Umbrella

2K 199 6
                                    

Chaerin Pov

Aku menunjukkan wajah gusarku dikursi ini.

Bagaimana tidak, eomma dan appa akan pergi jam 7.45 pm, jadi aku akan mengantar mereka menggunakan taksi.

Mereka tampak sibuk dengan semua peralatan untuk mereka perlukan disana.

"Ada yang ketinggalan?"

Eomma mengedarkan penglihatannya untuk memastikan tidak ada yang ketinggalan.

"Eobseo. Chaerin-a kajja." (tidak ada)
Aku bangkit dari kursi dan memasang jaketku.

"Yeobo palliwa, taksi kita sudah datang. Cepatlah."

Ujar appa dari depan rumah.

Taksi yang kami pesan cukup besar karena taksi ini khusus untuk penumpang bolak balik bandara.

Eomma dan aku sedikit berlari menuju taksi tersebut.

Semua barang sudah masuk, kami pun langsung pergi ke bandara.

Sesampainya dibandara, kami duduk diruang tunggu penumpang sambil terus melihat jam.

Sekarang pukul 7.00 pm dan penumpang harus sudah masuk kedalam untuk mengecek seluruh tiket dan sebagainya.

Eomma melihatku dan membelai rambutku sangat sayang.

"Chaerin-a jangan lupa makan, atur jadwal tidurmu, periksa seluruh rumah dan jangan membawa teman lelaki ke rumah. Arraseo!"

Aku terkejut dengan perkataan eomma. Dari mana eomma tau.

"Eomma-do. Jangan lupa untuk menelponku. Bila kalian libur, kunjungi aku kesini."

Appa mendekat dan memelukku. Mengecupi kening ku kemudian diikuti eomma.

"Pasti nak, pasti kami akan sering kesini. Kami mencintamu."

"Aku lebih mencintai kalian."

Ujarku yang sedang berkaca-kaca.

"Kami yang paling mencintaimu."

Ujar appa yang membuat eomma berlinang air mata.

"Eomma, ini bukan perpisahan. Jadi jangan menangis. Aku pun akan kesana bila libur nanti."

"Bagaimana ini, kau sendiri ingin menangis dan kau menyuruh eomma untuk tidak menangis. Kalian ini lucu sekali."

Kami tertawa. Baru kali ini aku bahagia dengan kedua orang tuaku.

Mereka ternyata mencintaiku lebih dari apapun.

Saat kami larut dalam tertawa, pihak bandara pengumumkan penerbangan Korea-Jepang harus sudah berada didalam bandara.

Appa membuang nafas beratnya lalu mendongak kepalanya seperti putus asa.

"Kami pergi sayang. Jangan lupa belajar. Jika kami sudah pulang, kenalkan Lee Taeyong pada kami."

"Eomma? Bagaimana bisa kalian tahu?"

Mereka kembali tertawa dan mengecup keningku saat ekspresiku masih sedang melongo.

"Selamat tinggal. Kami akan kembali lagi."

"Eo... appa. Cepat lah kembali."

Ujar ku sambil melambai tangan pada mereka hingga kedua sosok yang ku sayang itu pun menghilang.

Aku pulang sendirian.

Sepi rasanya. Hidupku di takdir kan selalu kesepian.

"Ahjussi, turunkan aku di Namsan tower."

Rain (FanFiction Lee Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang