Menyesal

4.8K 190 5
                                    

Saat dinner.
"Sayang, kamu mau pesan apa?" tanya Nae
"Apapun yang kamu pesan, aku makan" jawab Batz
Nae mengangguk dan memesan makanan

Saat pesanan datang.
"Batz..."
"Air..."
"Apa kabar?"
"Baik. Kamu?"
"Baik juga. Bisa minta kontakmu?"
Batz melihat ke arah Nae. Nae mengangguk. Batz menyebutkan nomornya.
"Oke. Thanks ya. Aku duluan ya"
"Oke"

"Siapa?" tanya Nae
"Temen SMP ku"
Nae mengangguk
"Gimana makanannya?"
"Bukankah kita sering kesini? Ngapain ditanya lagi?"
"Eh.. Iya. Gimana bukumu?"
"Tahap akhir"
Nae mengangguk
"Tentang apa?"
"Senja"
"Hah?"
"Senja"
"Itu apa?"
"Waktu di sore hari"
"Maksudku tentang apa"
"Kamu"
"Hah?"
"Kamu"
Nae mengangguk
"Bunganya bagus ya"
Batz mengerutkan dahinya menanggapi pernyataan Nae
"I-ini.. Bunganya.. merah.. bagus"
Batz mengangguk
"Iya, warna kesukaanmu"
"Harusnya pake lilin aromaterapi ya, sayang"
"Hah? Ini restoran loh, bukan spa"
"Iya. Ya"
"Kamu kenapa sih?"
"A-aku gatau. Gugup banget ngobrol sama kamu"
"Masalahnya?"
Nae menggeleng
"Aku kaya pertama kali pdkt sama kamu"
"Kamu mau cerita?"
Nae menggeleng
"Gimana di Bali?"
"Bagus"
Batz mengangguk memperhatikan Nae. Nae salting mendapati Batz sedang memperhatikannya.
"Ada yang salah dimukaku?"
Batz menggeleng
"Kok ngeliatnya gitu?"
"Kamu kenapa salting?"
"Ah.. Eh.. Itu.. Aku.."
"Aku cantik?"
Nae mengangguk. Batz menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu tunggu bentar ya"
Batz mengangguk

"Untuk kesayanganku. Aku minta maaf atas semuanya.. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu, Phichyaphakh Batz" ucap Nae yang saat ini sudah berada di atas panggung

BatzNae saling melempar senyum. Nae memulai menyanyikan sebuah lagu.

Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau

Maafkanlah sikapku...
Lupakanlah salahku..itu

Terlalu bodoh untuk diriku
Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku

Maafkanlah sikapku...
Lupakanlah salahku...
Luapkan kepadaku...

Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis
Terluka perasaan oleh semua ucapanku

Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksud untuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu...
Bila kau tak di sampingku

Semua bertepuk tangan mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Nae. Termasuk Batz yang memberikan standing applause.
"Terima kasih" ucap Nae menatap Batz dan kesemua orang

"Makasi, sayang" ucap Nae mencium pucuk kepala Batz sebelum ia duduk
Batz mengangguk
"Suaramu bagus" ucap Batz
Nae menggaruk tengkuknya salting
"Mau pulang sekarang?"
Batz mengangguk

Selama perjalanan, mereka hanya diam. Namun Nae terus mencuri pandang kepada Batz.
"Kalo ada yang mau diomongin, ya diomongin aja"
"Eh?"
"Ngapain curi pandang?"
"Eh.. Itu.. Anu.."
"Kalo ga ada, fokus nyetir aja"
Nae mengangguk dan menghela napas

Sesampainya di rumah, Batz langsung menuju kamar.
Saat ditangga.
"Kamu belum mau tidur?"
"Belum. Kamu duluan aja"
Batz mengangguk dan masuk ke kamar.

Di ruang tv.
"Ada apa denganku? Mengapa salting dengan istri sendiri?" Gumam Nae

Sementara Batz sudah di atas tempat tidur.
-hai Batz- Air
-hai Air, ada apa?- Batz
-gpp. Kok belum tidur?-
-aku baru sampai. Kamu?-
-aku udah daritadi sih. Tadi Nae?-
-iya. Kenapa?-
-gpp. Cantik. Dia beruntung mendapatkanmu-
-aku yang beruntung mendapatkannya-
-seandainya itu aku. Pasti aku sangat bahagia-
-air.. Sudahlah. Itu sudah sangat lama-
-iya. Maafkan aku. Kamu tidurlah. Sudah hampir larut-
-iya. Kamu juga. Nite Air-
-nite Batz-

Kembali ke ruang tv.
"Dia udah tidur belum ya? Kok gw jadi gini sih?" Gumam Nae yang terus mengganti channel tv nya.

Tak lama, Nae mematikan tv nya dan beranjak menuju kamarnya.
Nae melihat Batz sudah tidur membelakanginya. Biasanya, Nae akan langsung naek dan memeluk Batz. Tapi kali ini dia segan, dia takut.
"Aku sangat merindukanmu, sayang" batin Nae

Nae mengganti baju dan melihat tumpukan kertas di meja kerja Batz. Nae membawanya ke atas kasur. Dibacanya tiap kata, kalimat, paragraf, halaman, lembar. Dalam satu halaman, Nae sudah menangis tersedu.
Itu adalah 'Senja', calon buku Batz yang hampir selesai. Semua tentang Nae. Dan sedikit tentang mereka.
Nae terus membaca dan terus menangis.
"Mengapa aku bisa melewatkan hal indah ini? Mengapa begitu bodohnya aku menyakiti hatimu" ucap Nae di sela tangisnya.

Batz yang dari awal Nae masuk belum tidur, mendengar semua gerak-gerik, perkataan dan tangisan Nae.

Usai membaca semuanya, Nae menaruh kertas tersebut ke tempat awal. Lalu Nae mengambil hp Batz.
"Sungguh sangat bodoh kamu Nae. Menyia-nyiakan orang yang mencintaimu sepenuh jiwa" ucap Nae pelan di sela tangisnya
"Begitu banyak yang mengangumi dan mencintainya. Gw ga kebayang kalau sampe melepasnya, pasti akan banyak yang antri menunggunya. Bodoh, bodoh, bodoh!" Ucap Nae mengacak rambutnya
"Lihatlah, Nae. Bahkan semua orang yang menyayanginya mengatakan lo beruntung mendapatkan Batz. Tapi lo, Nae. Ga tau diuntung" umpat Nae pada dirinya sendiri
Nae terus memaki dirinya, mengumpat, mengacak rambutnya, menggigiti bantal dan yang terakhir Nae ke kamar mandi. Nae berulang kali meninju dinding kamar mandi.
Ia merasa sangat bersalah. Ia sangat menyesal. Ia tak henti menangis. Tangannya yang berdarah sudah tidak ia hiraukan. Ia sangat marah pada dirinya sendiri, pada kebodohannya dan pada sakit hati Batz.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang