagi ya. Aku udah maafin kamu"
"Makasi ya"
Batz mengangguk. Mereka membicarakan tentang masa sekolah, kehidupan masing-masing. Ibu Nat sudah bercerai, meski mereka sudah membicarakannya via telpon, Nat tetap membahasnya. Nat kembali menangis. Batz berpindah posisi ke samping Nat dan merengkuh Nat ke dalam pelukannya. Ia membenci Ayahnya namun ia juga merindukannya. Cukup lama mereka dalam posisi itu.
"Kamu orang yang kuat. Buktinya kamu bisa buktiin ke aku kalau kamu sekarang sukses kan?"
"Kamu bangga ga sama aku?"
"Sangat bangga. Teman sebangkuku yang super manja bisa berdiri sendiri di panggungnya sendiri"
"Hahahaha kamu berlebihan"
"Ga lah. Dan kamu masih rendah hati. Masi inget sama aku. Itu buatku lebih bangga"
"Aku ga akan mungkin melupakanmu, honey"
"Makan lagi yuk"
Nat mengangguk
Mereka berbincang ringan, mengingat kelakuan teman-teman semasa sekolah.

"Honey.. Karaoke lagi yuk"
"Hah?? Lagi?"
"Iya. Kalo nonton, ga puas akunya"
"Gamau cari tempat dimana gitu, kita ngobrol aja"
"Dimana?"
"Taman?"
"Keramean. Ah.. Aku ada tempat. Yuk"
"Okee"

"Pantai??"
"Iya. Tenang. Aku butuh ketenangan"
Batz mengangguk
BatzNat duduk berdampingan di atas pasir di pinggir pantai.
"Honey.."
"Yaa.."
Nat menyandarkan kepalanya di pundak Batz.
"Apakah rasaku salah?"
"Ga. Itu hakmu. Mungkin bukan maumu juga rasamu muncul kepadaku"
"Iya. Kalau saja aku bisa milih. Tapi aku ga menyesal hatiku memilihmu. Kamu memang pantas dicintai, honey"
"Makasih, Nat"
"Honey.. Aku mohon, jangan merubah sikapmu padaku"
"Apakah saat ini aku berubah?"
"Tidak. Aku takutnya, saat aku pergi lagi, kamu akan berubah"
"Kamu tidak akan memdapatkannya. Aku jamin itu"
"Makasi, honey. Aku tidak pernah berpikir bagaimana aku tanpamu"
"Jangan berlebihan. Kamu bisa"
"Ga, honey. Kamu malaikatku. Meski aku ga bisa miliki kamu, asal kamu berada di dekatku, aku udah senang"
"Iya. Kamu memiliki aku sebagai sahabatmu. Sama seperti Aom"
"Makasi, honey"
Batz mengangguk.

"Honey.. Aku boleh minta satu permintaan?"
"Apa?"
"Boleh aku menciummu?"
"......"
"Aku janji. Ini adalah ciuman terakhir yang aku lakukan padamu. Sebagai bentuk aku melepasmu sebagai cintaku. Aku akan berada disampingmu sebagai sahabatmu"
"...."
"Maafkan aku, honey" ucap Nat tertunduk
"Maafkan aku, sayang" batin Batz
"Lakukanlah" ucap Batz
"Hah?"
"Kamu mau menciumku kan? Lakukanlah. Untuk terakhir kalinya aku mengijinkan orang mencium bibirku selain tunanganku"
"Terima kasih, honey"
Batz mengangguk

Nat mencium bibir Batz, membiarkannya cukup lama hanya menempel. Lalu perlahan, Nat menghisap bibir Batz tiap inchinya atas bawah. Batz yang awalnya hanya diam, membalas ciuman Nat setelah Nat menangis di sela ciuman mereka. Saat Batz membalas ciumannya. Nat makin menangis. Batz mengelus punggung Nat tanpa melepas ciuman mereka. Setelah tangis Nat reda, Nat melepas ciuman mereka dan mengecupnya singkat.
"Terima kasih, honey"
"Iya. Sama-sama" ucap Batz menghapus air mata Nat
"Aku menyayangimu"
"Aku juga, sebagai sahabat"
"Iya, aku mengerti"
"Ikhlaskan aku"
"Pastinya, honey. Bahagiamu adalah bahagiaku. Doakan aku mendapatkan yang mencintai tulus sepertimu menyayangiku"
"Pasti, Nat. Kamu besok pergi jam berapa?"
"Jam 7, honey. Kamu bisa datang?" Ucap Nat yang saat ini sudah menyandarkan kepalanya di pundak Batz
"Akan aku usahakan. Nanti aku datang bersama Nae. Kamu yang semangat disana. Jangan galauin rasa ini lagi. Kita tetap bersama meski sebatas sahabat"
"Iya, honey. Aku pasti merindukanmu. Kalau ada libur, kita maen lagi ya. Kamu juga, kalo ke luar, samperin aku dong"
"Hahaha iya. Kita nanti maen. Aku usahakan. Kan komunikasi kita ga putus"
"Siap, bos"
Mereka tertawa lalu pulang pukul 10 pm.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang