2. Christian.

5K 235 4
                                    

Keep VOMEENTS yaw!

Aku menatap kesal punggung wanita yang baru saja menabrakku.  Dia satu-satunya perempuan yang berani melawanku. Ya. Hanya dia.

Cantik sih, tapi ngeselin. Sayang banget punya muka cantik tapi sifatnya ngeselin. Dan satu lagi, dia sangat judes.

Aku memilih tak menghiraukan kejadian tadi. Aku memilih melanjutkan berjalan ke mobilku.

Setelah sampai, aku langsung masuk ke ruanganku. Dan duduk dikursi kebesaranku.

Aku mendekar interkom berbunyi. Aku mengangkatnya.

"Kenapa?" Tanyaku to the point.

"Ada seseorang ingin menemui bapak." Kata Diana, Sekretarisku.

"Suruh dia masuk." Kataku tegas tanpa bantahan.

"Oke pak. Saya akan menyuruhnya masuk." Katanya. "Terima kasih pak." Lanjutnya lalu menutup telepon.

Pintu terbuka. Dan aku melihat siapa yang menjadi tamuku kali ini.

"Hei sob.." sapanya.

"Virsye.. ngapain lo kesini?" Tanyaku.

"Gue kangen sama sahabat gue satu ini. Semenjak Alexis meninggal, lo gak pernah nongkrong bareng sama kita." Katanya.

"Emang kalian nongkrong dimana aja?" Tanyaku sesaat setelah ia duduk.

"Dimana saja." Jawabnya. "Makanya, lo itu cek grup kita." Lanjutnya.

Aku mengambil ponselku. Membuka kembali aplikasi LINE.

Dan benar grup chat ku sampai 999+

"Lo sama anak-anak bahas apa aja sampai 999+ gini?" Tanyaku.

"Banyak hal." Katanya cuek.

Sudah lama sekali aku tidak membuka LINE. Mungkin sudah 6 tahun lebih aku tidak membukanya.

"Lo kesini mau ngapain?" tanyaku.

"Lo gak berubah ternyata." Kata Virsye sambil tersenyum. "Gue kesini mau kasih undangan ini ke lo." Lanjutnya. Lalu dia memberiku undangan berwarna ungu pucat.

"Siapa yang nikah?" Tanyaku. Aku mengambilnya.

"Si Ethan sarap sama si model Marsya." Jawabnya.

Aku membacanya. Ternyata benar. Ethan sarap akhirnya nikah juga.

"Lo dateng kan?" Tanya Virsye memastikan.

"Tentu saja. Dia kan teman gue. Gue akan dateng." Kataku sambil mengangguk setuju.

"Bagus deh." Katanya.

"Lo gak ada urusan lagi kan? Pulang sana. Gue sibuk." Kataku mengusirnya.

"Yaelah.. gue diusir. Iyadeh gue pulang. Gak berfaedah juga gue disini. Bye pak CEO." Katanya.

"Gausah balik ya." Teriakku.

"Nanti lo kangen lagi." Katanya alay.

"Pergi Vir.." usirku.

"Dadah sayang.." dia kiss bye ke aku.

"VIRSYE SINGH KELUAR!!" teriakku.

Dia tertawa "lo sama saja kayak dulu. Gak bisa sabar." Dia tertawa terbahak-bahak sambil keluar ruanganku.

Dan aku kembali fokus ke pekerjaanku. Beginilah aku sehari-hari.

ΔΔΔΔΔ

Entah sudah jam berapa sekarang. Aku malas melihatnya. Dan aku masih punya banyak pekerjaan untuk dikerjakan.

"Pak Christian.. saya pamit pulang dahulu ya." Kata Diana.

Something Big ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang