25. Kisah Lima Tahun yang Lalu

858 80 14
                                    

Kisah ini tepat terjadi pada bulan Ramadhan 2012 (aku nggak tahu tahun berapa hijriah tahun 2012 itu //plak). Pada saat itu, Ramadhan tahun itu bukanlah bulan-bulan puasa seperti tahun-tahun sebelumnya karena pada bulan puasa tahun 2012 ini memang BERBEDA.

Kami, tiga sekawan yang terdiri dari diriku, Sasa, dan Pasya (yang sebelumnya pernah tampil di part lain) pulang malam-malam sekitar pukul 11 sepulang tadarus bersama di mushola terdekat.

Kami, yang masih berumur 10 tahun saat itu polos sekali dan tidak terpengaruh dengan cerita-cerita mistis apa pun itu bentuknya. Dengan riangnya kami tertawa lepas, bercanda, belari, atau sekadar memainkan mukenah yang kami pakai.

Karena terlalu asyik, kami tidak mempedulikan keadaan di sekitar. Yang kami tahu keadaan malam itu adalah dingin, senyap, sunyi, dan remang-remang karena cahaya bulan yang tidak terlalu terang.

Sampailah langkah kami di perempatan dan beberapa langkah lagi aku sampai di rumahku begitu juga Sasa, sedangkan Pasya yang paling jauh.

Di perempatan tersebut, ada sebuah rumah yang sudah ditinggalkan pemiliknya bertahun-tahun lamanya. Keadaan rumah tersebut gelap dan kotor. Hingga pada itulah, kami tidak tertawa lagi.

Bukan karena takut ada hantu yang tiba-tiba muncul, tetapi karena kami dan yang lainnya pernah memasuki rumah tersebut diam-diam dan kami dikejar orang gila, dan menemukan barang-barang aneh, juga kran kamar mandi yang masih berfungsi. Jadi, kami menyimpulkan bahwa rumah itu sudah dihuni orang gila. Yah, betapa polosnya kami.

Di samping rumah besar tak berpenghuni tersebut, ada lapangan futsal.

Kami melewati lapangan tersebut.

Saat itulah keadaan semakin memburuk.

"Teman-teman, kalian lihat hantu nggak?" tanyaku merinding pada kedua temanku yang masih asyik mengobrol.

Mataku terpaku pada gambaran seorang wanita menggendong bayi, dan mengenakan pakaian tradisional khas jawa, mungkin, kebaya, ya, semacam itu lah. Wanita itu berdiri tepat di tengah lapangan yang gelap, sehingga aku hanya bisa melihat kakinya sedangkan bagian tubuh yang lain hanya terlihat samar-samar.

Aku yakin, kalau wanita itu hantu, dan ia sedang menatap kami dengan sorot yang tajam dan seringai yang mematikan.

Kedua temanku sontak berhenti berbicara dan membeku. "Hantu?!" ucap Pasya yang tak percaya saat itu.

Sedangkan Sasa hanya diam ketakutan.

"Iya, itu loh! Di tengah lapangan futsal, ibu-ibu gendong bayi, masa kalian nggak liat?" kataku mendeskripsikan hantu tersebut.

Sontak, beberapa detik setelah mendengar ucapanku, mereka berdua bereaksi ketakutan dan segera berlari meninggalkanku.

Aku, yang sepertinya hanya melihat hantu itu panik, dan segera melangkahkan kakiku dengan cepat menuju ke rumah.

Aku tidak tahu apa-apa.

***

Sampai saat ini, aku masih belum berani menatap ke pusat lapangan jika melewatinya pada saat malam hari.

Lapangan itu ada dekat rumahku, hanya berjarak satu rumah, sedangkan rumah Sasa ada tepat di depan lapangan tersebut, dan kediaman Pasya jauh dari kami. Mungkin Pasya yang paling parah karena tepat di belakang rumahnya ada kuburan.

Dan itu kisah lima tahun yang lalu, dan kisah itu adalah kisah awalku dapat melihat sosok makhluk halus.

Kisah ini sudah berkali-kali aku ceritakan. Mulai dari teman dunia maya, teman game, dan teman-teman SMP yang memang tidak se-SD denganku.

Beberapa dari mereka takut, ada juga yang diam saja tidak merespon, dan sebagian ada yang mentertawaiku.

Jujur saja, setiap kali aku menceritakan kisah ini, tengkukku selalu terasa dingin, dan aku seperti merasakan bahwa hantu wanita itu sedang mengintaiku.

Bahkan sampai detik ini.

Sampai aku menulis ini.

***

Mungkin ini adalah postingan terakhir sebelum aku hiatus selama kurang lebih tiga bulan sampai semua urusanku selesai :)

Urusan ini lebih menyeramkan dibandingkan bertemu hantu.


SilakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang