37. Christian.

1.9K 100 3
                                    

Aku akan tetap menunggumu. Walau itu 1000 tahun lamanya.

● ● ●

Aku berlari ke arah resepsionis. Oh Tuhan.. istriku dalam keadaan bahaya dan bayi kami juga.

"Dimana pasien bernama Aurelia Miller?" Tanyaku dengan cepat.

"Masih di ruang UGD. Pendarahan.." belum selesai suster itu bicara, aku sudah meninggalkannya.

Siapapun yang melakukan hal ini, aku akan membunuhnya. Sampai aku mengenal orang itu, aku akan membunuhnya. Sungguh.

Aku melihat disana sudah ada Virsye dan teman-teman Aurel. Apa mereka tahu?

Aku berjalan ke arah jendela. Para dokter entah sedang melakukan apa pada istriku.

"Gue tahu ini berat buat lo. Tapi, lo sabar aja. Kita berdoa ke Tuhan aja, kalau Aurel gak apa-apa." Kata Virsye di sebelahku.

"Kenapa orang yang gue sayang selalu kecelakaan dengan yang namanya mobil, Vir? Alexis dulu juga meninggal karena mobil. Gue gak mau sampai Aurel ikut Alexis dan ninggalin gue disini." Kataku. Suaraku serak.

"Gue tahu kalau Aurel kuat di dalem sana. Lo tenang aja. Mending sekarang lo tenangin diri dulu? Lo mau apa? Kopi? Teh? Air putih? Susu?" Tawar Virsye.

"Gue mau duduk. Gue gak kuat." Kataku lemah. Aku duduk dibangku yang kosong sebelah kamar UGD.

Oh Tuhan.. Selamatkan Aurel. Cukup Alexis yang kau ambil. Jangan Aurel. Kalau anak kami gak selamat gak papa, tapi selamatkan Aurel.

● ● ●

Dua jam kemudian. Dokter akhirnya keluar dari ruangan itu.

Aku segera berdiri dan menghampirinya diikuti Virsye dan teman-teman Aurel.

"Suami nyonya Aurel?" Tanya dokter itu.

"Gimana keadaan istri saya dok?" Tanyaku dengan perasaan was-was.

"Keadaan kandungan nyonya Aurel sangat mengkhawatirkan, pak. Jika keadaan nyonya Aurel tidak membaik, saya takut dia akan kehilangan bayinya." Jelasnya.

Seketika gaya gravitasi di bumi menghilang begitu saja dan seperti jiwaku pergi dari ragaku.

"Apa.." kataku lemah.

"Iya, kalau keadaan nyonya Aurel tidak membaik, keadaan bayinya juga akan semakin memburuk." Jelas dokter itu lagi dan semakin membuatku down.

"Kenapa dok? Kenapa bisa begitu?" Tanya entah siapa itu.

"Nyonya Aurel mengalami pendarahan berat. Mungkin perut nyonya Aurel terbentur trotoar atau sesuatu yang keras. Dan itu menyebabkan rahimnya mengalami pendarahan." Jelasnya.

Oh Tuhan.. siapa yang tega melakukan hal ini? Hanya orang yang sangat membenci Aurel lah yang melakukan hal ini.

"Apakah tidak ada cara lain untuk menyelamatkan adik dan calon keponakan saya dok?" Tanya Virsye.

"Maaf, tidak ada. Kalian berharap saja pada kesehatan nyonya Aurel dan semoga nyonya Aurel cepat membaik." Kata-kata dokter itu semakin membuatku down.

"Saya permisi."

"Dok.. apakah tidak ada yang boleh masuk ke sana?" Tanyaku.

Dia tampak berpikir. "Saat ini tidak dahulu, pak Miller. Biarkan nyonya Aurel istirahat."

Something Big ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang