Senyum manismu mewarnai duniaku, tawamu membuat hatiku tenang, mata hazelmu membuatku selalu ingin menatapnya, wangi rambutmu membuatku nyaman, didekatmu serasa dunia milikku.
•Kevin•"Darimana aja lo jess, lama amat" gerutu Stefany saat Jessy duduk disebelahnya.
"Sorry, gue ketemu Leon tadi dan ngomong panjang lebar." bohong Jessy.
"Gitu ya, gue dilupain. Bosen tau nunggu di sini." ujar Stefany sambil mengerucutkan bibir.
"Maaf deh," balas Jessy dengan cengiran khasnya.
"Ga dimaafin."
"Ye... Gitu amat lo stef," ujar Jessy dan mencolek bahu Stefany.
"Bodo," balas Stefany dan bangkit dari bangkunya lalu pergi meninggalkan Jessy yang bengong melihatnya.
"Jiah, malah ngambek," kata Jessy dan menggelengkan kepalanya sambil memperhatikan Stefany yang berjalan keluar kelas.
☀☀☀
Stefany berjalan di koridor yang sepi, lalu dibelokan dia melihat Kevin dengan seorang cewek sedang berbicara dan sesekali sambil ber-tos ria.
Hati Stefany serasa dibakar. Dia tidak tau apa yang terjadi padanya, tetapi melihat Kevin dan cewek itu bersenda gurau, hatinya sakit. Stefany menghentakkan kakinya.
Kevin apaan sih sama cewek itu, batinnya.
Stefany segera berlalu ke taman. Sampai taman dia duduk di bawah pohon rindang dan beteriak.
"KEVIN, LO BERHASIL NARIK HATI GUE!! TAPI KENAPA LO MALAH BUAT GUE RAGU!!" teriak Stefany kencang. Tapi tenang saja, ga akan ada yang bakal denger suaranya kecuali kalau ada yang lewat disitu.
Stefany merangkul kedua lututnya. Stefany menerawang ke depan. Pikirannya kosong. Sebenernya dia takut kalau Kevin cuma memberi harapan palsu. Tapi, semua perlakuan manis Kevin membuatnya jadi terbawa perasaan.
Sial, lo baper sama permainan kevin, stef, batinnya.
Tiba-tiba air mata Stefany menetes. Dia mengusap air matanya kasar. Dan lagi-lagi, Stefany melamun. Hingga tanpa sadar, sudah waktunya pulang.
"Sial, sampe gue bolos pelajaran." rutuk Stefany pada dirinya sendiri dan segera pergi ke kelas untuk mengambil tas.
Sampai di kelas, Stefany hanya melihat tasnya berada disana. Stefany langsung mengambil tasnya dan keluar.
Koridor sangat sepi. Tentu saja semua sudah pada pulang 15 menit yang lalu. Stefany berjalan sendiri. Hingga dia teringat sesuatu.
"Bodoh!!! Gue kok bisa lupa, gue kan tadi bareng Levine. Mana gue lupa buat sms dia lagi. Terus sekarang nasib gue gimana?!" rutuk Stefany dan menepuk jidatnya. Dengan segera dia meraih ponsel dan dilihatnya ponselnya mati.
"INI NIH YANG NAMANYA DE JAVU. SIAL BANGET GUE!!" teriaknya frustasi.
Stefany berjalan ke gerbang dengan malas. Mungkin dia akan menunggu taksi lewat, tapi itu sangat mustahil.
Stefany pun berdiri di gerbang sambil berharap ada yang menawarinya pulang. Wajahnya dibuat semelas-melasnya, dan tidak lama setelah itu suara motor mendekat ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One
Teen Fiction[Completed] Gue gatau lagi apa yang terjadi ke gue kalo dia ga ngorbanin nyawanya buat gue. Harusnya lo ga perlu ngelakuin itu buat gue. Tapi sekarang gue ngerti. Lo bener-bener sayang gue. Sorry, gue sempet ga percaya ke lo. Dan sekarang gue nyesel...