28. Christian.

2.3K 108 2
                                    

Mencintai dalam diam adalah cara paling elegant dari seorang perempuan.

● ● ●

Aku berlari masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa. Kemudian membuka pintu kamar tak sabaran.

Disana seorang dokter kepercayaanku dan teman-teman Aurel berdiri di samping kasur.

"Aurel kenapa dok?" Tanyaku.

"Nyonya Aurel gak kenapa-napa kok. Cuman kekurangan darah aja.." ucap dokter itu. "Nyonya Aurel juga kurang istirahat. Kata teman-temannya, dia sedari tadi melakukan pekerjaan rumah dan tidak ada yang boleh membantunya," lanjutnya.

"Kita sudah minta sapunya, tapi dia nya gak mau.." sahut Evelyn.

"Lebih baik, kamu sewa pelayan yang memang khusus untuk membersihkan rumah.." usul dokter itu.

"Sudah ada dok.. bahkan lebih dari cukup untuk membersihkan rumah." Jelasku.

"Rumah lo segede ini, Christian. Pelayan lo ada berapa 3? Haha.. lo bercanda?" Anisa tertawa hambar.

"Ada 5. Yang 2 lagi pulkam.."

"Sama aja ada 3!" Kata Anisa sebal.

"Bedalah! Pelayan gue ada 5 yang 2 di lagi pulkam. Kalo 3 ya gak ada yang pulkam.." kataku tak mau kalah.

"Ehem!" Suara deheman berhasil membuat perdebatan gak berfaedah aku dan Anisa terhenti.

"Saya kasih resep ini. Kamu bisa tebus di apotek.." dokter itu memberikan kertas berisikan tulisan tak terbaca darinya.

"Tulisan dokter sama Daffa, masih bagusan tulisan Daffa dok. Sungguh.." kataku jujur.

"Terserah kamu mau bilang apa, pokoknya resep ini harus sudah di tebus dan berikan ke Aurel waktu dia bangun.." kata dokter itu cuek akan penghinaanku.

Mungkin dokter itu sudah kebal soal aku selalu mengomentari tulisannya saat ia memberi resep seperti ini.

"Saya pulang dulu. Permisi.." dokter itu langsung melenggang pergi.

Aku mengeluarkan ponsel.

"Dateng ke rumah, segera.." kataku setelah panggilan teleponku terjawab. Aku langsung mematikan sambungan telepon.

"Lo telepon siapa?" Tanya Evelyn.

"Anak buah. Males keluar rumah lagi.." kataku sambil menunjukan kertas resep padanya.

Aku duduk di samping Aurel. Mengusap pucuk kepalanya pelan. Dia terlihat sangat tenang. Oh Tuhan..

"Ini gara-gara gue.." kata Anisa.

Aku menatapnya bingung. Menaikan satu alisku. "Kenapa memangnya?" tanyaku.

"Gue cerita kalau Bastian mau dateng.." katanya pelan. Aku mengernyit.

"Siapa Bastian?" Tanyaku. Api kecemburuan mulai terbakar disini.

"Cinta pertama sekaligus orang yang berjanji bakalan lamar Aurel waktu dia sudah pulang.." jelas Evelyn.

Tanganku mengepal dengan sangat erat saat mendengar nama orang yang menjadi cinta pertama Aurel.

"Terus kemana dia?! Kenapa dia tinggalin Aurel sendirian?!" Tanyaku berapi-api.

"Bastian sekolah di London.."

Belum selesai Anisa menjelaskan, aku mendengar suara Aurel.

"Ch-christian.." panggilnya. Aku langsung melihat Aurel. Matanya masih terpejam.

Something Big ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang