Chap8 - The Witch

4.7K 273 2
                                    

_Author POV's_

Setelah malam yang dingin,kini telah berganti dengan pagi yang cerah dan sejuk.
Terdengar ada suara derap kaki dikoridoor istana,ya..itu seorang pria yang gagah sambil membawa nampan berisi makanan manusia.

Tok tok tok!

Pria itu mengetuk pintu sebuah ruangan,tapi tidak ada sahutan dari dalam,dia nekat masuk.
"Ohhh..kau belum bangun sweede?" ucap Drian yang telah ada di tepi ranjang Stevi.
"Stevi! Stevi! ayo bangun!" Drian masih membangunkan Stevi,walau hasilnya Stevi masih tertidur pulas.

Tak ada pilihan lain,Drian mendekatkan kepalanya kearah wajah Stevi, hingga terasa nafas mereka menyatu,lalu mendaratkan bibirnya ke bibir Stevi dengan lembut dia melumat bibir Stevi yang belum bangun.

Karena Stevi merasa ada sesuatu aneh yang sedang memainkan bibirnya,dia berhenti bermimpi.Saat terbangun Stevi kaget melihat Drian sudah ada di depan wajahnya,dan...dia sedang melumat bibirnya!.

Sontak Stevi berteriak "A..aaa...aaa.." ditangah lumatan Drian dia tidak bisa berteriak. Lalu Stevi mendorong Drian dengan kedua tangannya.
Akhirnya Drian melepaskan ciumannya.

"Drian! Apa-apaan kau!" teriak Stevi. Drian hanya terkekeh
"tenang sweede,dari tadi aku bangunkan kau tak bangun-bangun,jadi aku cium saja dan kau.." kata Drian tanpa melanjutkan kata-katanya dan mengangkat kedua alisnya.
"Aku merasa sangat lelah.." ucap Stevi sedikit merengek.

"Tapi makan dulu,lalu mandi. Habis itu kau boleh tidur,sweede" ucap Drian membujuk.
"Emhh baiklah.. " balas Stevi dengan lesu.

Stevi makan dengan sangat lahap karena dia memang sangat lapar.
"Ini sangat enak Dri," ucap Stevi dengan muka yang telah blepotan.
"Hehe..enak tapi tak perlu blepotan sweede.." ucap Drian terkekeh sambil membersihkan mulut Stevi.

"Dri,emhh apa itu 'sweede?"tanya Stevi dengan polos.
"Ayolaahh,kita mate jadi itu nama panggilan kesayanganku." jelas Drian
"Apa itu perlu?" tanya Stevi lagi
"Emhh...tidak,tapi aku ingin,jadi tak ada bantahan Sweede" jawab Drian.
"Baiklah,aku mandi dulu ya!" kata Stevi sambil beranjak dari ranjang.
"Aku menunggu dibawah,kalau kau ingin je bawah" kata Drian. Yang langsung pergi membawa nampan makanan Stevi tadi.

Setelah dikamar mandi,Stevi memutuskan untuk berendam dengan air hangat.
"Airy,aku ingin bicara." ucap Stevi lirih. Seketika kalungnya bercahaya dan Airy muncul disamping bak berendamnya.

"Ada apa,putri?" tanya Airy sopan.
"Emhh..aku hanya ingin bertanya,kenapa kau memanggilku 'putri'??" tanya Stevi to the point.
"Kau belum tahu?" tanya Airy balik.
"Makanya aku bertanya padamu Airy!" kata Stevi sedikit kesal

"Kau akan tahu semuanya,tapi
..pada waktunya." kata Airy menenangkan
"Tapi waktunya kapan Airy?!" kini Stevi mulai meninggikan suaranya
"Ayolah Stevi,aku hanya menjagamu,jadi tentang yang kau tanyakan aku tak bisa menjawab" jawab Airy tenang sambil melayang-layang.
"Kenapa kau menjagaku?" tanya Stevi yang mulai tak sabar
"Karena aku diutus untuk menjagamu" jawab Airy ringan.

"Ahhh...aku tak mengerti!" keluh Stevi.Airy hanya terkekeh mendengar penuturan Stevi.
"Sweede! kau belum selesai?" tiba-tiba suara Drian terdengar dari luar kamar.
"Oh tidak.. dia mengganggu privasiku disini" ucap Stevi lirih dengan kesal.
"Baiklah,sampai jumpa Stevi" ucap Airy yang langsung hilang bersamaan dengan adanya kalung dileher Stevi.

"Apa kau baik-baik saja!?" Drian masih berteriak dari luar kamar.
"Iya,aku sedang mandi Drian!" balas Stevi dari dalam.
'Hah dia ini selalu saja,sangat protektif'
gerutu Stevi dalam hati.Stevi memutuskan untuk selesai mandi,karena Drian telah menunggu,dia memilih baju yang ada dilemari.
"Hm..biru atau peach?" gumam Stevi saat memilih bajunya.

Stevi keluar dari kamar karena dia tahu Drian pasti sudah menunggu.Stevi menuruni tangga satu per satu dengan baju dress berwarna peach selutut dengan rambut diikat ponytail .Tampilan sesederhana itupun sudah membuat para anggota keluarga terpesona.

"Stevi, kau sangat cantik hari ini" puji James saat Stevi sampai diruang bawah. Stevi hanya malu saat dipuji oleh James.
"Sweede,disini,ayo duduk" ucap Drian sambil menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Stevi
"Apakah anggota keluarga tidak boleh mengobrol?" tanya Evan balik sambil terkekeh kecil.

Stevi hanya mengangguk-angguk mengerti.
"Maaf pangeran ada empat orang penyihir yang menyerang!"
tiba-tiba ada salah satu prajurit melapor.
"Siapa mereka? baik halangi mereka dahulu!" perintah James
"Sweede, kau tetap disini jangan keluar oke!" ucap Drian
Stevi hanya mengangguk. James, Evan, dan Drian langsung datang kehalaman istana untuk melihat keadaan.

'Disini juga ada penyihir??, aku ingin mengintip saja." 
ucap Stevi dalam hati.Stevi mulai mengendap-endap mendekati jendela besar istana yang langsung disajikan pemandangan luar istana.
"Dimana sosok penyihir itu?" ucap Stevi lirih,matanya terus menyusuri halaman istana,dan menemukan 4 penyihir sedang melawan Drian, Evan dan James.

Terkejutnya Stevi saat melihat siapa para penyihir itu. Dengan langkah buru-buru Stevi menuju pintu keluar menuju halaman.
"Mom! Dad!" teriak Stevi setelah sampai dipintu keluar.
Seketika semua menoleh kearah Stevi dan perlawanan itu berhenti.

"Stevi.. Stevi!" teriak salah satu penyihir yaitu Mike.
"Mom? Dad? Stevi?" tanya Drian bingung.
Stevi dengan cepat berlari kearah Penyihir itu sambil tersenyum riang walau tanpa menggunakan alas kaki.
"Mom! Dad!" sekali lagi Stevi berseru. Stevi langsung menghaburkan pelukanya pada mom dan dad nya,karena dia sangat rindu.

"Ohh Stevi...kau baik-baik saja?" tanya momnya -Kelly-
"Iya mom,aku sangat merindukan kalian.. " jawab Stevi manja.semua kaum Vampire hanya terdiam terutama para pangeran Thernia.

"Sweede,mereka keluargamu?" tanya Drian menyelidik
"Iya Dri," jawab Stevi dengan senyum mengembang.
"Maafkan kami tuan,mari masuk keistana kami" ajak James dengan ramah dan sopan.
"Baik pangeran James, aku juga ingin bertemu dengan orangtuamu." jawab Mike dengan tenang.
"Emmm..aku akan panggil mereka" usul Evan dengan ekspresi orang yang bingung.

Setelah masuk kedalam istana Thernia, mereka duduk diruang tamu. Stevi masih menempel dengan Briyan karena dia sangat rindu,begitupun dengan Briyan.
Drian nampak sangat cemburu,tapi Drian bisa mengontrol emosinya karena dia tahu Briyan itu kakaknya.

"Tuan Mike!" panggil raja Robbin
"Ahhh...yang mulia Raja Robbin" sambut Mike.
"Kau ternyata masih hidup Mike,aku tak pernah mendengar tentang dirimu dan keluargamu" jelas Raja sambil memeluk Mike.
"Dan ini Briyan,Bitha dan...Kelly!" lanjut sang Raja

"Tapii..apa Stevi itu anakmu?" tanya sang Ratu
Keluarga Mike hanya terdiam dan saling pandang bingung tidak menjawab.
"Ada apa dad? Aku anakmu kan??" tanya Stevi yang sekarang mulai bingung.

"Ceritanya panjang" jawab Mike dengan lemah.

.
.
.
*hiloo haiii readerss...gimana chapternya??? ..maaf belum ada masalahnya.
Vomment nya dont forget!!
See youu next chapter readers..
Love you... :):):)

Me Is? a Vampire [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang