Moment

1.3K 111 6
                                    

Sebelum baca, coba tengok ke part sebelumnya. Minta jawabannya sis. Btw cek work juga ya sis😉😉


Taeyong Pov

Sudah seminggu ini dia hanya berbaring di tempat tidur.

Semenjak kejadian itu, ia sama sekali tidak berbicara padaku. Makan pun hanya berharap dari infus yang ada. Chaerin selalu menolak untuk makan.

"Chaerin-a, ayolah. Kita makan, jika kau makan, aku akan berusaha untuk menghubungi Mark. Tapi kau harus makan dulu."

Sebenarnya aku tahu ini tidak akan berhasil, tapi aku berharap semua usaha ku dia hargai.

"Chaerin-a tolonglah, sekali ini saja. Aki yakin Mark akan sedih jika kau begini, jadi tolong lah, eo!?"

Chaerin malah membalikkan tubuhnya, sama sekali tidak ingin melihat ku. Itu membuatku frustasi.

Apa yang harus aku lakukan?

Aku mengambil ponsel ku, dan mencari nomor Jaehyun.

Ku ketik pesan untuk Jaehyun.

'Jaehyun-a, kau tahu kabar dari Mark? Tolong beritahu aku sekarang.'

Sambil menunggu balasan pesan dari Jaehyun, aku melihat punggung Chaerin. Ada rasa iba, dan kesal. Bukan kesal karna ia selalu memikirkan Mark, kesal karena ia tidak ingat akan kesehatannya. Apa dia tidak ingat ia baru sadar dari koma?

"Chaerin-a, aku baru saja mengirimkan pesan untuk Jaehyun, aku memintanya mencari tahu tentang kabar Mark untuk mu. Jadi tolong lah, aku berjanji, aku akan membiarkan mu bertemu Mark! Jadi makanlah."

Berlahan punggung Chaerin berbalik menghadap padaku. Ada rasa senang dalam hatiku. Aku sempat tersenyum melihat ia seperti ini. Chaerin pun duduk di ranjangnya.

"Aku tidak seperti orang yang kejam kan? Apa aku mirip seperti orang yang tidak memiliki hati?"

Tiba-tiba Chaerin berbicara seperti itu. Aku terkejut dan melihat kearah matanya. Matanya berkaca-kaca.

"Beritahu aku, aku tidak pantas disebut manusia kan?! Aku ini tidak memiliki hatikan?"

"Tidak! Kau tidak tahu apa yang dia rasakan. Jadi, jangan berpikir yang aneh Chaerin. Kau tidak salah, jadi jangan salahkan dirimu sendiri."

"Tidak, bagaimana bisa ia berjuang sendiri, tanpa aku melihat hatinya walaupun hanya sekali. Dia pasti sedih. Jangan telpon atau hubungi dia. Aku tidak ingin ia melihat wajahku. Tolonglah."

Chaerin menangis. Sampai-sampai bahunya bergetar. Ku tarik ia mendekat padaku, ku peluk dan ku elus punggungnya.

"Ini bukan salahmu, Mark pasti memafkan mu. Yakinkan dirimu, sayang. Jangan merasa bersalah, jika Mark tahu kau menangis seperti ini, ia akan membunuhku. Jadi berhentilah. Ingat didalam surat yang diberi Mark padamu? Ia menyuruhmu bahagia, bukan menangis mengingatnya."

Masih menangis, bahkan Chaerin sampai senggukkan.

Ponselku berbunyi, tanda ada pesan masuk. Pasti Jaehyun, batinku.

Ternyata benar, Jaehyun yang mengirim pesan tadi.

'Mark bisa dihubungi, cobalah untuk menghubunginya, akhir-akhir ini, ia memang sibuk karena ia baru saja pindah ke sana.'

Baiklah, ayo kita selesaikan semua ini. Aku tidak ingin orang yang paling ku sayang seperti ini.

Saatku ingin bicara pada Chaerin, aku baru sadar dia sudah tertidur. Ku baringkan ia diatas tempat tidurnya. Tidak lupa ku kecup keningnya.

Rain (FanFiction Lee Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang