_Stevicta POV's_
Setelah aku tahu siapa aku sebenarnya,aku lebih sering berdekatan dengan keluargaku, itu karena aku ingin lebih tahu siapa diriku sejatinya.Tapi harus ku akui ada perasaan yang aneh yang selalu melingkupiku entah perasaan apa itu seperti, HAMPA.
Tok tok tok!
"Masuk!" perintah dad-ku
"Anda di panggil Raja,tuan Mike" jawab Drian setelah dia masuk.
Perasaanku kini hangat! Dan bahagia! Aku tersenyum pada Drian dan ingin menghampirinya tapi..Drian menatapku dingin dengan mata coklatnya.Ada apa ini? Dia biasanya ceria?.Setelah selesai memberi tahu, tanpa basa basi dia melenggang pergi. Kenapa? Dan anehnya saat dia pergi hatiku merasa sedih,ingin dia selalu disisisku,inikah ikatan mate? Aku baru menyadarinya,maafkan aku Dri.
"Briyan,Bitha,mom! aku pergi dulu!" pamitku pada mereka bertiga.
"Oh iya,silahkan!" mom ku yang menjawab. Aku langsung bergegas pergi menuju ruang bawah. Disepanjang perjalanan aku tidak melihat ada Drian sama sekali,kemana mate-ku itu?
Oh ya tuhan! apa dia merajuk??
Aku sangat khawatir. Aku tiba diruang bawah tapi tidak menemukan siapa-siapa. Aneh?"Mencari siapa Stevi?" tanya seseorang yang membuatku kaget setengah mati! tampak seseorang sedang duduk didekat jandela sambil membaca buku. mata coklatnya kini menatapku
"Ohh James!,emmhh.. kau tahu dimana Drian?" tanyaku yang mungkin wajahku terlihat sangat khawatir.
"Kau baru mencarinya?" tanya James yang membuat aku bingung,aku hanya mengernyitkan dahi ku."Kau baru merasa kehilangan?" tanya James mendekatiku
"Duduklah" ajaknya,aku hanya menurut.
"Kau tahu selama 2 hari ini,dia terlihat sangat lesu,sedih,dan jadi pemarah" cerita James
"Kenapa?" tanyaku penasaran
"Kau tahu ikatan mate kan? dia merasa seperti itu karena jauh darimu Stevi" jawab James yang lumayan menekan.
"Maafkan aku" ucapku benar-benar bersalah,ya aku merasa seperti itu."Mate itu saling menjaga, jangan sampai kau kehilangan mate sepertiku" ucapnya lesu sangat lesu yang membuatku ikut sedih
"Kau kehilangan mate?" tanyaku perlahan agar tak menyinggung
"Iya,karena para werewolves sialan itu!" jawab James yang sekarang mulai marah.
"Ceritakan saja James" pintaku yang mungkin akan membuat James sedikit tenang."Mate-ku dulu bernama Senia,dia bukan Vampire dia penyihir sama seperti keluargamu,saat ada penyerangan di bagian hutan selatan,dia ternyata ada disana,dan bodohnya aku,aku terlambat menyelamatkannya." cerita James sedih.
"Jadi rasanya kehilangan mate sangat-sangat berat" ucapku.
"Tenang James, bukankah itu yang namanya takdir? Esok kau juga akan menemukannya." nasihatku menenangkan James.
"Iya aku akan menunggu mate-ku" ucapnya.Setelah itu aku pergi kekamarku untuk mengganti pakaianku dan mandi,saat menuju kamarku, aku ingat sesuatu.
"Senia?. .
Seni-.. tunggu aku pernah mendengar nama Senia! Tapi dimana?..ahhh" gumamku,aku merasa pernah mendengar nama itu tapi dimana? Aku benar-benar orang amnesia sekarang.Aku memutuskan untuk berendam air hangat untuk menenangkan diri.Tunggu.. 'Tunggu kenapa aku tidak bertanya dimana Drian berada?!,bodohnya!' umpatku dalam hati.. Pyuufft sekarang aku dalam masalah besar,kemana Drian??
-*-*-*-*-*-*-*
_Drian POV's_
Setelah mendengar nasehat dari kakakku,Evan, aku memilih menyendiri, hitung-hitung sambil berpatroli diperbatasan. Nasehat kakakku membuatku sedikit merasa tenang,dan itu pertama kalinya aku mendengar kakakku bijak.
Flashback on
"Bisakah kau diam! Pikiranmu itu membuat aku gila!" seru seseorang dari atas tangga yang membuatku menoleh.aku tak terkejut bahkan aku masih bersikap dingin,aku tahu kalau dia yang tak lain adalah Evan.
"Kau menangis?!" tanyanya sambil terkekeh, yang membuatku sangat ingin mengiris bibirnya jika dia bukan kakakku!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Is? a Vampire [END]
VampirBerbeda dengan kisah Vampire yang biasanya. Bumi yang kita tinggali bukan hanya mahluk yang sering kita lihat,tapi banyak mahluk mitologi dan immortal yang ternyata hidup berdampingan dibumi. Stevicta Lavendria gadis muda dengan paras cantik dan mat...