Find

1.2K 123 12
                                    

Mark Pov

Handphone ku bergetar diatas nakas.

Ketika melihat siapa yang memanggil, aku langsung mengangkat telepon tersebut.

"Mark, kau dimana? Bisa temani aku disini? Aku sendirian."

Suara lembutnya membuat ku ingin melompat senang karena ia menelpon.

"Aku? Aku sekarang dirumah? Wae? Perlu sesuatu?"

"Ani! Bisa jemput aku? Aku akan memberi alamatnya!"

"Otw ambil jaket."

Terdengar kekehannya dari ujung sana. Terdengar lucu.

Dan jujur aku merindukan tawanya. Beberapa hari sudah aku tidak melihat dan berbicara bersama Chaerin.

Tunggu apa lagi, kita harus menjemputnya sekarang.

Pesan masuk saat aku sudah berada dimobilku.

Bioskop? Kenapa dia berada di bioskop?

Tanpa ragu, aku menginjak pedal gal mobilku.

Ternyata memang betul Chaerin disana. Mengetuk-ngetuk sepatunya dan menunduk dengan bibir yang cemburut.

Titt titt(no ambigu😂)

Seperti tersentak, Chaerin langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum bak anak yang diberi permen.

"Mark! Aku sudah lama menunggu mu."

"Ya, jangan teriak! Malu diliat orang!"

Chaerin menutup mulutnya dan terkikik. Setelah selesai bercanda, Chaerin langsung membuka pintu mobil dan duduk disebelahku.

"Kita kemana tuan Putri?"

"Jangan memanggilku seperti itu! Menggelikan."

"Arraseo! Jadi kita kemana?"

"Em... Ke suatu tempat yang bisa membuatku tertawa dan tersenyum."

Dimana itu? Aku memutar kepalaku untuk mencari tempat seperti itu. Bukankah, Chaerin selalu tertawa dimana saja?

Namun, seketika tempat itu muncul di otakku.

"Aku tahu tempat itu. Tapi kita harus mencari truk sampah!"

"Hah, truk sampah? Untuk apa?"

"Ketempat dimana kau bisa tersenyum dan tertawa. Mau tahu dimana itu?"

Chaerin menatap ke arah depan. Dengan ekspresi yang sangat bloon.

"Dimana?"

"Surga."

Ucapku langsung tertawa keras sampai bergema keseluruh mobil.

Tapi lain dengan ekspresi Chaerin, ia memukul ku terus menerus.

"Ya! Kau mendoakan ku supaya cepat mati? Teganya!"

"Arraseo. Aku tahu tempatnya. Sudah jangan begitu. Jika badanku biru-biru, mau tanggung jawab?"

Maulah. Halalin kamu aja aku mau, batinku.

"Sudahlah. Cepat pergi moodku sudah sangat turun."

"Oke, oke."

Dijalan, banyak lelucon yangku lontarkan untuk Chaerin.

"Chaerin-a, kau tahu kenapa ayam menyebrang tidak lihat kiri kanan?"

"Karena... Emm... Tidak tahu? Kenapa?"

Aku tertawa terlebih dulu sebelum menjawab pertanyaan itu.

Rain (FanFiction Lee Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang