Chap27 - Plan

3K 161 14
                                    

Happy reading guys! 😁😘

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
_Stevicta POV's_

Sesak.
Kini yang aku rasakan,kenapa? Ada orang yang menyekap mulutku. Aku tidak tahu persis siapa dia,yang jelas lengan kekarnya dan aroma tububnya,sangat aku sukai.

Kedua werewolves tadi sudah pergi setelah melihat tempat persembunyian ku yang kosong. Aku merancau meminta dia untuk melepaskanku.
"Sssttt!" dia menyuruhku untuk diam,entah kenapa,padahal dua werewolves tadi sudah pergi.
"Hhhmmmppp!!" aku mencoba melepaskannya,dengan terpaksa aku menggigit tangannya.

"Awwww!!" dia mengaduh dan melepaskan bungkamanya.
"Kenapa kau menggigit ku,Sweede?" tanyanya sambil mengibas kan tangannya yang aku gigit. Aku hanya meringis tanpa dosa😁. Dan kalian tahu aku ada dimana mana? Aku berada di atas pohon yang aku gunakan untuk bersembunyi tadi. Mate-ku memang cerdik!

"Maafkan aku Dri,sekarang bagaimana kita turun?" tanyaku sambil melihat bawah pohon tinggi ini.
"Kita lompat saja" jawabnya enteng.
"What?! Kau gila,ini terlalu tinggi,Dri!" ucapku terkejut
"Hhh..kita Vampire, dan kita tidak akan mati,Stevi" ucap Drian sambil menghela nafas,
"Ayo sekarang turun!" perintahnya, aku menutup mataku rapat-rapat dan..

Bugh!

Beginikah saat aku mati? Tidak sakit. Bodoh. Aku selamat,dan itu tidaklah buruk. Tak berselang lama Drian juga turun.
"Apa kau mati?" tanyanya dengan raut menggodaku.
"Aku Vampire,Dri!" ucapku gemas.
"Itu yang aku katakan tadi. Jadi apa yang kau lakukan mengikuti dua werewolves itu Stevi?" tanya Drian
"Ahhh ya! Ayo pulang,aku ceritakan dirumah nanti" ajakku lalu menarik tangan Drian, tapi palah dia yang menarikku

"Ada apa,Dri? ayo pulang!" ajakku dan menariknya lagi.
"Bagaimana dengan kencan kita?" tanya nya dengan sensual,OH MY GOD!. Aku langsung gelagapan dan mengalihkan pandangannku dari tatapan matanya.
"Baiklah,ayo pulang!" ajaknya mengalah,aku tersenyum canggung padanya,dan kami mulai berlari untuk pulang.

Tak lama aku dan Drian berlari dalam keheningan,mungkin dia marah,entahlah,yang terpenting sekarang adalah memberi tahu semua orang tentang percakapan werewolves tadi. Akhirnya aku sampai di gerbang istana Thernia, aku langsung saja menggandeng tangan Drian. Aku bisa rasakan kalau dia terkejut, tapi dia masih dengan tatapan datarnya,biarlah.
"Berkumpulah diruang bawah!" teriak Drian memanggil seluruh keluarga.

Tak lama masing-masing orang datang. Termasuk mom.
"Ada apa? Apa Bitha sudah kembali?" tanya mom sambil menuruni tangga dengan tergesa.
"Hati-hati mom!" ucap Briyan yang mengiringi mom.
"Mana Bitha? Apa dia baik-baik saja?" tanya nya dengan muka dan mata yang sembab.
"Maaf mom,aku ingin memberi tahu kalian tentang berita penting" ucapku

"Katakan Stevi" ucap Daddy yang baru bergabung.
"Tadi.." aku mulai bercerita tentang kejadian di pasar desa manusia. Dan juga semua perkataan kedua werewolves tadi. Semua orang mendengarkan dengan seksama.
"...dan yang aku tanyakan,untuk apa memanfaatkan Bitha?" ucapku menyelesaikan ceritaku.
"Menurutku,Virnne dan Leon sengaja menggunakan Bitha untuk menyerang kita" ujar James

"Kau benar James, karena Bitha adalah keluarga kita,maka dari itu Virnne dengan hebat memanfaatkan Bitha" timpal Evan
"Oohh tidak,kenapa harus putriku? Bagaimana jika dia di jadika sandera dan mereka menyiksanya?" tanya mom mulai menangis. Aku sangat sedih melihat nya dengan air mata itu,tapi apa daya,aku tidak bisa melakukan apa-apa saat ini.

"Tenang mom" ucap Briyan lirih sambil memeluk mom.
"Kita akan menyelamatkan Bitha!" ujar seseorang yang baru datang dan berdiri dipintu dengan gagah.
"Robbins!" teriak sang Ratu
"Dad,kau kembali!" sambut Drian, lalu Raja berjalan bergabung dengan kami.
"Kita akan hadapi mereka!"  ucao Raja
"Tapi bagaimana?" tanyaku polos
"Hanya dua cara,kita berperang atau kita hadapi dengan kepala dingin" usul James

"Jika kita berperang,kemungkinan besar Bitha akan dijadikan tameng Virnne" ujar Drian
"Kau benar,dan sihir Bitha hampir mencapai sihir sempurna,dia akan sulit di kalahkan" ucap Dad pasrah. Semua orang tampak berpikir dengan keras
"Tapi apa Bitha baik-baik saja sekarang?" tanya mom memecah keheningan
"Tenang mom,Leon mate-nya dia pasti menjaganya dengan penuh cinta" ucapku menenangkan.

"Kita lakukan kedua cara!"

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
_Author POV's_

Wanita cantik berbaring diatas kasur dengan mata tertutup dan wajah pucat. Mata hijau terangnya masih menutup selama seharian ini. Dan seorang pria dengan mata hitam legam dan badan yang atletis menatap wanita yang terbaring dengan tatapan sendu.

"Bitha? kapan kau akan bangun?" suara seksi yang terdengar sangat sendu. Hening. Pria itu Leon dengan bentuk manusianya dia menggenggam tangan dingin milik Bitha dan menciumnya lembut. Lalu dia mengecup kening Bitha lama,menyalurkan kasih sayang dan cintanya selama ini.

Leon beranjak dari ruangan dimana Bitha berada. Dia masih dengan wujud manusianya,menutup pintu dengan perlahan. Dengan langkah tergesa dia menuju ke suatu tempat. Setelah sampai dia membanting pintu ruangan itu dengan sangat keras.

"Ada apa Leon?" tanya Virnne yang sedang duduk membelakangi Leon.
"Mau kau apakan Bitha ku?!" tanya Leon dengan menggeram menahan emosi
"Hahahaha.." Virnne hanya tertawa kosong
"Kau tahu,Bitha adalah senjata terkuat kita. Dia lah yang akan menjadi cikal kemenangan kita" lanjut Virnne dengan nada licik
"Kurang ajar, kau menjadikan nya tameng?" tanya Leon semakin marah
"Yup kau benar!" jawab Virnne puas,Leon merasa sangat marah.

"Tenang,Bitha sama sekali tidak akan pernah terluka,dia yang akan membuat luka untuk keluarga nya sendiri" ucap Virnne licik
"Kau licik Virnne!" ucap Leon mulai tenang
"Kau benar! Aku memang licik! Dan sekarang,siapkan mate-mu untuk kita hipnotis" ucap Virnne tenang
"What?!"

*-*-*-*-*-*-*-*-*-

"...kita akan datang ke Lorenda besok malam" ucap Raja Robbins semua masih mendengarkan dengan seksama setelah Raja membuat rencana
"Iya,aku setuju dengan itu" ucap Mike pertama menyetujui sean strategi dari Raja
"Besok malam,apa tidak terlalu lama?" tanya Evan
"Kita lihat Stevi dulu, Stevi kau bisa menggunakan pedang?" tanya Raja
"Tidak" jawab Stevi jelas sambil menunduk

"Baiklah rencana akan diundur,menjadi lusa malam" ucap Raja memutuskan
"Kau besok harus berlatih menggunakan alat perang,Stevi" gumam Drian
"Tenang Stevi, aku akan mengajari mu strategi perang" ucap James dari ujung meja
"Aku akan mengajarimu menggunakan tombak juga panah,Stevi" ucap Evan juga. Stevi membalas mereka dengan senyuman manis,lalu menengok kearah Drian.
"Kau mau mengajariku apa, Dri?" tanya Stevi

"Aku?" tanya balik Drian
"Iya,kau!" jawab ku sedikit bernada tinggi
"Tenang,Sayang,aku akan mengajarimu bagaimana menghadapi bulan berbalut madu" jawab Drian tenang
"APA?!" semua serentak menolehkan pandangan heran pada Drian

"Tidak! aku belum menikah dengan Stevi" ucap Drian sambil cengengesan
"Lalu?" tanya Ratu dengan menaikan kedua alisnya.
"Aku akan mengajari mu cara bermain pedang,Stevi" jawab Drian sambil mengelus kepala Stevi. Stevi dengan senyum merekah sangat bersemangat.

"Lalu kapan kalian menikah?"
.

.
.

.

..

*haiii akhirnya aku come back! Kangen yaaa...?? 😀😁

Kalo mau tanya
*kak kok sedikit?
**iya,maaf,aku lagi sibuk dance,story telling,dan pulang sore terus,jadi gak sempet nulis

*kaka kok gaje?
**maaf,ini part lagi gak mood,mungkin besok aku revisi ulang

*kaka kok lama updatenya?
**maaf, selain sibuk,faktor lain paketan abis,dan baru bisa ngisi sekarang.

Oke see you next chapter readers!!
Sabar nunggu nya yaaa...mungkin abis tanggal 4 februari...hehe...😀😁

LufLaTif 

Me Is? a Vampire [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang