Prolog

66 1 0
                                    


Mr. Giorgio Salim :

"Cermati, Ulangi jika tak mengerti, Ini adalah Kunci !"

Kejadiannya dua hari yang lalu, tepat setelah acara malam launching produk baru PT Prastama. Tuan Tama langsung bergegas pulang, karena ada janji dengan putrinya. Seperti biasa dia mengendarai mobil kantor. Dalam mobil itu tak ada orang asing yang ikut, hanya sopir pribadi dan seorang sekretaris yang biasa mencatat seluruh agenda kegiatan Tuan Tama. Namanya Amira, dia memiliki cukup banyak informasi penting tentang kesibukan pimpinannya itu.

Menurut beberapa informasi. Tuan Tama tiba di rumahnya tepat pukul 20.15 WIB. Selisih 15 menit dari waktu berakhirnya acara launching produk. Namun, ada sesuatu yang aneh. Perjalanan menuju rumah lebih lama lima menit dari biasanya. Waktu normal lokasi gedung launching menuju kediaman Tuan Tama hanya berkisar 10 menit. Tak mungkin jika 5 menit keterlambatan itu dikarenakan kondisi jalanan yang macet. Sepanjang perjalanan, mobil itu melewati dua pintu tol, terbukti dari dua slip kecil tiket di kolong dekat jendela sopir. Keterangan sopir pribadinya juga mengatakan tak ada lagi tempat yang dikunjungi Tuan Tama selama perjalanan menuju rumah.

Ketika Tuan Tama tiba. Ada tiga orang yang berada di rumah. Pertama, Pak Nardi usianya 47 tahun. Dia satpam yang selalu stand by di pos depan. Dia juga sempat membukakan pintu gerbang ketika mobil Tuan Tama hendak masuk. Kedua, seorang pembantu bernama Fai yang mengurusi keperluan seluruh isi rumah. Dan yang terakhir, namanya Tiffany, dia satu-satunya putri Tuan Tama. Dia juga dijuluki Lady Home. Julukan itu terkenal dikalangan Manager, karyawan dan Staff di perusahaan Tuan Tama. Mungkin karena Tiffany bagaikan putri cantik, tapi pendiam dan pemalu. Orang-orang perusahaan juga hanya bisa bertemu dengannya di rumah ketika bertamu. Ini karena Lady Home lebih banyak menghabiskan waktu dirumah.

Sungguh ironis, karena pada akhirnya Lady Home harus menjadi orang pertama yang mengetahui tubuh Tuan Tama, tergeletak tak bernyawa di meja makan. Posisi meja makan tempat kejadian berada di ruang keluarga, berhadapan tepat dengan ruang tamu. Ketika itu pukul 23.35 WIB. Tiffany hendak menuju kulkas yang berada dekat dengan meja makan. Dia bermaksud mengambil susu yang biasa dia minum sebelum tidur. Pada saat tiba diruang keluarga. Kondisi lampu mati, seolah sengaja dimatikan sebelumnya. Tiffany menekan sakelar lampu. Dan seketika itu dia kaget melihat ayahnya dengan posisi tidur di meja makan.

Dia kaget dan berteriak. Karena dia melihat pisau dapur menancap di perut Tuan Tama. Banyak darah yang menetes dan bersimbah. Terus mengalir hingga bagian depan celananya menjadi merah pekat. Teriakan Tiffany cukup keras. Hingga Bibi Ifa terbangun. Spontan Bibi Ifa langsung memanggil Pak Nardi. Seluruh isi rumah terkejut. Dan langsung menghubungi rumah sakit agar segera mengirim ambulan. Namun, Pak Nardi ternyata diam-diam juga menghubungi Kepolisian, karena menurutnya ini juga merupakan kasus kriminal. Setengah jam setelah itu, polisi tiba lebih cepat dari pihak rumah sakit. Hal ini menguntungkan penyelidikan. Karena mayat Tuan Tama tidak segera di larikan kerumah sakit. Sehingga proses pencarian barang bukti, sidik jari dan benda-benda mencurigakan masih bisa dilakukan dengan baik.

Polisi tiba di kediaman Tuan Tama 00:05 WIB. Kurang lebih penyelidikan dan penyisiran daerah TKP sekitar setengah jam setelah mayat itu ditemukan. Diduga, kondisi dan posisi seluruh benda-benda di sekitar meja makan masih sama dengan saat kejadian. Yang masih menjadi tanda tanya besar adalah kepastian waktu terjadinya perkara. Kedua, mengenai posisi tubuh korban ketika ditemukan. Posisi Tuan Tama terlihat seperti tertidur di meja makan. Dengan kepala menindih tangan kiri, pergelangan kirinya menggenggam erat sebuah brosur iklan. Sementara, posisi tangan kanan memegang pisau dapur yang tertancap di perut. Entah, apakah posisi ini alamiah atau Tuan Tama mencoba memberi tahu siapa yang membunuhnya sebenarnya ?.

***

"Han, begitulah ceritanya. Kamu harus selidiki TKP, kumpulkan bukti dan tangkap pelakunya secepatnya !"

" Lady Home ... oh Lady Home ... Hahaaha" Han mengigau dalam kondisi setengah tidur.

"Apa maksudmu, tak mungkin Tiffany membunuh ayahnya sendiri !. Jangan pernah main-main dengan kasus ini !!!". Bentak Mr. Salim dalam telpon.

" Tak usah teriak begitu ayah, aku janji akan menyelesaikan kasus ini. Tapi, bisakah ayah ulangi ceritanya dari awal ? Tanya Han sembari menuju kamar mandi.

" Anak kurang ajar !, aku sudah cerita panjang lebar, kau malah tak dengarkan sedikitpun. Selidiki sendiri, gunakan analisis dan instingmu sendiri, Han !!"

" Sabar.... Tenang ... Ayah. Bukan maksudku begitu. Cuma ada beberapa hal penting dan belum aku mengerti"

" Baiklah, nanti ayah email hasil analisis sementara semuanya. Terus, hal penting apa yang belum kau mengerti, Han ?"

" Ayah, sebelum Tuan Tama terbunuh. Dia hadir dalam malam launching produk baru PT Prastama. Sebenarnya produk apa yang di launching dalam acara itu ?

" Pertanyaan macam apa itu, hal-hal seperti itu tak akan berguna untuk mengungkap kasus ini !. Sudah, biar ayah kirim orang saja untuk selesaikan kasus ini !"

" Hahaha, Ayah tak perlu kirim orang. Han pasti bisa selesaikan sendiri. Ayah jawab saja pertanyaan tadi, itu adalah kunci dari semuanya." Han mencoba menjelaskan

" Produk yang di launching itu adalah cin....."

Tut .... Tut..... tut.... telpon Mr Salim terputus.


ENCODEWhere stories live. Discover now