Hot News

6.5K 249 24
                                    

Keesokan harinya.
Nae kembali menjemput Batz.
"Sarapan dulu ya?" Ucap Nae
"Ga ditempat kemaren"
"Oke. Kamu mau dimana?"
"Di kantor"
"Hah? Sarapan apa?"
"Kita ke kantor aja"
"Baiklah"

Nae melajukan mobilnya ke kantor. Sesampainya di lantai ruangan mereka, Batz mengajak Nae ke pantry.
"Kita mau sarapan apa?" Tanya Nae
"Ini. Aku buat sarapan"
Nae terkejut. Ia sangat senang mendengar ucapan Batz
"Kamu memasaknya sendiri?"
Batz mengangguk
"Makasih, Batz"
Batz tersenyum

Batz membuatkan Nae nasi goreng. Tanpa kecap. Ada telur dadar dan ceploknya juga. Nae sangat menikmati sarapannya. Ia sangat lahap menyantapnya.
"Kamu kapan terakhir makan?" Tanya Batz
"Kemarin malam, bersamamu, abis nonton itu. Kenapa?"
"Semangat banget makannya, ga pernah makan nasi goreng?"
"Eh.. Pernah sih. Tapi ga pernah seenak ini. Nasi goreng buatan calon istri yang dibuat dengan penuh cinta"
"Kamu kurang sajen. Aku ambil minum dulu"
"Huh.. Selalu saja ga direspon"
Batz tersenyum mendengar ucapan Nae.

Batz sarapan duluan, ia berdiri di dekat jendela pantry, menatap kota dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Lagi liat apa?" Tanya Nae yang sudah berdiri di belakang Batz
"Kota. Padet banget" ucap Batz pelan
"Apa?"
Nae memajukan sedikit badannya. Batz menyandarkan badannya di badan Nae. Nae kaget namun senang.
"Kota. Padet banget" ucap Batz
Oh.. Itu. Ya semua nyari kerjaan disini. Banyak yang berpikir kerja di kota enak. Gaji besar. Meski iya tapi tuntutan juga besar"
Batz mengangguk.
"Kamu minum kopi?" Tanya Nae
"Kamu ga?"
"Sesekali"
"Mau nyoba?" Ucap Batz memberikan kopinya
"Minumin" ucap Nae manja
Batz memberikan gelasnya ke bibir Nae. Nae meminumnya.
"Sangat pas dengan seleraku. Kamu udah cocok"
"Aku nanti makan siang diluar ya"
"Sama siapa?"
"Teman"
"Cewek apa cowok?"
"Cewek"
"Dia jemput kamu?"
"Gak. Kita ketemuan"
"Aku antar ya"
"Ga usah"
"Aku yang antar. Ga ada penolakan"
"Pemaksa"
"Aku ga akan tega ngebiarin kamu jalan sendiri naik angkutan"
"Ga jauh juga"
"Gak. Pokoknya tetep aku antar"
"Terserah"
"Aku boleh ikut?"
"Ini di mall, yakin?"
"Kenapa harus di mall sih?"
"Strategis"
"Untuk dia. Kamu kan agak jauh"
"Biasa aja"
"Oke. Aku ikut. Aku pake masker aja"
"Ga usah. Nanti repot"
"Hih.. Kamu ini. Aku ikut pokoknya"
"Yayaya terserah"
Nae tersenyum.
"Masih mau?" Tanya Batz memberikan kopinya
Nae mengangguk

"Wuih.. Masi pagi, udah romantisan aja" ucap Darin
Batz langsung berdiri tegak sedangkan Nae menatap Darin tajam.
"Aku ke ruangan dulu"
Nae mengangguk
"Aku ke ruangan dulu, miss" ucap Batz pada Darin
"Iya, Batz"

"Kampret lo! Ganggu banget sih" ucap Nae kesal
"Ya udah sih"
"Kan jarang-jarang gw bisa gitu"
"Iya ya? Maaf deh. Udah sarapan lo."
"Hih.. Lo ngerusak momen. Udah, tadi sama Batz. Dia yang buat sarapan"
"Ciyeee dimasakin calon istri"
"Gw juga tadi bilang gitu ke dia, eh dicuekin"
"Hahahaha oh iya, gw cuma mau ngambil berkas. Gw mau pergi ya"
"Oh iya iya. Oke. Hati-hati. Kabari gw perkembangannya"
"Siap! Nah, gw pergi, romantis-romantisan lah lo sana"
"Hahahaha bangke lo"
NaeDarin tertawa dan keluar dari pantry.

"Batz.. Gw hari ini pergi. Lo bantu Nae ya. Ada beberapa pekerjaan gw, lo bisa handle kalo dibutuhin Nae"
"Iya, miss"
"Sip. Makasi Batz"
"Sama-sama, miss"

-aku mau pergi. Jadi ikut?- my batz
"Yuk" ucap Nae sudah di pintu ruangan Batz
"Astagaaa selalu bikin kaget"
Nae hanya tertawa

Begitu sampai di mall.
Nae memakaikan Batz jaket kulitnya. Ia sendiri mengganti setelannya. Kali ini ia menggunakan celana panjang hitam, t-shirt putih, jaket kulit hitam ber-hoodie, sepatu boots hitam, topi putih, masker serta kaca mata hitam.
"Kamu yakin?" Tanya Batz
"Masih keliatan Nae ya?"
"Ga sih. Kamu yakin keluar pake baju ini?"
Nae mengangguk.
"Baiklah"

Mereka menaiki lift menuju food court.
"Batz..."
"Aom..."
Mereka saling berpelukan.
"Udah lama banget ga ketemu"
"Iya. Lo sih kelamaan di Aussie"
"Yang penting kan komunikasi jalan terus"
Batz mengangguk
"Siapa?"
"Nae.. Teman Batz. Meski berharap lebih"
"Hah?"
"Jangan dihirauin"
Nae cemberut namun tidak terlihat karena tertutup maskernya.

