" Fan, kenapa kamu pengen banget ketemu dengan Nyonya Cecilia ?" Arya menghela nafas. " Rasanya kamu belum pernah kenal sebelumnya."
Tiffany masih terdiam. Entah berpikir mengenai jawaban atau berkutat mencerna pertanyaan. Hingga akhirnya perlahan menaikkan pandangannya.
" Ehmm, Arya. Harusnya kamu menanyakan kabarku dulu." dengan nada sedikit bercanda. " ...dan, oh iya. Maaf, namamu siapa tadi ?" Tiffany mengulurkan tangannya pada Kinay.
" Namaku Kinay !" dengan wajah sedikit bete. "sudah capek-capek dandanin, but, you still don't know who I am? Huhh!" Kinay menekuk wajahnya.
Arya dan Tiffany spontan tertawa lepas. Selang beberapa detik Kinay menyambung tawa tidak kalah keras. Kekakuan pun mulai mencair. Ada kelegaan di benak Arya yang sedari tadi membelenggunya. Kelegaan melihat senyum lady home yang berangsur pulih. Keceriaan dan kehangatan dikamar Tiffany seperti memancarkan aura. Sejenak menggantikan atmosfer kelabu berbingkai sedih yang terukir pada malam-malam sebelumnya. Hingga Aura keceriaan itu mendadak redup, seperti api dalam kompor yang diturunkan sumbunya. Tiffany yang menurunkan sumbu itu.
" Arya ... tadi kamu tanya tentang perempuan bernama Cecilia ? kenapa ? dan sebenarnya dia itu siapa ya ?" tanya Tiffany mendadak, seraya menaikkan sumbu serius.
" Oh. Itu... ya, harusnya aku yang nanya kenapa. Aku lihat kamu heboh banget sampe keluar kamar ketika denger nama ...." penjelasan Arya terpotong dan Kinay langsung menyambar. " Maksudnya Nyonya Cecilia, ehm.. dia itu mamaku. Aku juga sempet kaget, seolah kamu pengen banget ketemu mama. Tenang dia ikut kok, lagi ngobrol dibawah..."
" Iyaa.. jadi..." belum usai Tiffany membalas, Kinay kembali memotong " ... oh satu lagi, kenapa juga kamu keluar bawa kotak itu !". sembari menunjuk kotak yang tergeletak dikasur. "Isinya apa ? itu hadiah buat mama ?" rasa ingin tahu Kinay meledak-ledak.
" Oke, pelan-pelan. Satu-satu ya nanya nya. Ada pertanyaan lagi ?" Tiffany sedikit meledek Kinay. Sementara Arya hanya senyum-senyum saja.
" Sudah Tuan putri. Silahkan dijawab pertanyaan-pertanyaan kami !" Kinay menjawab dengan kalem dan kemayu.
Tiffany menghela nafas panjang.
" Ehmm. Jadi begini. Sebelumnya maafin aku sudah bikin kalian khawatir. Mengenai Cecilia, maksudku Nyonya Cecilia. Yap, betul katamu Arya aku tidak kenal dengannya. Bahkan belum pernah bertemu juga. Sekilas mungkin aku ngeliat dia dilantai bawah tadi, tapi tetap saja aku ngga kenal. Namun, yang perlu kalian tahu. Nama Cecilia telah membuatku penasaran cukup lama. Mungkin semenjak aku SMP, karena waktu itu aku mulai terbiasa mengumpulkan tulisan-tulisan ayah. Sebelum aku jelasin tentang Nyonya Cecilia, aku mau cerita dulu tentang tulisan ayah dari awal... dan Kinay, kalau kamu ingin tahu isi kotak itu, didalamnya isinya lembaran-lembaran tulisan ayah yang aku ambil tiap malam di meja kerjanya." Arya dan Kinay sejenak melihat kearah kotak itu, namun tak menyentuhnya dan fokus dengan lanjutan penjelasan Tiffany.
YOU ARE READING
ENCODE
Mystery / Thriller2 x 24 jam. Itulah waktu yang diberi ayahnya untuk menyelesaikan sebuah kasus terbunuhnya Tuan Tama. Dalam prosesnya, Hannada terjebak dalam motif kasus yang membingungkan. Banyak alur, kode, serta motif yang sulit dipecahkan. Kode-kode itu muncul d...