pagi ini aku tidak bangun kesiangan seperti biasanya, sehingga aku bisa sarapan bersama di meja makan dengan santai. aku berjalan menuju meja makan dengan senyuman merekah di bibirku. di meja makan hanya ada Jinri, Mommy dan Daniel. jujur, aku sedih melihat pemandangan ini. biasanya daddy sudah duduk di samping Daniel, dan ketika melihatku datang dia akan menyuruhku duduk persis di depannya, kau tau kenapa ? katanya supaya bisa melihat wajah tampan daddy dengan jelas. aku hanya menurut saja, tanpa berkomentar apapun.
aku memilih duduk didepan mommy. kuamati wajahnya, matanya bengkak seperti habis menangis, padahal semalam mereka mesra sekali, apakah mereka bertengkar lagi ?. mommy tersenyum melihat wajah keherananku. aku tidak membalas senyuman, kualihkan pandanganku ke meja makan.
mommy biasanya yang menyiapkan sarapan untuk kami, dibanding makanan berat seperti nasi, sup, daging dan sebagainya. mommy lebih sering membuat sandwich, telur dadar, ham, dan roti selai. kali ini dia hanya menyiapkan roti selai selain itu tidak ada.
" maaf, mommy tidak sempat membuat sandwich, kau makan roti dengan selai saja, tidak apa kan ? ", mommy bertanya padaku, karena melihatku kebingungan hanya ada roti dan selai di meja makan. aku hanya diam dan tak menjawab.
mommy langsung membuatkan 3 buah roti selai untukku. ini yang aku suka dari mommy, membuatkan sarapan untuk kami, padahal ada bibi Yun dirumah. dia sangat keibuan dan penuh kasih sayang, meskipun dari luar mommy kelihatan sebagai orang yang dingin dan sombong. tapi, ketika mommy hadir sebagai sosok ibu untuk kami, wajahnya berkali-kali lipat sangat cantik. bahkan terlalu cantik untuk wanita yang berusia 30an, bahkan model-model yang usianya jauh lebih muda kalah telak, kalau dibandingkan dengan kecantikan mommy.
setelah sarapan selesai aku dan Jinri pamit untuk berangkat ke sekolah. tidak lupa aku menyerahkan surat pertemuan orang tua yang diadakan hari ini, untungnya mommy sedang free jadi mommy bisa hadir. aku senang mommy bisa hadir, jarang-jarang dia bisa ikut hadir dalam pertemuan ini.
ditengah, perjalanan menuju sekolahku, dari balik kaca mobil aku melihat gadis yang ketemui di kantin kemarin. dia sedang menunggu di halte bis, gayanya sangat elegan, tidak keliahatan kalau dia anak dari kelas sosial. tadinya aku mau menawari tumpangan, tapi melihat respon dia kemarin, aku urungkan niatku. kutunggu dia di sekolah saja.
paman Tae yang melihatku tersenyum pagi ini, lantas bertanya,
" kelihatannya, tuan sedang senang hari ini ".
" eh ? ti .. tidak ", aku menjawab dengan gugup, tidak tahu harus jawab apa.
" dia tersenyum karena melihat gadis cantik di halte tadi paman ", jawab Jinri acuh.
aku menoleh dengan ekspresi ' kau mengintipku ya ? ' , Jinri hanya menolehku sebentar memasang wajah datar lalu sibuk lagi dengan game di handphonenya. paman Tae hanya tertawa melihatku yang salah tingkah. ' awas kau ya Jinri, kau membuatku malu pagi ini ' , batinku dalam hati.
--------------------
pelajaran hari ini hanya setengah hari saja, karena sisanya akan dipakai untuk pertemuan dengan orang tua. kami bersorak kegirangan karena tidak harus berhadapan dengan Ms. Yoona. aku, Sehun, Luhan, dan Suho memutuskan untuk pergi ke taman yang dekat dengan kantin sekolah. sengaja aku memilih tempat ini agar aku bisa melihatnya dari kejauhan. ' semoga saja dia sedang duduk disitu '. kami langsung duduk di bangku taman sambil memakan bekal yang dibawa Luhan ke sekolah, kami tidak peduli jika nanti akan dibully sebagai anak dari kelas sosial. aku melihat kearah kantin, gadis itu tidak ada disana. sepertinya aku akan kecewa hari ini.
tidak jauh dari kami berada, aku melihat mommy dan Daniel duduk dibangku yang ada di lorong sekolah. mata mommy tak lepas dariku, aku pun melambaikan tangan dan tersenyum kearah mereka. kulihat Daniel dan paman Tae pergi kearah toilet, mungkin dia ingin pipis. Paman Tae sudah biasa jika menemani Daniel ke toilet jika tidak ada aku atau daddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
we love you jeno
Fanfiction" ketika kenangan buruk itu hadir, tersenyumlah meskipun itu menyakitkan dan tertawalah diatas rasa sakit itu. jadi laki-laki itu harus kuat Jeno, sekuat apapun badai menerjang, sesakit apapun rasa itu, dan ketika kau sudah bisa mengatasi semua, kau...