33. Terpeleset

587 50 6
                                    

Aku terbangun dari mimpi indahku pada tengah malam untuk pergi buang air kecil. Sesampainya di kamar mandi, aku berpapasan dengan pantulan wajahku di cermin yang menggantung tepat di hadapanku.

Sedetik kemudian, pantulan wajahku berubah menjadi wajah mendiang ibuku. Aku lupa, kalau hari ini, adalah dua bulan setelah aku terpeleset karena ketakutan di sini.

Dia tersenyum. "Ingat kejadian dua bulan yang lalu, Nak?" tanya Ibu, pelan. Persis seperti yang beliau ucapkan dua bulan yang lalu.

Seketika itu aku langsung bergidik kengerian. Kemudian aku terpeleset persis seperti kejadian dua bulan yang lalu. Kepalaku membentur lantai dengan kuat, persis seperti dua bulan yang lalu.

Tapi ... ujung dari tragedi terpeleset ini berbeda dari dua bulan yang lalu. Keramik kamar mandi yang semula biru, kini berubah menjadi merah darah, dan seketika itu pula, pandanganku menjadi buram.

Ah, aku ingat. Ibu datang dua bulan yang lalu, juga empat bulan yang lalu, enam bulan yang lalu, delapan bulan yang lalu, dan sepuluh bulan yang lalu saat beliau terpeleset di kamar mandi dan meninggal.

Ibu selalu muncul dan mengatakan hal yang sama.

Tetapi malam ini, kejadian berulang ini tak akan terulang lagi karena ini sudah berakhir. Ibu mendapatkan apa yang selama ini dia tunggu.

"Kita akan berkumpul lagi bersama, Nak. Kau tak perlu kesakitan terpeleset lagi."

***

Hehe, masih ada cerita lagi, nih :v

Semoga tidak membuat otak kalian bingung.

SilakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang