Part 26

3.1K 178 40
                                    

Gue sayang lo. Apapun yang terjadi gue tetep sayang lo. Prinsip gue, pacaran sekali sampe nikah.
•Kevin•

AUTHOR POV

Pagi ini Stefany udah siap dengan seragam sekolahnya. Saat hendak berangkat, tiba-tiba perutnya sakit. Oh ya, bukankah sudah lama ini dia ga minum obat?

"Aw-" ringis Stefany sambil menekan perutnya. Sial, itu sakit banget.

"Kenapa disaat gini perut gue kambuh si?" gumamnya sambil mengambil obat di tas. Setelah itu meminumnya.

Tapi tidak ada reaksi, perutnya tetap sakit dan semakin sakit. Dengan langkah tertatih-tatih Stefany mengambil kontaknya dan turun ke bawah. Di bawah masih ada Nathan dan Levine.

"Pake ada Kak Nathan sama Levine lagi, terus gue alesan apa dong," rutuk Stefany.

Stefany tetap melanjutkan langkahnya.Sampai ruang tamu, Levine dan Nathan menoleh. Dan menautkan alisnya.

"Lo kenapa Stef?" tanya Nathan dan menghampiri Stefany.

"Gue gapapa. Cuman perut gue sakit aja, gue mau ke dokter dulu. Kayaknya gue ga bisa sekolah hari ini," jawab Stefany lirih.

"Beneran lo gapapa? Perlu gue anter? Atau biar dianter Levine?" tawar Nathan. Wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Gapapa, gue sendiri aja." tolak Stefany. Ga mungkin Stefany membiarkan mereka berdua mengantarnya. Bisa-bisa semuanya akan terbongkar.

"Lo bisa nyetir?" sahut Levine yang juga ikut mendekat.

"Bisa, oh ya kak, lo jangan bilang Kevin kalo gue sakit. Lo bilang aja gue pergi ada urusan sebentar biar dia ga khawatir." ujar Stefany.

"Yang ada, gue yang khawatir bego." balas Nathan.

"Yaudah buruan ke dokter, hati-hati dijalan." lanjut Nathan seraya mengelus kepala Stefany. Stefany hanya mengangguk dan pergi menuju bagasi.

Selama perjalanan, Stefany tidak bisa konsen. Perutnya semakin lama semakin menjadi.

"Kenapa sakit banget?! Kapan si terakhir gue minum tu obat? Ah pantesan 3 hari yang lalu kalo ga salah." gerutu Stefany.

20 menit kemudian Stefany udah sampai di rumah sakit. Ia segera berjalan ke ruangan dokter Ryan. Tak peduli apa ada pasien atau tidak. Saat ini yang terpenting adalah ginjalnya. Sakitnya sampai menjalar ke punggung.

"Dok," lirih Stefany setelah membuka pintu ruangan dokter Ryan.

"Stefany? Kenapa kamu? Apa perutmu sakit lagi?" tanya dokter Ryan seraya menggiring Stefany ke tempat tidur pasien.

"Jadi, sejak kapan perutmu sakit? Kamu udah minum obatnya?" tanya dokter Ryan.

"Em, ya aku udah minum obatnya, dan ini mulai tadi pagi. Rasanya sakitnya semakin menjadi." jawab Stefany sambil menggigit bibir menahan sakit.

"Aku kamu rajin minum obatnya?"

"Ya, 3 hari sekali." ujar Stefany disertai cengiran.

"Apa?! Aku sudah bilang kamu harus rutin meminumnya. Sepertinya sekarang kamu harus melakukan cuci darah.Setelah itu aku akan memeriksa ginjalmu. Kamu tunggu sebentar, aku akan hubungi asistenku." ujar dokter Ryan panjang lebar. Stefany hanya mengangguk.

15 menit berlalu, Stefany melakukan cuci darah. Tidak lama setelah itu proses cuci darah selesai. Dokter Ryan pun masuk ke ruang inap Stefany.

"Aku akan memeriksa ginjalmu." ujarnya. Stefany hanya tersenyum tipis.

You Are The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang