26. Aurel.

2.3K 118 0
                                    

i hope my bestfriend meets a boy who loves her as much as i love her because sometimes i think she forgets how well she should be treated

- 살아 해요

● ● ●

Aku berhasil mengerjai sahabatku dan kakakku. Mereka datang karena aku mengatakan jika aku seorang diri di rumah.

"Hahaha.. bahkan kalian masih menggunakan piyama tidur.." aku tertawa untuk kesekian kalinya.

"Gue enggak.." timpal Nathan.

"Hahaha.. bahkan Ryan masih menggunakan sandal kamarnya.." aku tertawa lagi.

"Lo nyuruh gue waktu nyawa gue belum ke kumpul. Yaudah gini deh jadinya.." kata Ryan membela dirinya.

"Kau mengesalkan dek.." sahut Virsye kesal. Dia masih menggunakan celana piyama panjang dan kaus polos putih.

"Lyn.. untung lo gak pake lingerie.. coba kalo lo pake, pasti lo sampe rumah gue cuman pake gitu doang.." kataku.

Pasalnya, Evelyn ini suka sekali tidur menggunakan baju jaring itu. Buktinya, waktu aku nikah, dia kasih aku baju jaring itu.

"Untung ya gue ketiduran pake baju rumah. Kalo enggak.. ckck.. mau ditaruh mana muka gue.."

"Kalian kok bisa langsung kesini waktu Aurel bilang kalau dia sendirian?" Tanya Christian. Dia mendekapku.

"Pasalnya dia spam. Kami terganggu.." ucap Anisa menjelaskan. Aku hanya menyengir tak berdosa.

"Oke. Lebih baik sekarang kalian tidur disini saja. Kalau pulang bisa-bisa terjadi sesuatu sama kalian.." kata Christian bijak.

"Gue mau sholat dulu.." kata Ilham.

Diantara kami bertujuh yang agamanya berbeda hanya Ilham. Tapi, kami tidak mempersalahkan itu. Toh, Tuhan kita sama. Kenapa harus membeda-bedakan orang karna agamanya?

"Langsung ke kamar tamu aja ya Ham.." kataku mengintrupsi.

Tapi, kalau ia sedang puasa, kami tak enak dengannya. Jadi, kami kadang juga ikut puasa walau hanya gak makan tapi tetap minum.

"Kalian istirahat sana. Besok kalian kerjakan?" Tanya Christian. Aku berada di dekapannya yang hangat.

"Iya.." jawab Anisa dan Evelyn malas. "Kita berdua masuk dulu ya.."

"Iya.. kalian kamar yang sana.." aku menunjuk 1 kamar dengan pintu berwarna putih.

"Oke.."

"Vir.. kayaknya gue gak perlu kasih tau kamar lo dimana.." kata Christian.

"Iyalah.. guekan sudah terlalu sering nginep disini.." kata Virsye.

"Nginep disini? Kapan?" Tanyaku.

"Waktu dia mabuk. Kalau pulang ke rumah takut kamu gebukin.." jawab Christian.

"Ohh.. yang waktu kau bilang ada meeting dan harus nginep di apart itu.. kau berbohong?!" Serangku. Aku mendekap kedua tanganku di dada.

"Ehmm.. anu.. huaamm.. aku ngantuk. Aku tidur duluan ya.." dia langsung ngacir meninggalkanku.

"Virsye!! Aku belum selesai ngomong!" Teriakku. "Dasar!!"

"Hahaha.. yaudah masuk kamar yuk.." Christian mendekap pinggangku dengan erat.

"Ehem.. kita tidur dimana?" Tanya sebuah suara dan aku langsung menoleh.

Something Big ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang