Lima | 4/6

14 0 0
                                    

" Ya ngga tiap hari sih ayah nulisnya. Tapi, ketika aku liat di meja kerjanya ada lembaran tulisannya, aku ambil dan aku simpan dikotak itu..."

" isi tulisannya kayak diary gitu ? atau hanya rencana harian kerja ayahmu ?" Arya bertanya tidak sabar.

" ...isinya macem-macem. terkadang mirip diary yang berisi kejadian atau aktifitas ayah dikantor, pengalaman-pengalaman ayah, bahkan cerita-cerita tentang masa lalunya mengenai keluarga Prastama. Aku paling suka ketika ayah nulis cerita tentang ibu dan kisah romantisnya waktu pacaran. Kadang lucu, gemes juga bacanya...."

"...terus mengenai Cecilia ?" Arya semakin tidak sabar menebak endingnya. Tiffany kembali melanjutkan ceritanya.

" ...dan sosok Cecilia benar-benar membuatku penasaran. Diantara semua tulisan ayah, sering kali nama itu muncul dalam tulisan. Kadang jadi judul, kadang cuma terselip diantara susunan kalimat tulisannya. Cecilia seperti nama perempuan kedua setelah ibu yang ditulisan ayah dengan kata-kata romantis..."

" Hah.... romantis ?" Arya dan Kinay menunjukkan ekspresi kaget hampir bersamaan.

" ...hahaha, biasa aja dong wajahnya !" tangan Tiffany sekelebat mengusap wajah Kinay yang berekspresi berlebihan. Dia lantas melanjutkan cerita panjangnya.

" ... ya awalnya sama, aku juga kaget kaya kalian. Bahkan aku juga berpikir ayah punya selingkuhan, mungkin kalian juga berpikir begitu. Tapi, kalau aku baca lebih dalam, tulisan untuk ibu dan Cecilia beda banget. Ayah menceritakan ibu yang telah tiada dalam bentuk pengalaman indah dan sulit yang dilaluinya bersama di masa lalu. Beda dengan Cecilia, tulisan tentang Cecilia lebih mengisyaratkan tentang cinta yang berbeda. Cinta bukan untuk pasangan, tetapi lebih pada sayang pada saudara. Didalamnya banyak kata-kata rindu, sedih, pengharapan. sekilas seperti bait-bait puisi. Rasanya bakat nyastra ayah ngga jelek-jelek amat. Pokoknya nyentuh hati deh. Tulisannya dalem banget maknanya. Maka dari itu, aku selalu penasaran dengan sosok Cecilia itu !"

" O yayaya !" Arya sedikit lega melewati fase ending. Serasa menghapus rasa penasarannya sedari tadi. Tetapi masih ada sedikit yang tersisa. " .. terus kamu ngga nyoba nanya gitu, misal ke Tuan Tama, Bibi Fay atau siapa aja deh, tentang siapa Cecilia sebenarnya ?"

" ...sempet waktu itu aku nanya ke mbak Amira, sekretarisnya ayah. Tapi, dia bilang tidak tahu dan kata dia juga sepertinya ayah ngga pernah bertemu wanita secara khusus selain client atau mitra bisnis gitu..". Tiffany memutus pembicaraannya. Dia memberi aba-aba pelan agar Arya dan Kinay mendekatkan telinganya. "sssttt, sepertinya ada yang nguping pembicaraan kita dari balik pintu. Kalian jangan berisik !. aku akan periksa pelan-pelan". bisik Tiffany, mengutarakan firasatnya.

ENCODEWhere stories live. Discover now