Super Mega

5.5K 200 5
                                    

"Nek, usai sarapan, kami pulang ya. Aku ada meeting ntar siang" ucap Nae
"Iya, sayang, Batz?"
"Batz ikut aku pulang, nek"
"Emang aku mau?" tanya Batz
"Oh.. Belum mau ya?"
"Hahaha kamu terlalu sayang ya sama aku? Aku ngomong langsung di iyain. Aku ikut pulang sama kamu kok"
"Kamupun tahu jawabannya, sayang"
"Romantisnyaaa.. Jadi kangen masa muda" ucap nenek

Usai sarapan, mereka pamit pulang.
Di heli.
"Kamu mau pulang, apartemenku, rumahku, apa kantor?" tanya Nae
"Ke apartemenmu boleh?"
"Tentu saja, sayang. Kamu dan Darin punya akses bebas kesana. Kan itu juga punyamu"
"Jangan berlebihan"
"Kalau kamu menikah denganku, kau akan menjadi Mrs. Naenae Suthatta. Semua milikkku adalah milikmu, sayang"
"Aku ga mikirin itu. Yang penting saat ini aku bahagia bersamamu"
"Terima kasih, sayang" ucap Nae mencium tangan Batz. Batz mengangguk.
"Aku baca berkas dulu ya. Oh iya, hp ku belum aktif. Pasti sibuk lagi nih hp" ucap Nae
"Kamu pasti lelah"
"Untuk masa depan kita? Ga, sayang"
Batz tersenyum sangat manis
"Nanti pake syal ya pas turun" ucap Nae
"Kenapa?"
"Belahan dadamu terlihat"
"Kumat deh"
"Tanda kepemilikanku juga"
"Oh.. Iya. Iya"
Nae tersenyum dan mulai membaca berkasnya. Saat aktif, hp nya langsung mendapat telpon dari Darin. Apalagi kalo bukan masalah kerjaan. Tangannya juga tidak lepas dari tab yang sedang sibuk dengan emailnya.
"Bagaimana bisa aku sangat mencintaimu, Nae? Kamu memperlakukanku sangat sopan. Bahkan disaat bercinta dan aku tau nafsumu sudah di ubun-ubun, kamu masih sadar dan ingat untuk menjaga kesucianku. Padahal, kalau kamu meminta, aku dengan senang hati akan memberikannya. Namun kamu benar-benar memegang prinsipmu. Aku tahu nafsumu membara saat bersamaku tapi kamu sangat pandai menjaganya. Aku menyukainya. Kamu sangat menjagaku" batin Batz

"Sayang!" ucap Nae agak meninggi
"Apasih? Kok jerit-jerit?"
"Aku sudah memanggilmu daritadi tapi kamu sibuk melamun. Segitu mempesonanyakah aku?"
"Tinggi sekali percaya dirimu, anak muda"
"Hahahahaha kamu selalu berhasil buat aku tertawa, sayang. Oh iya, kita udah mau sampe. Aku juga ke apartemen dulu. Ganti baju"
Batz menangguk

Sesampainya di apartemen.
"Aku pergi ya, sayang. Nanti mau kemana?" tanya Nae
"Aku mau mandi dulu. Nanti kita dinner disini. Abis itu anter aku pulang ya"
"Siap, nyonya!"
Batz tersenyum. Nae mencium kening Batz sementara Batz menutup matanya.

Di kantor.
"Gimana?" tanya Darin
"Beres kok. Semalem juga udah bobo bareng"
"Prinsipmu?"
"Tetap pada prinsipku. Ia masih bersih"
"Keren lo"
"Ya, sudah tau"
"Nti malem ikut club?"
"Ga bisa. Gw mau dinner"
"Oke"

Sore hari.
"Sayang.." ucap Nae
"Di dapur"
"Aku mandi dulu ya"
"Yaa"

"Waahh.. Sepertinya enak" ucap Nae memeluk Batz dari belakang dan menciumi pundak Batz
"Masakannya apa akunya?"
"Kamu yang pertama. Strawberry. Aku suka"
"Penciumanmu tajam"
"Tubuhmu strawberry. Parfummu vanilla adalah wangi kesukaanku saat ini"
"Hahahahaa gombalnya tunanganku"
"Kamu?"
"Suka parfumku lah"
"Oh..."
"Dan wangi tubuhmu" ucap Batz berbisik
"Hahahahaha aku ke ruang tv ya. Mau check email dulu"
"Harus kerjaan lagi ya?"
"Maafkan aku, sayang"
"Gpp. Tapi kamu selalu tau, makan dan tidur bersamaku tanpa gadgetmu"
"Dan waktu itu adalah kesukaanku"
"Kamu terlalu menggilaiku"
"Dan kamu sekarang tau itu"
"Sudah, sana. Emailmu menunggumu. Bentar lagi aku selesai"
Nae mengangguk dan mencium pipi Batz

Usai dinner.
"Antar aku pulang ya"
"Pasti, sayang. Udah bilang, MamPap?"
"Udah. Mereka tau aku dinner denganmu"
"Pulang sekarang?"
Batz mengangguk

Di rumah Batz.
"Beres urusan rumah tangganya?" goda Fon
"Apasih, kak" ucap Batz malu
"Hahahaha beres kak. Terkendali" ucap Nae
Setelah berbincang sebentar, Nae pamit pulang.

Enam bulan kemudian.
Hubungan mereka berjalan lancar. Hanya ada sedikit salah paham yang terjadi. Dan semuanya dapat diselesaikan hari itu juga. Rata-rata keributan kecil terjadi karena keposesifan Nae. Seperti saat ini.
"Sayang.." ucap Nae masuk ke ruangan Batz
"Ya. Kenapa?"
"Menurutmu, rekan kerja kita Nam gimana?"
"Cantik"
"Phichyaphakh Batz! Are you f****** kidding me?"
"Eh? Kenapa? Kalo kamu nanya ke Darin, pasti dia juga jawab gitu"
"Tapi kan kamu tunanganku?"
"Hah? Apa hubungannya?"
"Kok kamu muji cewe laen depan aku sih?"
"Sayang.. Posesifmu mulai ga wajar"
"Ga wajar gimana?"
"Tadi, yang nanya aku tentang Nam siapa?"
"A..ku.."
"Terus?"
"Iya. Aku yang cari masalah. Hehehe maaf ya, sayang"
"Iya. Gpp. Aku kerja lagi ya"
"Oke.. Pakai blazermu! Too sexy!"
"Astagaaa.. Iya. Inikan di ruanganku. Cuma kamu sama Darin yang masuk"
"Ada Darin yang masuk selain aku"
"Yang bener aja, Naenae Suthatta. Kamu cemburu sama Darin??"
"Eh?"
"Posesifmu sangat berlebihan. Apa aku boleh cemburu sama Aom?"
"Ya ga lah. Aom loh"
"Bedanya sama Darin? Come on, baby"
"Iya. Maaf. Aku terlalu takut."
"Jangan menggenggam pasir, sayang. Kamu akan secara tidak sadar kehilangannya"
"Iya. Salahku. Ingatkan aku kalau mulai berlebihan. Jangan tinggalkan aku"
"Iya. Sekarang aku mau kerja lagi boleh"
"Iya, bla.."
"Iya. Kalo keluar aku pakai blazerku. Kan braku juga ga tembus pandang"
"...."
"Jangan menatap dadaku seperti itu"
"Eh? Iya. Aku keruanganku dulu"
"Iya. Kamu ada meeting kan? Aku lunch sama Aom ya"
"Jangan lirik-lirik..."
"Jangan terlalu ramah, jangan diladenin, jangan tebar pesona, selalu inget kamu cinta aku kan?"
"Perfect baby"
"Dan aku ga kerja-kerja, sayaaaaang"
"Eh iya.. Aku keluar" ucap Nae dan berbalik mendekati Batz
*cup*
"I love you" ucap Batz setelah mencium Nae
"Love you more" ucap Nae dengan senyum mengembang

Dua bulan kemudian. Hubungan mereka makin mesra. BatzNae sudah saling mengenal karakter dan kepribadian masing-masing. Saat ada meeting  di luar negri, Batz juga sering malah hampir selalu ikut. Namun sikap over Nae masih sering membuat keluarga dan sahabat menggelengkan kepala terutama Batz yang kadang kewalahan meladeninya.
Seperti saat ini saat mereka sedang berkumpul di rumah Nae.
"Eh, Batz, gw denger Natasha balik ya kesini? Lo dulu deket kan sama dia?" tanya Mar
"Iya. Dia temen sebangku gw pas SMA. Kok lo kenal?"
"Siapa yang ga kenal dia, Batz. Dari SMA kan banyak yang ngincer"
"Iya. Kadang dia kesel sendiri dan gw abis jadi samsaknya kalo dia udah kesel"
"Lo punya kontaknya?"
"Punya lah. Semalem juga dia chat. Besok sampe dan mau meet up"
"Natasha artis itu, Mar?" tanya Darin
Mario mengangguk
"Eh.. Ini dia chat lagi" ucap Batz menunjukkan hp nya yang langsung diambil oleh Nae
"Sedeket apa kamu sama dia?" tanya Nae yang sedang duduk di depan Batz
"Dia sahabatku"
"Kok ga cerita?"
"Kan udah lama ga ketemu. Jangan dicemburui"
"Dia manggil kamu honey"
"Ya cuma panggilan aja"
"Aom aja manggil nama"
"Sayang.. Jangan cemburui dia. Besok pas meet up kamu ikut ya. Liat sendiri aja. Cuma sebatas sahabat"
"Dia cantik, terkenal, pintar, sexy. Ah.. Lengkap"
"Kamu bicara apasih"
Semua yang ada disana sudah menggelengkan kepala melihat posesifnya Nae.
"Kok aku ga pernah liat chatnya?" tanya Nae
"Jarang chat. Kalo ada beberapa kan langsung kamu apus. Udah deh, by"
"Tapi dia..."
"Posesifmu udah super mega. Aku ga ngerti lagi. Aku jelasin ya. Aku sayang cuma sama kamu. Cintaku cuma kamu. Hatiku memilihmu. Apa itu kurang jelas?"
Nae menghela napas.
"Iya, aku ngerti. Maafkan aku"
"Udah ya. Jangan dibahas. Besok kita meet up. Sama Aom juga. Iya kan Aom? Darin mau ikut?"
AomDarin mengangguk
"See? Clear?"
"Okay, baby" ucap Nae menoleh dan mendapat ciuman dari Batz.
Semua tertawa melihat kelakuan Nae yang super manja apabila bersama Batz.

Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang