4. Christian.

4K 194 3
                                    

Keep VOMMENT yaw!

Entah kenapa aku merasa kesal saat gadis bar-bar itu dirangkul oleh Virsye.

Ada perasaan sakit yang aku rasakan. Entahlah. Perasaan apa ini sebenarnya? Apakah aku.. tidak. Tidak mungkin.

"Gue juga balik. Kasihan Daffa sendirian dirumah." Kataku.

"Yaa.. padahal loe kan baru aja ngumpul sama kita." Kata Marcel.

"Iya nih.. bapak rempong cuman lo doang." Kata Aldo dengan tawanya yang khas.

"Gue harus balik nih. Kasihan Daffa dirumah." Kataku.

"Iya deh. Kita mah gak bisa ngelarang bapak rempong ini pulang. Hati-hati ya." Kata Alda.

"Hmm.. bye guys." Aku langsung beranjak pergi.

But, wait..

Aku melihat Aurel menginjak kaki Virsye lalu pergi meninggalkan Virsye.

Aku berdiri menyembunyikan badanku.

Sebenarnya, mereka pacaran atau enggak sih? Kelihatan di depan mereka sangat romantis. Tapi, dibelakang.. kayak anjing sama kucing.

Daripada aku memikirkan hal yang tidak berguna, aku memilih untuk segera ke mobilku dan melajukannya kembali pulang.

Akhirnya aku sampai rumah. Aku melihat jam. Ternyata masih pukul setengah 8 malam.

Aku berlari kecil memasuki pintu rumah. Dan segera Membukanya.

Aku berjalan memasuki ruang makan. Dan menemukan Daffa makan seorang diri.

"Tumben pa sudah pulang. Biasanya juga jam 9." Katanya sambil fokus ke makanannya.

"Ada acara tadi. Makanya papa pulang cepet." Aku duduk didepannya.

Mengambil makanan yang sudah disediakan oleh bi iyem.

"Kamu sudah belajar?" Tanyaku.

"Sudah." Jawabnya singkat dan sama sekali tidak mau menatapku.

Aku melanjutkan makananku. Mencuekan sikap Daffa. Sifatnya memang seperti itu. Sudah kebal.

Setelah selesai makan, aku masuk ke ruang kerjaku dan menyelesaikan pekerjaanku yang aku tinggal tadi.

ΔΔΔΔ

Aku berdiri mematung di depan gedung yang lumayan besar dan tinggi.

Kenapa aku bisa kesini sih? Kenapa aku bisa ke kantornya gadis bar-bar itu sih? Ada apa dengan tubuhku?

"Cari siapa ya pak?" Tanya seseorang. Aku menoleh pada orang itu. Seorang satpam.

"Mau cari gadis ba.. maksud saya Aurelia." Kataku.

"Oh.. sudah buat janji pak?" Tanya nya.

Apakah Aurelia sangat penting dikantor ini? Sampai aku ingin bertemu dengannya membutuhkan janji.

"Belum sih pa.." ucapanku terpotong oleh seseorang.

"Ada apa pak?" Wait.. aku mengenali suara ini. Aku menoleh. Dan benar.

"Gadis bar-bar?!" "Om gila?!" Ucap kami berbarengan.

"Enggak nona. Bapak ini mau menemui nona. Tapi, belum buat janji." Katanya.

"Gak apa pak. Lagian saya gak ada jadwal keluar kok." Katanya ramah. Cantik juga kalau ramah.

Something Big ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang