" Honey cepatlah berkemas, mommy tidak mau ketinggalan pesawat. "
" sebenatar mom, aku sedang mengepack action figuresku. "
aku baru sadar, koleksiku sudah sangat banyak. meskipun mommy sempat memarahi dan mengancam akan membuangnya tapi sampai saat ini dia belum membuangnya.
genap setahun sudah Jinri pergi meninggalkan kami. aku sekarang sudah lulus dari jeguk JHS. baru saja kemarin, sekolahku menggelar acara wisuda. menyenangkan sekali, berkumpul dengan sahabat-sahabat lamaku. Wisuda kemarin tidak di hadiri Yi Seul dan Wendy. tentu saja mereka tidak hadir, karena mereka sudah pindah sekolah. aku berpisah dengan Wendy saat memasuki ujian sekolah pertama, dia kembali ke San Francisco. appanya seorang pengusaha restoran mewah, dan membuka cabang baru di San Franscisco. aku sempat menangis ketika mengantarnya ke bandara, dia memeluk dan mencium pipiku di depan orang tuanya, dan mereka sahabat bodohku. Wendy memberikan alamatnya di sana, dan jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah lamaku di San Franscisco. dia mengancamku jika aku tidak berkunjung kesana, dia akan move on dariku. tentu saja aku marah, dia malah mentertawaiku.
Jinri-ah, kami akan pindah rumah. meninggalkanmu sendirian disini, tak apa kan ? mommy bilang rumah ini terlalu banyak kenangan menyakitkan. setiap minggu aku selalu mengunjungimu, membawakan kau bunga, harum tidak ? nanti sebelum berangkat kami akan mampir ketempatmu, dan membawakan hadiah untukmu. tunggu kami ya, kau tidak boleh bersedih, ti-dak bo-leh.
" aish ! lama sekali kau ini ! jangan kebanyakan melamun begitu. " omel mommy.
aku diam tidak menyahut.
" yak !! yaaak !! kau dengar tidak ?! " mommy menarik kepalaku ke belakang.
" mom .. "
" kau kenapa hm ? hei, kau yang menyuruhku untuk berhenti menangis. kenapa sekarang kau yang menangis ? " mommy mengusap air mataku.
" i miss her so much. " kataku dengan suara serak.
mommy tersenyum, lalu menjawab,
" aku pun juga merindukannya sayang, selalu berharap dia datang menemuiku. setiap malam, sebelum tidur aku mengunjungi kamarnya. merapikan tempat tidurnya, dan tidur sejenak di kasurnya. aku seperti merasakan, dia sedang menatapku saat itu. aku ... hiks, aku juga tidak ingin meninggalkanya, tapi rumah ini terlalu banyak kenangan tentangnya. bukanya aku ingin melupakan, hanya saja aku tidak mau Jinri bersedih karena aku terus-terusan menangis karenanya .. "
melihat mommy menangis, aku pun segera memeluknya,
" i'm sorry mom, don't cry anymore.. "
" Jinriii ... " mommy semakin menangis.
aku terus memeluk mommy.
" aaah, disini kalian rupanya. yak ! kau Jeno Liu beraninya membuat wanitaku menangis seperti itu. " daddy dengan ekspresi marah yang dibuat-dibuat, menunjuk kearahku.
" diam kau stupid, hiks .. hiks. pergilah. " disela-sela tangisannya mommy mengusir daddy.
" aigooo ! kajja .. kau harus ikut denganku. " daddy membungkuk memisahkan kami.
" ish ! ish ! ish ! " mommy terus memukul daddy bertubi-tubi.
" you are mine, dont hug other man like that. i'm jealous babe ... " ucapnya sambil memeluk mommy dengan erat dan tersenyum sinis kearahku.
" kau cemburu dengan anakmu sendiri huh ? " mommy menangkup pipi daddy.
aisssh, berani-beraninya mereka bermesraan di depanku.
" tidak. sepertinya Jeno pun juga cemburu melihat kita. " kata daddy sambil tersenyum menggodaku.
mommy pun menoleh ke belakang, dan menatapku dengan tatapan menyelidik.

KAMU SEDANG MEMBACA
we love you jeno
Fanfiction" ketika kenangan buruk itu hadir, tersenyumlah meskipun itu menyakitkan dan tertawalah diatas rasa sakit itu. jadi laki-laki itu harus kuat Jeno, sekuat apapun badai menerjang, sesakit apapun rasa itu, dan ketika kau sudah bisa mengatasi semua, kau...