Part 31

3.5K 164 28
                                    

Gue rasa lo emang life saver gue. Dan lo akan selalu di hati gue.
•Stefany•

Dilain tempat, Dave juga terbaring lemah. Banyak alat terpasang di tubuhnya. Tidak ada luka di badannya tapi kepalanya mengalami benturan keras sehingga ia tidak sadarkan diri.

Orang tuanya sangat sedih karena Dave masih saja belum sadarkan diri sejak 2 minggu yang lalu.

"Dave, ayo bangun nak. Kamu ga kangen mama nak?" ujar mamanya Dave. Air matanya sudah mengalir deras. Setiap kali dia datang untuk menjenguk Dave, saat itu lah air matanya tak berhenti menetes.

"Iya, Dave. Kamu ga kangen papa juga? Kasian mamamu nangis terus, ga bisa tidur mikirin kamu." sahut papanya sambil mengelus kepala Dave.

Ditengah-tengah mamanya mengelus telapak tangan Dave, tiba-tiba jarinya bergerak. Otomatis mama Dave kaget bukan kepalang. Dengan cepat dia menekan tombol untuk memanggil dokter.

Perlahan mata Dave mulai terbuka. Meskipun sangat lambat karena menyesuaikan dengan cahaya. Dengan segera dokter memeriksa keadaannya dan detak jantungnya. Semuanya normal.

"Keadaan anak anda baik-baik saja. Kalian bisa bicara dengannya. Tapi jangan membuatnya berpikir keras. Itu akan menyiksa kepalanya." ujar dokter itu lalu keluar.

Mama Dave menangis terharu. Dave sudah bangun. Tidak sia-sia selama ini dia berdoa.

"Sayang, apa ada yang sakit?" tanya mama Dave khawatir.

"Nggak ma," jawab Dave dan tersenyum meyakinkan.

"Gimana kepala kamu? Apa pusing? Nyeri?" tanya Papa Dave.

"Nggak pa, kalian ga usah khawatir. Dave udah gapapa." ujar Dave membuat orang tuanya menghembuskan nafas lega.

"Berapa hari aku tidur pa?"

"2 minggu," jawab papanya.

"Hm, pasti aku udah buat mama nangis terus ya," ujar Dave. Mamanya segera menggeleng dan tersenyum manis.

"Ma, Dave boleh minta tolong sama mama?" ujar Dave dengan wajah sedih.

"Boleh, apa sayang?" tanya mama Dave cepat.

"Sebelumnya aku mau tanya, gimana keadaan Stefany? Dia baik-baik saja?" tanya Dave.

Mama dan Papa Dave saling bertatapan lalu menatap sendu Dave. Dave yang melihat itu mengerti apa yang terjadi pada Stefany.

"Em.. Stefany.. Masih koma, Dave. Ditambah ginjalnya yang katanya diambil karena kena pecahan kaca." ujar mama Dave sedih. Dia tau anaknya itu sangat sayang sama Stefany.

"Ma.. Pa.."

"Apa sayang?" tanya orang tua Dave serempak.

"Dave minta tolong, kalo Dave udah ga ada, donorin ginjal Dave buat Stefany ya." ujar Dave dengan tatapan sendu.

"Apa? Nggak sayang, kamu ga akan pergi kan? Jangan ninggalin mama Dave," tolak mamanya.

"Iya, jangan ngomong gitu Dave. Kamu kan udah sadar sekarang." tambah papa Dave.

"Aku mohon ma, pa," mohon Dave. Dalam hati terdalam sejujurnya Dave ga tega harus melihat orang tuanya sedih. Tapi disisi lain dia ga mau Stefany menderita.

Daridulu, Dave selalu ingin menolong Stefany. Dave pernah berjanji akan selalu menjaga Stefany dan membantunya dalam keadaan apapun. Mungkin ini akan jadi terakhir kalinya dia akan membantu Stefany. Setelah ini, dia ga akan bisa menjaga Stefany lagi. Gadis yang di sayanginya lebih dari apapun.

You Are The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang