3. Aurelia.

4.6K 203 2
                                    

Keep VOMMENT yaw!

Setelah aku pulang kerja, aku langsung pergi pulang.

Dan kalian tahu, jalanan MACET parah. Dan aku terus mengumpat di sepanjang jalan.

Aku menklakson jalanan yang sama sekali enggak bergerak.

Oh Tuhan!

Kenapa jalanan hari ini macet sekali?!

Setelah 40 menit aku tidak ada pergerakan sama sekali dijalanan, akhirnya aku bisa melanjutkan perjalanan pulangku.

Aku memarkirkan mobilku sembarangan dan keluar dari mobil.

Aku segera masuk ke dalam rumah.

"Aurel pulang.." teriakku.

"Berisik amat sih?!" Aku menoleh dan mendapati wajah kesal Virsye. Kakakku.

"Terserah aku dong mau teriak kek mau nyanyi kek. Suara aku juga." Kataku cuek.

Aku berlalu meninggalkan Virsye.

"Virsye.. Mama gak masak ya?!" Teriakku dari dapur.

"Enggak. Mama lagi ada arisan sama temen-temennya." Katanya.

"Rubhi kemana?" Tanyaku.

"Katanya sih ngedate sama pacarnya." Jawabnya.

Aku kalah dengan Rubhi. Padahal aku dan Rubhi masih tua aku. Tapi, dia sudah mendapatkan pacar. Lah aku? Jangan ditanya.

"Oh oke." Aku masuk ke kamarku dan menutup pintuku.

Aku menghempaskan tubuhku ke kasur. Memandang langit-langit kamarku.

Hari ini hari melelahkan jiwa dan ragaku. Hfft..

Aku melepas sepatuku, lalu melepaskan jaketku dan pergi mandi.

Aku ingin berendam air hangat. Tubuhku benar-benar letih.

Setelah puas berendam air hangat aku keluar dari kamar mandi. Tentu saja aku sudah mengenakan baju.

"Virsye.. ngapain kau di situ? Minggir!" Aku mendorong tubuh Virsye agar menjauhi kasurku.

Bukannya bangun, dia hanya bergeser saja.

"Eh Virsye sarap.. bangun." Aku menariknya agar duduk. Dia akhirnya bangun. Puji Tuhan.

"Aku mau ke mcd. Ikut gak?" Tanya nya.

"Tumben banget ngajak. Biasanya juga ngajak gebetannya." Gerutuku.

"Si Elena diambil om-om sarap." Katanya.

Aku hampir tertawa ngakak setelah mengetahui hal itu. "Sudah aku bilang Vir.. Elena gak baik orang nya." Ceramahku.

"Elena baik. Dan akan selalu baik." Ngototnya.

"Serah deh Vir. Kalau Rubhi tahu, habis sudah dirimu di ejek." Kataku.

"Jangan kasih tahu dia, pliss.." dia menunjukan puppy eyes yang bakalan buat cewek lainnya kelepek-kelepek. Tapi, aku? Aku malah jijik menatapnya.

"Jijik Vir. Jijik." Aku menjauhkan wajahnya dengan telapak tanganku.

"Aku beliin es krim kesukaanmu deh." Katanya.

Aku tertarik dengan tawarannya. "Oke. Deal." Aku tersenyum licik.

"Kamu kira ini arena balapan liar gitu? Pake acara deal-deal segala." Katanya kesal.

"Biarin lah. Suka-suka aku lah." Kataku.

"Jadi ikut gak ke mcd? Katanya laper tadi." Tanya nya.

Something Big ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang