Negosiasi waktu pada ayahnya gagal. Sudah menginjak hari ketiga pasca kematian Tuan Tama. Barang buktipun akan hilang. Darah akan segera mengering Empat puluh jam lagi waktu tersisa. Semuanya mendorong Han untuk tidak menunda waktunya lagi. Segera bertindak dan benar-benar memanfaatkan menit yang ada. Bagaimanapun, seorang Hannada tak ingin melihat ayahnya menertawakan karena dirinya gagal dalam kasus ini. Walaupun, sebenarnya ayahnya belum tentu dapat memecahkannya.
Jika ingin dibandingkan. Hannada tentu kalah jauh dari ayahnya dalam banyak hal. Mulai pengumpulan bukti. Merangkai analisa sementara. Mencari sumber saksi. Hingga penarikan kesimpulan. Semua proses runtut tersebut, sangat dikuasai dengan baik oleh Mr Salim. Namun, Han sering berpikir tidak runtut. Terpecah-pecah. Bercabang dan mengambil deduksi tak terduga. Yang paling special, insting yang begitu kuat dan hanya muncul di waktu-waktu tertentu.
Usia yang lebih muda. Selisih dua puluh lima tahun dari ayahnya. Terkadang memunculkan sikap gegabah dan ceroboh. Dua sifat buruk itu terbukti lagi pagi ini. Karena terburu-buru, dia lupa membawa pulpen dan catatan pribadinya. Selain itu, hal penting yang juga dia tinggalkan adalah Handphone. Ya, dia hanya fokus pada pakaian yang ingin dikenakannya. Sneakers putih. Celana jeans biru. Sweater coklat dengan logo kecil beridentitas "Universitas Budi Mulya" . Tiga aksesoris fashion itu yang akan menemaninya mengungkap kasus hari ini. Cukup buruk untuk seorang Detektif.
Lima belas menit setelah itu, Han tiba di kantor Inspektur Ronald. Langkahnya cepat menuju lantai dua. Tepat didepan pintu ruangan inspektur. Han mengetuk pintu dengan keras.
Tok ... Tok... Tok..
" Iya, Silahkan Masuk". Sahut Inspektur Ronald dari dalam
" Selamat Pagi Inspektur Ronald" Han menyapa sembari menjulurkan tangan.
" Hahaha, Selamat pagi juga Detektif Muda" sembari menyambut tangan Han, dan mempersilahkan duduk.
" Senang akhirnya bisa masuk keruangan ini lagi, Inspektur !" Han tersenyum sementara tangannya menelisik kelopak bunga, hiasan meja Inspektur.
" Tak usah basa-basi, Nak. Langsung saja kau katakan apa maksud kedatanganmu !" balas Inspektur Ronald
" Tentu saja untuk menyelesaikan kasus kematian Tuan Tama. Ayah pasti sudah bercerita banyak sebelumnya pada anda, Inspektur."
" Luar biasa sekali kau, Nak. Ingin mengungkap kasus ini. Hahaha. Tapi, sayang sekali. Kasus Tuan Tama sudah resmi ditutup !".
" Apa ? ditutup ?." Han kaget dengan jawaban Inspektur.
YOU ARE READING
ENCODE
Mystery / Thriller2 x 24 jam. Itulah waktu yang diberi ayahnya untuk menyelesaikan sebuah kasus terbunuhnya Tuan Tama. Dalam prosesnya, Hannada terjebak dalam motif kasus yang membingungkan. Banyak alur, kode, serta motif yang sulit dipecahkan. Kode-kode itu muncul d...