Malam itu aku pulang dari rumah sahabatku pukul sepuluh malam seusai belajar kelompok. Mau tak mau, aku harus mengayuh sepeda tua pemberian kakekku yang sudah meninggal dua bulan yang lalu. Sahabatku sebelumnya berkata, "Jangan pakai barang milik orang yang sudah meninggal." Tapi aku tak menggubrisnya.
Di tengah perjalanan, aku tidak dapat menjalankan sepeda itu padahal aku tidak membawa barang berat, tidak gendut, tidak juga berada di tanjakan. Suasana saat itu membuatku takut. Di sekelilingku, hanya ada pepohonan besar dengan bunga berwarna putih yang mengeluarkan wangi yang menusuk penciumanku dan mengingatkanku pada suatu tempat.
Ada orang di belakangku yang menghembuskan napasnya kemudian berkata, "Tari ... cu ...," ucap suara itu dengan napas berat. Kemudian ... aku tak ingat lagi.
Esoknya, sahabatku bilang, aku kemarin malam pulang lewat arah jalan yang bukan menuju ke rumahku.
***
Sebenarnya, "aku" pergi ke mana, sih? Bisa sampe salah jalan begitu.
Vote dan komen, ya :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Silakan
HorrorDipersilakan untuk kamu semua yang mengaku-ngaku pemberani dan memiliki nyali besar membaca buku ini malam-malam dalam kesunyian. Silakan memasuki dunia penuh cerita kelam yang akan membuatmu bergidik kengerian, mulai dari teror para hantu, nyawa ti...