More

1.7K 181 11
                                    

Taeyong Pov

Bel istirahat pun berbunyi.

Aku dan Chaerin keluar dari aula sambil berpegangan tangan.

Menunjukan ke semuanya bahwa kami akan bertahan walaupun angin kencang menghadang kami.

Di satu sisi, seluruh siswi menatap kaget kami.

Kebanyakan mereka menganga oleh kemesraan Chaerin dan aku.

Aku semakin percaya diri.

Aku melihat wajah Chaerin. Seperti kepitik rebus.

Merah merekah dan tidak lawas, matanya membulat karena sesosok yang dia takutkan berdiri di hadapan nya sambil menatapnya dengan penuh kebencian.

Chaerin menahan tanganku untuk lebih jauh berjalan.

Tapi aku meyakinkan dirinya untuk tidak usah takut.

Semakin dekat kami dengan sesaeng fans ku, semakin itu pula tangan Chaerin mendingin dan gemetaran.

Kami sudah saling bertatap-tatapan.

Yoora menatap kami secara bergantian dan berdecak meremehkan kami berdua.

"Kalian sungguh pasangan yang luar biasa cocoknya. Aku cemburu. Oppa kau tega meninggalkan ku demi wanita ini."

Aku memutar bola mataku. Kapan aku memiliki hubungan dengan sesaeng fans ini.

Aku merasa sedikit kesal dengan sesaeng fans ku yang benar-benar tergila-gila denganku.

Masih berpegangan dengan tangan tangan Chaerin, ku dekatkan wajahku tepat ke telinganya dan berbisik.

"Jika kau seorang sesaeng fans, jadi lah fans yang baik. Aku sangat menyayangi wanita di sebelahku ini. Jika kau menyentuhnya tanpa seizinku, nyawa mu di tangan ku."

Wajah sesaeng fans ini langsung berubah.

Antara ngeri dan takut. Ku jauhkan mulutku dari telinganya dan tersenyum.

Dengan santainya aku menarik Chaerin untuk ke kelasku.

Ku dudukannya dikursiku. Kami hanya berduaan dikelas ini.

"Chaerin-a, bila ada orang seperti itu lagi, beritahu aku. Aku memang sudah muak dengan sesaeng fans yang benar-benar menggila itu."

Ucap ku sangat kesal kemudian melihat Chaerin masih tertunduk.

"Kau kenapa? Ada yang salah?"

Chaerin mendongak dan melihat ku.

"Aku merasa seperti perusak hubungan kau dan para fans mu. Aku jadi tidak enak. Citra mu rusak gara-gara kau menjadi namja chingu-ku. Jadi -"

"Kita tidak akan putus. Cuma gara-gara orang seperti itu kau menyerah. Perasaanku selama ini buat apa? Jangan permainan aku Yoon Chaerin."

Ego ku memuncak.

Bagaimana tidak, belum 24 jam sebelum kami jadian, Chaerin ingin kami putus.

Aku sungguh sangat kecewa.

Aku langsung mengambil bola basket dan bermain basket di lapangan sekolah.

Namun, aku selalu tidak fokus untuk memasukkan bola ke ring basket.

"Kenapa tidak masuk. Arghhh..."

Teriak ku frustasi. Sepertinya aku sudah gila karena satu perempuan.

"Lee Taeyong, kau sedang stres?"

Teriak Ten dari arah kantin. Kantin dan lapangan cukup dekat.

Biasanya setelah main, kami akan berlari ke kantin untuk mengurangi rasa haus kami.

"Jangan mengganggu ku."

"Mana yeoching mu? Tidak minta semangat darinya begitu?"

Tanya Jaehyun yang ku balas dengan tatapan tajam.

"Apa aku salah?"

Tanya Jaehyun tanpa rasa bersalah.

Aku masih sibuk dengan aktivitas ku.

Sempat kulirik kelas Chaerin. Ku gelengkan kepalaku dan masih memantulkan bola basket ke tanah.

"Chaerin-a? Annyeong. Melihat Taeyong main bakset?"

Perkataan Ten langsung menghentikan permainan ku dan ku tatap sosok yang membuat ku tidak fokus.

"Sebenarnya bukan itu tujuanku. Tapi makasih sudah mengingatkan."

Mwoya? Aku kecewa.

Bagaimana tidak?!

Dia sama sekali tidak memberiku semangat dan ku lihat Chaerin berjalan mendekati Mark kemudian tersenyum lembut.

"Mark aku akan ke rumah mu nanti. Ku hebat bermain gitar kan? Ajarkan aku, oke?!"

Mark mengganguk kepalanya mantap.

Chaerin tersenyum lagi. Oke, sekarang wajahku masam sekali.

Aku sangat cemburu. Kemudian tatapan Chaerin beralih kepadaku dan menatapku dengan lembut.

"Taeyong-a. Hwaiting."

Hatiku langsung luluh dengan perkataan itu.

Dengan ditemani senyumannya saja pertahanan ku sudah luluh.

Aku berjalan mendekati mereka dan menyerahkan bola pada Jaehyun.

"Jaehyun-a pegang bola ini. Aku ingin ke kantin sebentar."

Ujar ku dingin dengan mereka.

Raut wajah Chaerin tiba-tiba berubah.

Aku langsung pergi ke kantin.

Saat aku berjalan dengan cepat, satu suara yang mengusik gendang telingaku.

"Taeyong-a tunggu aku. Aku juga ingin ke kantin."

Chaerin masih memanggil namaku.

Tuhan aku tidak kuat sekarang. Aku berhenti dan menunggunya.

"Kenapa cepat sekali jalannya. Aku juga mau ke kantin. Kajja."

Ujarnya langsung memegang tanganku dan menarik ku ke kantin.

Omo.

Dia memegang tanganku. Tuhan tolong jangan bangunkan aku kalo bila ini mimpi.

Bagaimana bisa seorang malaikat memegang tangan ku tanpa dosa.

Persetan dengan amarahku tadi.

Yang penting Chaerin memegang tanganku.

Sesampainya di kantin, Chaerin sama sekali tidak melepas genggaman tangannya dari ku.

Kami sempat menjadi pusat perhatian, lantaran Chaerin sangat pamer kemesraan denganku.

Sedikit demi, sedikit senyum mengembang di bibir ku.

This moment made me even more fond of her day by day.

~To Be Countined~

Hai...

Btw mau Kasih tau sesuatu.

Bukan, bukan mau nembak kalian😝

Wattpad ku agak error😔 jadi kalo publish, harus liat dulu. Siapa tau belum diedit😥

Makasih, ya atas pengertian nya😍

Dan ngga nyangka sudah 1K Views. Eyeyeyeyey... Demi cabe Thailand, aku sangat bergembira🎉🎉.

Juga makasih yang sudah vote😢. Hanya Gusti yang membalas kebaikan kalian😖

Stop cuap cuap.

Karena Tinggi Chanyeol 1 meter lebih, aku akan melanjutkan ff ku.

Bye bye😍😍😍

Rain (FanFiction Lee Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang