Chap30 - The War and Mistery

2.7K 124 6
                                    

Happy reading guys! 😀

*-*-*-*-*-*-*-*-*
.Author POV's

Gerbang besar dari kayu berwarna coklat tua,yang mungkin sudah berusia ratusan ribu tahun telah menghadang di depan,tanah yang mereka tapaki bukanlah tanah yang mereka tapaki dulu.

"Kalian siap?" tanya mike yang berdiri di sisi paling kanan sebelah Stevi, Drian disamping Stevi, dan James di sisi paling kiri.
"Kami siap!" jawab mereka -Stevi, Drian, James- bersama dan antusias dengan apa yang akan mereka hadapi.

"Kita mungkin akan masuk dengan paksa" gumam James. Tapi kemudian tanpa di duga gerbang besar itu terbuka sendiri,bahkan mereka kaget suara decitan dari gerbang itu.
"Kapanpun,bersiap dengan senjata kalian,tapi jangan menyerang dahulu" protokol dari Mike.

"Ayo!" ucap Mike kemudian. 
Ksatria pembebas Lorenda telah menapaki langkahnya di tanah yang akan jadi pertumpahan darah mereka.
Dengan gagah mereka masuk. Tidak di duga,sepertinya Virnne sudah tahu kedatangan mereka ke Lorenda. Banyak dari para werewolves dan Vampire ganas yang menyambut mereka,setelah mereka melewati gerbang.

Perjalanan menuju istana utama di iringi oleh lolongan para werewolves yang melemparkan tatapan benci pada Stevi dan yang lain. Para Vampire sepertinya menahan diri untuk tidak menyerang,mungkin itu titah langsung dari Virnne. Tapi perjalanan itu benar-benar membuat Stevi sedikit sedih,melihat banyaknya Vampire yang di perbudak,terlihat dari penampilan mereka.

Benar-benar tatapan benci para werewolves dan Vampire Virnne jadi menggelayuti pikiran Stevi.
"Tenang,Sweede" ucap Drian dengan merengkuh pundak Stevi.
'Aku bisa'  mantra itu yang sedari tadi di ucapkan Stevi di dalam hati.

Istana Lorenda sudah terlihat tinggal beberapa langkah lagi.
'Tinggal beberapa langkah lagi,semangat Stevi!' ucap Stevi membatin.
"Jangan pernah gegabah nanti" ucap Mike memperingatkan.

Pintu istana yang di jaga langsung oleh dua werewolves, tanpa ada kata langsung di buka dan mereka di persilahkan secara langsung untuk masuk.
"Aneh" gumam James mengernyitkan dahi.
"Bersiap!" bisik Drian.

Mereka masuk ke ruang utama istana Lorenda. Seketika lilin-lilin yang ada di sana menyala dengan tiba-tiba. Membuat Stevi dan yang lain waspada.
Suara tawa yang membahana dan menggelegar di ruang utama ini.
"Simpan senjata kalian," ucap seseorang yang suara sangat familiar, Virnne.

"Itu hanya lilin" lanjut Virnne dan tertawa merendahkan.
"Shut up!" desis Stevi yang tidak kuat dengan suara itu. Dengan refleks menenangkan,Drian menepuk pundak Stevi.
"Tenang." ucap Mike

"Jadi,.Apa yang kalian ingin kan?" tanya Virnne to the point
"Ohh.. Tidak,itu terlalu to the point,. Jadi bisa kita nikmati darah segar dulu?" tanya Virnne meledek,untuk menyulut amarah Stevi dan yang lain.

"Kita langsung to the point!" seru James mengakhiri perkataan Virnne
"Ouh! Tentu pangeran mahkota Thernia, James" ucap Virnne kemudian
"Apa yang kalian inginkan?" tanya Virnne yang kini ada kilatan di matanya

"Seharusnya kau tidak bertanya lagi,Virnne," jawab Mike
"Hentikan semua ini,berdamailah.." sebelum.Mike menyelesaikan kata-kata nya,Virnne sudah menyela.
"Berdamai? Hah, dengan anak seorang pembunuh?" ucap Virnne dengan kemarahan yang terlihat jelas di matanya.

"Ayahku bukan pembunuh" geram Stevi,yang membuat Virnne tertawa sinis
"Bukan pembunuh? Demi mendapatkan takhta ayah mu membunuh mate-ku, jelas agar aku turun dari takhta" ucap Virnne penuh penekanan.

Me Is? a Vampire [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang