Disaat luka di hati gue udah sembuh,
lo datang lagi dengan membawa
ribuan luka yang baru.
•Stefany•VINO POV
Aku berjalan di koridor. Padahal udah jam masuk, tapi masih banyak yang di koridor. Banyak yang melihatku dengan tatapan memuja, tapi aku hanya menatap mereka datar.
Drrtt .. Drrtt ..
Hp ku bergetar, aku pun mengeceknya. Ternyata hanya grup yang rame karena pada spam. Aku mengabaikannya dan memasukkan nya lagi di saku.
Tiba-tiba, BRUKK!!
Seseorang menabrakku. "Kalo jalan tu-" ucapanku terpotong karena Stefany yang menabrakku. Tapi bukannya minta maaf atau apa dia malah berlari sambil menunduk.
Karena penasaran menggerogotiku, akhirnya aku mengikutinya dari belakang.
"Ini kan arah mau ke rooftop?" gumamku dengan suara pelan.
Aku terus mengikutinya. Dan, aku berdiri tepat di belakangnya. Aku yakin dia ga bakal sadar, karena dia sibuk dengan dunianya sendiri.
Kurasa dia sedang ada masalah.
"ARRRGGHH," teriaknya kencang. busettt untung ini di rooftop jadi tak akan ada yang bisa dengar, selain aku.
"KENAPA LO MUNCUL LAGI!!! LO NGILANG TIBA-TIBA DAN SEKARANG LO MUNCUL TIBA-TIBA!! GUE BENCI LO, DAVE!! GUE BENCI!" teriaknya lagi. Dan siapa itu Dave? setauku tak ada murid disini yang namanya Dave.
Aku mengepalkan tanganku. Jika aku bertemu dengan Dave itu, aku akan menghajarnya. Dia telah membuat Stefany menangis seperti itu.
Lalu Stefany terduduk, dia menangis. Sial, tak akan kumaafkan Dave sialan. Entah, tiba-tiba aku mendekatinya. Dan aku memeluknya. Stefany terlonjak kaget.
"Vino!! Sejak kapan lo disini?" tanya Stefany kaget. Dari tadi,Stef.
"Sshh, diam dan menangislah," ucapku sambil mengelus bahunya.
Stefany lalu diam dan menangis lagi. Sungguh, aku ga tega ngeliat dia nangis.
STEFANY POV
Aku menghapus air mataku. Ku tarik nafas dalam-dalam dan kukeluarkan.
"Vin?" ujarku menyadarkannya.
"Eh iya," balasnya dan melepas pelukannya.
"Thanks ya," ujarku dan tersenyum kecil.
"Urwell, Stef," jawabnya dan tersenyum padaku. Baru kali ini aku melihat senyumannya. Setauku, Vino orangnya dingin dan cuek, itu yang dikatakan Jessy padaku. Tapi menurutku dia orang yang asik, yah meskipun agak jengkelin juga.
Lalu aku berdiri dan hendak pergi ke kelas. Tapi tangan ku dicekal oleh Vino.
Aku menoleh dan menaikkan sebelah alisku seakan mengatakan 'ada apa?'.
Vino tak menjawab dan berdiri juga. Lalu dia menggandeng ku. Aku menatap Vino heran.
"Ayo ke kelas," ujarnya. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu kami ke kelas bersama.
Sial, aku baru inget aku bolos 2 pelajaran. Alasan apa aku kalo semua tanya nanti. Ah, sabodo deh.
Aku masuk ke kelas dengan santai. Ku abaikan semua pasang mata yang meminta penjelasan.
"Dari mana aja lo, Stef?" tanya Jessy mengintrogasi ku. Sial, aku ga mungkin bisa bohong padanya.
"Gue jelasin entar di kantin," ujarku dan duduk di sebelahnya. Guru mata pelajaran sedang sakit. Jadi kelas ku free class . yeeahhh...
Saat nya ngerumpi time. wkwkwk..
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One
Roman pour Adolescents[Completed] Gue gatau lagi apa yang terjadi ke gue kalo dia ga ngorbanin nyawanya buat gue. Harusnya lo ga perlu ngelakuin itu buat gue. Tapi sekarang gue ngerti. Lo bener-bener sayang gue. Sorry, gue sempet ga percaya ke lo. Dan sekarang gue nyesel...