Disaat gue udah mulai lupa sama lo kenapa lo muncul lagi dengan
membawa kenangan buruk itu lagi?
•Stefany•Teettt... Teetttt...
Bel tanda pulang telah berbunyi dari tadi. Seluruh siswa SHS telah berhamburan pulang. Hanya ada sedikit yang masih tinggal.
Stefany berjalan santai di koridor. Tiba-tiba dia berhenti karena teringat sesuatu.
"Bodoh! gue kan berangkat tadi bareng Vino," umpat Stefany sambil menepuk jidatnya.
"Terus gue harus naik apa sekarang!? Kak Nathan pasti udah cabut dari tadi," ujar Stefany frustasi.
Tiba-tiba Kevin menepuk bahunya.
"AAAHHHHH, jangan makan gue mak, daging gue cuma dikit!" teriak Stefany sambil menutup wajahnya.
"Bwuahahaha," ketawa Kevin sambil memegangi perutnya.
Stefany bingung kenapa ada suara orang ketawa. Akhirnya Stefany membuka matanya dan,
BUK!
Stefany menonjok lengan Kevin dengan keras.
"Aw," ringis Kevin dan mengelus lengan yang kena tonjok Stefany.
"Gila! sakit banget, Stef," gerutu Kevin.
"Sapa suruh ngagetin gue," ujar Stefany kesal.
"Hehe, peace honey!" ujar Kevin dan mengangkat dua jari.
"Bodo," kata Stefany meninggalkan Kevin sebelum tangannya di cekal oleh Kevin.
"Lo bareng gue," ujar Kevin dan menatap Stefany.
"Gua ga ma-" jawab Stefany yang dipotong oleh Kevin.
"Ga.terima.penolakan.honey," balas Kevin penuh penekanan.
Stefany mengerucutkan bibirnya. Lalu Kevin menggandeng Stefany menuju parkiran.
Lagi-lagi jantung Stefany meloncat-loncat. Seketika panas menjalar di pipinya, Stefany blushing. Dia pun membuang muka ke arah lain.
Duh, jantung gue, batin Stefany.
Sedangkan di seberang sana, Vino mengepalkan tangannya. Vino juga menyadari perasaannya. Yaps, dia mulai suka sama Stefany. Kali ini dia kalah cepat sama Kevin. Sial, geramnya sambil menonjok tembok.
"Gue bakal dapetin lo, Stef," ujar Vino dengar seringaian di bibirnya.
Sampai parkiran Kevin menyalakan motornya.
"Naik, Stef," ujar Kevin.
Tanpa menjawab, Stefany langsung naik ke jok motor Kevin. Stefany lagi males debat. toh, percuma dia bakal dipaksa.
"Pegangan, honey," perintah Kevin lembut.
"Ogah, cepat jalan," suruh Stefany jengkel.
"Hm, jangan salahin gue kalo lo jatoh," balas Kevin sambil menyeringai.
Lalu Kevin melajukan motor nya dengan kecepatan penuh. Otomatis Stefany memeluk Kevin dengan erat. Kevin tersenyum saat Stefany memeluknya.
Bau maskulin Kevin menyeruak di rongga hidung Stefany. Bau nya sangat menenangkan. Hingga Stefany tak sadar bahwa ia sudah sampai didepan rumahnya.
"Mau meluk sampai kapan, honey?" tanya Kevin jail sambil flirting.
Stefany tersadar dan segera turun. Wajahnya merona malu.
Sial, duh dasar bego lo Stef, maki Stefany dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One
Novela Juvenil[Completed] Gue gatau lagi apa yang terjadi ke gue kalo dia ga ngorbanin nyawanya buat gue. Harusnya lo ga perlu ngelakuin itu buat gue. Tapi sekarang gue ngerti. Lo bener-bener sayang gue. Sorry, gue sempet ga percaya ke lo. Dan sekarang gue nyesel...