Tujuh | 2/5

11 0 0
                                    

"Mengapa kamu tenang banget ?". Han membuka pembicaraan dalam perjalanan menuju TKP.

"ehmm. Adakah alasan untuk aku gugup ?" Tiffany menjawab singkat dengan senyum simpul

" Itulah mengapa, sampai sekarang aku ngga percaya kalau kamu...". Han mulai sebal dengan tingkah Tiffany "...haissh. Mana ada pembunuh yang ngaku ngebunuh ayahnya terus masih bisa masang wajah tenang kayak gitu ?".

" Oke.., oke cukup !" Tiffany menghentikan langkahnya. "...kamu ngga percaya atau sebenarnya kamu ngga mau kalau aku yang jadi pelakunya ? haha". jawabnya dengan nada bercanda. Kata-katanya berlalu tanpa digubris. Han meneruskan langkahnya dengan rasa jengkel.

Han meraih daun pintu di tempat TKP. Pintu terbuka perlahan, diikuti suara decitan pintu yang mengalihkan fokus tim penyelidik yang sedang bertugas. Genggaman tangan Han tak lepas sedikitpun, dia memastikan agar Tiffany tak menyentuh atau melakukan sesuatu di TKP tanpa pengawasannya. Dia memberi aba-aba pada salah seorang petugas untuk mengambil sampel sidik jari Tiffany. Seberapapun antusiasnya Tiffany mengakui bahwa dia pelakunya, dalam hatinya masih berharap hasil sampelnya akan negatif.

Di ruangan itu, spot pertama yang menjadi pilihanya adalah meja makan yang sekarang sudah tampak bersih. Ini kali kedua Han mengorek petunjuk di meja makan itu setelah setengah jam sebelumnya melakukan hal yang sama. Penyelidikan sebelumnya terhenti, setelah mendadak dia ingin pergi ke toilet. Saat hendak kembali keruang TKP, dia tidak sengaja mendengar sekilas percakapan dari balik pintu kamar Tiffany. Lantas dia menguping dari balik pintu dan terjadilah momen memalukan saat dia jatuh tertangkap basah.

Jika dilihat kondisi sekilas, komposisi perabot dan barang-barang yang ada di ruang makan lebih bersifat privasi untuk kalangan keluarga. Berbeda dengan ruang makan yang digunakan para tamu di lantai satu saat perjamuan makan malam. Ruang makan atau TKP ukurannya lebih kecil dan berisi meja makan yang memiliki anak kursi sejumlah enam buah. Disekelilingnya terdapat perabotan dapur yang mungkin digunakan untuk memasak hidangan sederhana oleh kalangan keluarga sendiri. Perabotan dan barang-barang diruang itu masih tampak terawat dan jarang digunakan, sekalipun oleh Bibi Fay. Ada ruang dapur khusus untuknya dilantai satu sebagai markas pengolahan bahan makanan.

�4y���

ENCODEWhere stories live. Discover now