"Nae.. Kaya ga asing ya. Oohh.."
"Sssstttt.. Jangan berisik" ucap Batz
"Oh.. Ya.. Nae Suthatta?" Tanya Aom
Nae mengangguk
Aom ikut mengangguk
"Pantes jaga penampilan"
"Biar ga diincer paparazzi, kasian Batz" ucap Nae
Aom mengangguk.

Mereka berbincang. Bernostalgia.
"Inget ga lo, pas lo kerjaannya berantem sama Peach?"
"Hahaha iya. Seminggu bisa 5x gw masuk kantor" ucap Batz
"Gila ya. Malah sekarang jadi bro akrab"
Batz mengangguk
"Lo inget ga kita makan nasi ayam bayar nasi telor?" Ucap Batz
"Hahahaha banyak dosa kita ini"
"Lo tuh yang ngajarin"
"Enak aja. Ada juga lo. Yang beli gorengan 3 bayarnya 5"
"Hahahahaa pake minta bonus pula"
"Daaannn saat beli es, beli satu dapet 3 gelas"
"Kok bisa?" Ucap Nae menimpali. Nae daritadi sangat menikmati percakapan BatzAom. Ia ikut tersenyum dan tertawa.
"Hahaha beli 1 gelas, minum, bilangnya kurang manis, minta gula, minum lagi, kemanisan, minta aer lagi" terang Batz
Semua tertawa.
"Kamu sangat berbeda saat bersama sahabatmu. Sangat hangat" batin Nae
"Oh iya, lo inget ga kita masuk kantor pas baru seminggu masuk sekolah?"
"Iya iya. Yang karna ribut itukan?"
"Sampe buat surat tanda tangan ortu loh"
"Dan lo panik"
"Dan lo gila" timpal Aom
"Gila kenapa?" Tanya Nae
"Batz nyuru gw buat minta tanda tangan ortu di kertasa kosong baru ditulis" ucap Aom
"Tapi lo lakuin kan?" Tanya Batz
"Iyasih.."
Semua kembali tertawa

Makan siang kali itu sangat menyenangkan. Nae banyak mendapatkan cerita kejutan tentang Batz.
"Udah abis nih jam makan siang. Besok-besok kita jalan ya" ucap Aom
"Iya nih. Oke. Kita kondisiin"
"Ajak yang laen pasti lebih seru"
"Iya. Ajak aja"
"Boleh ajak 'dia'?"
"Terserah" ucap Batz datar
"Hahaha ga lah. Ntar mood lo berubah. Lo juga ya?"
"Hah?"
"Ajak pacar lo"
Batz mengernyitkan dahinya.
"Tuh disamping lo"
Batz tersenyum. Nae lebih tersenyum. Namun ia masih berpikir, siapa dia yang dimaksud. Terlalu banyak dia di hidup Batz.

"Bye, sayang" ucap Aom
"Bye, sayang"
"Bye, Nae" ucap Aom pelan
"Hahaha bye, Aom"

BatzNae kembali ke parkiran.
Di dalam mobil.
"Kamu sering manggil sayang?"
Batz mengangguk
"Siapa aja?"
"Yang pasti bukan kamu"
"Hih..." Gerutu Nae
Batz tersenyum.

*Darin*
"Ya, halo... Apa? Ya baiklah. Thanks ya" ucap Nae dan mengutak-atik hp nya.
"Huh.. Gilak! Dapet aja" ucap Nae
"Kenapa?"
"Ini..." Nae memperlihatkan hp nya kepada Batz. Hot news.
'Pebisnis muda, NaeNae Suthatta ditangkap kamera sedang berduaan dengan seorang wanita di kawasan mall'

"Mereka masih mengetahui itu kamu ya"
"Entahlah. Kok bisa. Untungnya kamu ga diketahui"
Batz mengangguk
"Tadi Darin?"
"Iya. Udah masuk gosip Internasional"
Batz menghela napas
*Mom*
"Hih.. Apalagi ini" ucap Nae kesal
Batz menggenggam tangan Nae. Nae tersenyum.
"Ya, Mom? Iya, itu aku. Bukan. Temen. Meski berharap lebih. Hehehe ga sih. Ya nanti aku kabari lagi. Oke... Ya, Dad? No! Sedang proses. Doakan aja. Ya. Thanks, Mom, Dad"
"Masalah tadi?"
Nae mengangguk.
"Mereka menanyakan kebenarannya"
"Mereka gatau aku kan?"
"Belum. Gatau nanti. Aku ga janji"
Batz hanya diam.

"Ke kantor lagi ya. Kita meeting jam 3"
Batz mengangguk.
Mereka kembali ke kantor. Selama perjalanan, tangan Nae tidak melepas genggaman tangan Batz, malah mengusap punggung tangan Batz dengan ibu jarinya. Batz hanya diam membiarkan.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang