Satu minggu setelah dari Swiss, perlakuan Nae makin mesra ke Batz dan Batz juga mulai menunjukan perhatiannya. Seperti saat ini, via telpon.
"Sayang, kamu dimana?" tanya Nae
"Lagi di cafe sebrang, lunch sama Aom. Kamu udah selesai?"
"Iya, udah. Barusan"
"Udah makan?"
"Belum. Tadinya mau ngajak kamu"
"Tadi pagi jadi sarapan apa?"
Nae diam
"Ga sarapan?"
"Iya. Ga sempet"
"Tunggu disana"
"Kamu mau..."
Sambungan diputuskan
"Kalo ga cinta aja, udah gw pecat pasti" gumam Nae*cekrek*
"Sayang.."
"Makanlah" ucap Batz menaruh makanan di meja Nae
"Eh.."
"Makan. Nanti aku jelasin"
Nae menganggukSaat makan.
"Kok bisa?"
"Aku udah selesai makan sama Aom. Kamu nelpon, pasti ngajak makan. Inget tadi pagi kamu rapat, pasti ga sempet, jadi pas awal kamu nelpon, aku ngode Aom pesen makan. Pas aku tanya, kamu diem, aku lagi pamit sama Aom dan langsung kesini"
"Aom gimana?"
"Dia udah ke kantornya lagi"
"Makasi ya, sayang"
Batz mengangguk sambil mengambil minum
"Kenapa ga sarapan?"
"Ga sempet"
"Gimana mau jaga aku kalo jaga kesehatan aja kamu ga bisa"
*jleb*
"Iya, maafin aku. Aku janji ga gini lagi"
"Untuk diri kamu sendiri"
"Iya, sayang"
"Udah?"
Nae mengangguk.Batz membersihkan piring Nae lalu beranjak ingin keluar. Namun dengan sigap, Nae memeluk Batz dari belakang.
"Terima kasih. Terima kasih. Aku sangat menyayangimu" ucap Nae mencium punggung Batz
Batz membalikan badannya dan membalas pelukannya."Aku keruangan dulu" ucap Batz
Nae mengangguk."Betapa beruntungnya aku bila memilikimu, Batz" gumam Nae
*ehem*
"Batuk, miss Darin?"
"Hahahaha kasmaran tah, miss Naenae Suthatta ini?"
"Sejak ada, Batz? Ya, tiap detik di tiap harinya. Ada apa?" ucap Nae dan duduk di kursinya
"Waaahh.. Batz keren. Padahal banyak yang berlutut untuk cintamu. Namun Batz mampu membuatmu berlutut tak berdaya ya?"
Nae mengangguk
"Dan gw ga pernah bosan nunggu dia jatuh cinta ke gw. Gw juga aneh"
"Cinta. Lo yang buta sampe dibuat buta beneran"
"Dan pencetusnya cuma satu, Batz"
Mereka berdua tertawa"Ada apa?"
"Aussie. Lancar. Swiss?"
"Lancar. Gw juga dapet ciumannya disana"
"SERIOUSLY??"
"yes ma'am"
"F***ing crazy. Sampe mana?"
"Ga lah. Gw akan jaga dia sampe sah. Sebatas ciuman aja"
"Lo satu kasur kan?"
Nae mengangguk
"Ga ngapa-ngapain?"
"Ga. Cuma meluk dia aja pas tidur. Dan gw selalu lelap kalo meluk dia"
"Keren! Pertahankan prinsip lo! Gw dukung"
"Thanks, buddy""Gw denger dia balik" ucap Darin yang kini meminum minuman kaleng
"Kapan?"
"Kemaren"
"Terus?"
"Nyari lo, pasti"
"Lo tau kan? Cuma dia yang ngejer"
"Ya lo kebaekan"
"Terus gw harus gimana?"
"Waspada. Meski lo sama Batz belum resmi, gw liat dia mulai ngerespon lo. Sekarang, ada hati yang lo jaga"
Nae mengangguk
"Nanti gw langsung balik ya, mau check resto sama Batz"
"Kok lo sama Batz?"
"Udah deh, ga penting"
"Hahaha oke oke. Jagain dia. Gw kirim pengawal ya"
"Astagaaaa ga usah. Batz juga pasti risih"
"Terserah. Pengawal gw dibelakang kalian"
"Bodo amat"Pukul 4 pm
"Yok, Batz" ajak Darin
Batz mengangguk
"Mau pergi ya, sayang?" tanya Nae di depan pintu ruangan Batz
"Iya. Sama Darin"
"Apadeh lu. Udah nongol aje"
"Bodok. Aku kirim pengawal. Dibelakang kalian. Ga terima protes. Aku cinta kamu. Aku tunggu disini. Nanti aku antar pulang" ucap Nae dan berlalu ke pantry
"Seenaknya" ucap BatzDarin kompakPukul 5 pm.
*cekrek*
Batz diam mematung di depan pintu Nae.
"Batz.." batin Nae tercekat
Batz menghela napas dan berlalu ke lift menuju pemberhentian taxi.
"Batz.. Sayang.. Tunggu aku. Dengarkan dulu" ucap Nae sambil mengejar Batz.
Batz masuk taxi, Nae sempat menggedor kaca taxi tersebut namun sayang taxi berlalu.
"AAAARRRRGGGHHH! SHIT!" umpat Nae keras
Ia sudah tidak menghiraukan tatapan bingung para pegawainya.
Ia masuk ke kantornya dengan berantakan."Puas lo??" bentak Nae
"Kok kamu membentakku? Dia siapa?"
"Sekarang, pergi dari kantor gw, dari hadapan gw, dari hidup gw!" teriak Nae
"Nae.." gumam Darin
"Usir dia! Gw gamau liat dia lagi"
"Pergi! Sebelum gw bertindak kasar!" ucap Darin tegas dan dingin"Ada apa?"
"Batz.. Batz.." ucap Nae menangis di pundak Darin
Darin membiarkan Nae mengeluarkan semua sesaknya. Setelah reda, Darin mendorong pelan tubuh Nae, mendudukannya dan memberikan minum. Semetara ia duduk di meja Nae."Dia.. Teddy datang dan masuk ke ruangan gw setelah tak lama kalian pergi. Dia terus menggoda. Dia meminta gw menjadikannya kekasih. Gw menolaknya. Dia mencium gw. Gw terus menolak, dia mencium leher gw gw angkat mukanya, dia menyambar bibir gw. Gw mendorong tubuhnya, dia menekan tengkuk gw. Gw menahan pundaknya sambil mendorong, tekanannya di tengkuk gw makin kuat, saat itu juga Batz dateng. Gw langsung kaget ngeliat dia, tatapannya datar. Gw dorong tubuh Teddy, gw lepas dari pelukannya. Batz udah turun. Gw kejer, Batz udah naek taxi. Darin.. Batz gimana.. Batz.." ucap Nae kembali menangis.
"Shit! Nenek sihir!" umpat Darin
"Sekarang.. Biarin Batz nenangin diri dulu. Nanti lo kerumahnya. Minta maaf"
Nae memeluk pinggang Darin dan menyembunyikan wajahnya di perut Darin. Darin mengelus rambut Nae.-Batz, ini hanya salah paham- darin
-aku mau sendiri dulu. Belum mau bahas itu. Maaf. Makasi- batzDarin menghela napas.
"Nae..."
Nae mendongakkan wajahnya.
"Selesaikanlah. Jangan hanya menangis"
Nae mengangguk.Nae mencoba menghubungi Batz.
"Ga aktif" ucap Nae
Darin menghela napas
"Gw sangat mencintainya, Darin. Gw ga sanggup jauh darinya. Gw ga sanggup kalo sampe keilangannya. Darin.. Gw sayang banget sama dia"
"Iya gw tau"
Nae terus menangis dan Darin terua mengusap rambut Nae.Di lain tempat.
Batz masuk ke rumahnya.
"Ga sama Nae?" tanya Fon
"Gak"
"Ada masalah?"
"Ya. Aku mau sendiri. Jangan ganggu"
Fon menghela napas.Batz masuk ke kamar, ia mandi lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Batz membaca pesan Darin, membalasnya lalu mematikan hp nya.
"Saat aku ingin mencoba memulai, kenapa malah gini" ucap Batz
"Aku mencoba membuka hatiku, aku memberikan kesempatan untukmu membuatku jatuh cinta, aku mencoba memberikan perhatian, aku memberikan ciumanku, aku rasa kamu berhasil membuatku jatuh cinta, aku sedang memastikan dan sekarang aku tau aku mencintaimu. Namun dengan telak kamu menghancurkannya seketika. Sesakit inikah mencintaimu, Naenae Suthatta?" gumam Batz
"AAAARRRRGGGHHHH!" teriak Batz
Fon yang mendengar teriaka Batz hanya menghela napas.
"Aku mencintaimu. Ya, kamu telah berhasil membuatku jatuh cinta padamu. Tapi kenapa? Kenapa saat aku mulai yakin? Kenapa? Kenapa sesakit ini, Nae? Kenapa???"
Batz terus menangis.
"Sakit. Sangat sakit. Aku benci mencintaimu!" ucap Batz menggingit bantalnya menahan teriakan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. CEO
Fiksi Penggemar"Setiap orang punya kesalahan. Tapi mencintaimu bukan salah satunya"