_Author POV's_
"Kini kita akan berteman,tiang.."
Stevi, Drian, Briyan, James, dan Evan kalah telak melawan puluhan ekor werewolves dari berbagai kalangan mulai dari Alpha,Beta,dan Omega Karena kalah jumlah
Setelah sadar Evan langsung berteriak membangun kan yang lain.
"James! Drian! Semua! Bangun!" teriak Evan beberapa kali untuk membangunkan yang lain.
"Aaaahh..." lenguhan sakit terdengar diruangan itu,memang melawan werewolves tidak mungkin jika tidak terluka.James luka dibagian punggung kirinya,hanya goresan kecil mamang ,Drian terluka di lengan kiri dan tangan kanannya. Sementara Briyan dan Evan mendapatkan luka yang sama di bagian dada kanan. Stevi? Tidak,dia tidak terluka, hanya dia ditubruk werewolves dan menghantam tembok hingga pingsan,karena belum menjadi Vampire maka pertahanan tubuh Stevi masih kurang dan sangat lemah.
"Stevi! Kau baik-baik saja?!" tanya Drian dengan seribu kekhawatiran.
"Aku baik-baik saja Drian" jawab Stevi dengan senyum masam dan mengangguk.
"Ohh Dri,lenganmu,kau baik-baik saja?" kini Stevi yang sangat khawatir dengan mate-nya.
"Tenang Sweede, aku sangat baik jika ada kamu disisiku" ucap Drian dengan gombal nya yang sukses membuat pipi Stevi merona sempurna.
"Hanya itu kau sudah seperti kepiting rebus,Stevi?" tanya Evan dengan nada mengejeknya.Stevi hanya diam dengan senyum cantiknya.
"Disaat seperti ini kau masih bisa menggoda adikku,Dri?" tanya Briyan dengan nada mengintimidasi.
"Hei Bri,kau tidak tahu seberapa gombalnya adik bungsuku" James berbicara dengab nada yang letih
"Hei,hei,hei,bukankah yang selalu menggoda wanita panti jompo itu Evan?" Drian membela dirinya"Aku hanya ingin mendapatkan susu dari peternakan itu!" ucap Evan dengan kesal dan mengerucut kan bibirnya yang terlihat sangat lucu😄
"Woahh!! Kau sangat hebat dalam strategi perang gombal Evan" timpal James.
Mereka semua tertawa lepas diruangan yang sangat mencekam itu."Sudah selesai?!" suara yang tegas itu menghentikan tawa mereka.
"Senang bisa melihat kalian bahagia,sebelum ajal kalian tiba" ucap seseorang itu dengan penuh penekanan.
"Sialan!" umpat Briyan lirih
"Hahaha..aku dengar itu" ucap seseorang itu dengan terkekeh"You're faint, Virnne!" teriak Stevi dengan sangat lancang
"Whoaahh!! Hahahaha Faint!" semua lelaki yang terikat ditiang tertawa dengan luasnya.
"Shit!" ucap Virnne dengan marahnya.
Tiba-tiba Virnne menghampiri Stevi dengan mata merah menyalanya.Plak! Plak!
Dengan amarah yang sangat membara,Virnne tanpa ampun menampar Stevi. Tapi dua tamparan saja telah membuat sudut bibir Stevi berdarah.
"Faint? You're faint!" Virnne membalas perkataan Stevi tadi dengan kata-kata yang sama."Jangan pernah sakiti STEVI KU!" Drian menggeram kemudian berteriak.
"Ha! Jadi mana diantara kalian yang menjadi mate keponakan bodoh ku?" tanya Virnne sambil berjalan berkeliling di setiap tiang.
"Keponakan?" tanya Evan dengan mengernyitkan dahinya
"Pangeran dari Thernia belum ada yang tahu?" tanya Virnne dengan nada khas-nya"Biar aku yang memberitahu!"
"Jadi, Stevi gadis dengan mata amber cantik nan bodoh juga lemah ini adalah keponakan ku,anak dari raja,oh mendiang lebih tepatnya adikku Vordan Robert Lavendria." cerita Virnne singkat. Stevi dan Briyan hanya diam,Stevi diam karena takut dan Briyan diam menahan amarah."Stevi.. Kau tidak memberitahu ku??" ucap Drian lirih
"Maaf..aku juga baru tahu,Dri" jawab Stevi dengan air matanya yang mengalir
"Pangeran Drian Andresson! Kau adalah mate si lemah ini" ucap Virnne dengan menjambak rambut Stevi, Stevi meringis kesakitan.
"Hentikan itu!" Drian berseru tak tahan melihat mate-nya tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Is? a Vampire [END]
VampireBerbeda dengan kisah Vampire yang biasanya. Bumi yang kita tinggali bukan hanya mahluk yang sering kita lihat,tapi banyak mahluk mitologi dan immortal yang ternyata hidup berdampingan dibumi. Stevicta Lavendria gadis muda dengan paras cantik dan mat...