Part 23

3.7K 211 14
                                    

Kalo dengan dia ngebuat lo bahagia, gak apa. Asal lo bahagia, gue juga bahagia.
•Dave•

Matahari mulai menyingsing dari ufuk timur. Indahnya mentari mewarnai hari. Burung berterbangan menghias langit biru. Hari yang sangat cerah. Tapi tetap saja, hati Stefany tidak secerah itu. Awan mendung selalu berada di hati Stefany. Dan mungkin, sekarang tidak terlalu gelap sejak Kevin hadir di kehidupannya.

5 jam yang lalu Stefany telah melakukan cuci darah. Dan dokter Ryan menganjurkan untuk rutin meminum obatnya juga minum banyak air putih serta ga sampai kecapean. Jelas itu sangat berat bagi Stefany. Dia benci obat. Tentu semua benci obat, kalo obat itu enak dan manis pasti semua mau sakit.

Matanya menatap luar jendela. Kupu-kupu berterbangan dan hinggap di bunga meminum nektar. Stefany mengamatinya dengan seksama setiap kupu-kupu yang hinggap di bunga dan tersenyum. Ya, tersenyum. Tersenyum miris.

Andai gue jadi kupu-kupu. Gue ga perlu mikir beratnya hidup. Cukup mencari bunga, lalu minum nektarnya.

Tapi..... Gue harus niru kupu-kupu. Sebelum jadi kupu-kupu, ia adalah ulat bukan? Itu artinya, kupu-kupu juga pernah hidup tak sebaik setelah berubah. Bukankah kupu-kupu ada fase kepompong? Yah, gue harus sabar sebelum memperoleh kebahagiaan.

Tapi, sampai kapan harus bersabar? Sabar juga ada batasnya kan? Bahkan jika fase kepompong itu tak berhasil, ulat itu akan mati.

Lalu, apa yang mesti gue lakuin? Sabar nunggu hal yang ga pasti? Gak. Gue harus ngelakuin sesuatu. Gue ga boleh diem aja. Hidup ini penuh rintangan. Dan semua akan indah pada waktunya kan? Ya. Gue percaya itu.

Setelah pikirannya berkecamuk menjadi satu dan membuahkan hasil, Stefany menghela nafas berat.

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu diketuk 3 kali. Dokter Ryan masuk dengan senyum di wajahnya. Melihat itu, Stefany membalas senyuman dokter Ryan. Fake smile.

"Gimana keadaanmu Stefany?" tanya dokter Ryan seraya mengatur selang infus.

"Baik dok. Perutku ga nyeri lagi." jawab Stefany.

"Syukurlah kalo begitu. Stef, ingat, kamu harus rutin minum obat dan jangan sampai kecapean. Kamu juga harus melakukan cuci darah 2 minggu sekali." ujar dokter Ryan panjang.

"Ya. Apa aku boleh pulang sekarang?" tanya Stefany mengabaikan ucapan dokter Ryan.

"Ish, setidaknya jangan alihkan pembicaraan Stefany. Ini demi kesehatanmu."

You Are The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang