" Anda tahu sendiri, kan. Dari dulu ayah tak pernah memiliki sekretaris pribadi. Ayah jarang dekat dengan perempuan setelah kematian Ibu."
" Terus, menurutmu siapa perempuan itu sebenarnya ?" sembari melepas topi khas polisi dan meletakkan di meja. Rautnya terus penasaran.
" Inspektur, kenapa anda masih bertanya. Dia sudah mengatakan bahwa dia adalah seorang sekretaris pribadi !. Hahaha "
" Ini bukan lelucon, Nak ?. Apa kamu mengenalnya ? Cepat, katakan siapa namanya ?" Inspektur Ronald terlihat berang, tatapannya tajam kearah Han.
" Tenang dulu, Komandan !" nada Han seolah sedikit mempermainkan inspektur.
" Lebih baik kau pulang saja !. Kasus ini bukan mainan, Nak !" Dahi Inspektur Ronald mengerut, emosinya meninggi.
" Hahaha. Menurutku, ada kemungkinan yang menyamar sebagai sekretaris berasal dari orang terdekat, sahabat, rekan kerja bahkan keluarga Tuan Tama. Salah satu dari mereka menginginkan kasus ini agar segera ditutup. Tentu, dengan begitu si pelaku bisa fokus pada rencana selanjutnya." Han menjelaskan
" Nomor perempuan si penyamar sedang dilacak oleh anak buah kami. Jika berhasil, kasus ini mungkin akan sedikit terang. Dan tentu tidak jadi ditutup" tutur Inspektur Ronald.
" Baiklah, kita tunggu saja hasilnya. Inspektur !" Han melangkah memindahkan tubuhnya diatas sofa.
Isi kepala Han sepintas terbagi dua. Kedua tangannya menekuk diatas meja, sembari menahan dagu diatasnya. Matanya menutup, ada satu sisi yang menggelitik neuron otaknya. Tidak fokus dalam kasus. Melainkan tentang hubungan ayahnya dan Inspektur Ronald. Rasanya tidak mungkin jika di Indonesia ada detektif. Profesi semacam itu mungkin hanya ada diluar negeri dan booming di film-film. Cukuplah Sir Arthur Conan Doyle yang menciptakan Sherlock Holmes dan Aoyama Gosho dengan Conan Edogawa-nya
Jika menjadi seorang penyidik dan pelacak yang membantu tugas Inspektur Ronald sebagai polisi, maka seharusnya Mr.Salim adalah juga seorang polisi resmi. Tapi, tentu bukan. Han tak pernah melihat ayahnya rutin ke kantor. Tak ada seragam polisi maupun tanda pengenal kepolisian. Dia selalu sibuk dengan coretan analisis di buku kecilnya. Sesekali menempel foto-foto yang terduga pelaku. Begitulah semua berbau misteri. Namun, begitu pula cara ayahnya hidup. Dia menghidupi Han dengan uang hasil mengungkap kasus. Mr. Salim tidak punya mata pencaharian lain. Jika Han sudah sebesar ini mungkin sudah tak terhitung berapa kasus yang telah dipecahkannya.
YOU ARE READING
ENCODE
Misterio / Suspenso2 x 24 jam. Itulah waktu yang diberi ayahnya untuk menyelesaikan sebuah kasus terbunuhnya Tuan Tama. Dalam prosesnya, Hannada terjebak dalam motif kasus yang membingungkan. Banyak alur, kode, serta motif yang sulit dipecahkan. Kode-kode itu muncul d...