Part 27

2.9K 176 14
                                    

Disaat umur gue ga lama lagi, tapi ada aja masalah yang dateng. Di situ kadang gue berpikir kalo tuhan lagi ngurangin dosa gue di dunia.
•Stefany•


STEFANY POV

Gue tau ini salah.

Gue tau gue egois.

Gue tau kalo dengan cara ini gue nyakitin lo.

Tapi gue tau ini demi kebaikan lo.

Biar lo ga sedih saat gue benar-benar pergi dari dunia ini.

Biar lo ga mikirin gue lagi.

Gue tau Vin gue ga mikirin perasaan lo dulu.

Tapi gue yakin ini pilihan terbaik.

Jujur gue sedih.

Gue sedih karena gue nyakitin lo.

Gue tau itu pasti sakit.

Tapi disini, gue yang paling menderita.

Hati gue sakit harus menjauh dari lo.

Hati gue sesak harus pura-pura ga peduli sama lo.

Hati gue perih ngeliat lo deket dengan cewek lain selain gue.

Tapi itu demi kebaikan lo.

Gue gamau lo yang bakal sakit hati.

Gue harus terima resiko ini demi lo.

Maaf.

Maaf gue ga bisa selalu di samping lo.

Karena gue harus pergi.

Maaf gue harus ngelakuin ini.

Maaf.

Aku menangis dalam diam. Hatiku bener-bener sakit. Rasanya seperti ribuan jarum menancap. Aku ini resikonya. Tapi ini sangat menyiksa.

Udahlah Stef, lo harus terbiasa dengan ini. Dengan begitu semuanya ga akan sia-sia.

Sepulang sekolah tadi, aku hanya mengurung diriku di kamar. Menangis dalam diam selama berjam-jam. Mungkin sekarang wajahku sangat kacau. Ya. Aku ga boleh sedih terus. Ini pilihanku. Aku harus menanggungnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Tapi aku masih belum makan sedari tadi. Aishh, perutku sangat lapar. Aku segera membersihkan tubuhku dan mengganti seragam yang sedari tadi kupakai dengan kaos dan celana.

Kuraih bedak dan kupoleskan sedikit ke wajahku agar mataku tidak terlalu terlihat sembab. Setelah itu aku turun kebawah. Ku lihat di meja makan udah ada Kak Nathan dan Levine.

"Malam semua," sapaku.

"Malam," balas mereka serentak.

Aku segera duduk di sebelah Levine. Lalu mengambil piring dan mengambil nasi dan lauk. Setelah itu aku makan dalam diam.

"Stef, lo kok baru keluar dari kamar? Ga biasanya deh." ujar Kak Nathan membuatku tersedak.

"Uhuk, uhuk,"

"Minum Stef," ujar Levine dan menyodorkan air putih yang segera kuminum.

"Iya Kak, gue ada banyak tugas buat besok. Kalo di kerjain sekarang ga bakal kelar." bohongku dan menunduk.

"Lo ga bohong kan?" seru Kak Nathan.

"Ngapain gue bohong?" ujarku sambil mulai melahap makananku lagi.

You Are The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang