Part 16

5K 226 20
                                    

Gue emang salah ga ngasih
penjelasan ke lo sebelum gue pergi.
Tapi gue berani sumvah gue ngelakuin itu karena ada alasan lain.
•Dave•

DAVE POV

Mulai hari ini aku di jakarta. Rencananya aku akan pindah ke Stufen High School. Jadi inget stefany. Tapi karena masih mengurusi keterangan pindah di sekolahan bandung, jadinya aku ga langsung masuk di SHS.

Langsung aja, siang ini aku lagi beli belanjaan karena disuruh nyokap, kayak ga ada pembantu ae, gumamku. Emang sih, ortu gue selalu ngajarin mandiri. Jadi aku udah sering disuruh belanja, yah walaupun banyak ngeles nya, kekeke.

Oh ya, hampir lupa. Namaku Dave Tomlins. Anak tunggal dari keluarga Tomlins. Mungkin itu aja udah cukup ya.

Aku membawa barang belanjaan buat bulan ini. Aku menyebrangi jalan dan melihat ada sebuah mobil yang sudah ku kenal betul. Sial, itu levine batinku. Dengan cepat aku memnuang muka ke arah lain sehingga dia tidak dapat melihat wajahku, apalagi aku pake topi.

Semoga Levine ga sadar, doa ku dalam hati.

Setelah menyebrang jalan aku cepat-cepat menuju parkiran mobilku. Aku menghembuskan nafas lega.

"Untung aja ga ketauan," ujarku pelan lalu berlalu dari situ.

☀☀☀

Sore hari aku ingin pergi ke cafe dekat komplek. Tak sengaja aku melihat Stefany di bantu berjalan dengan Leon dan satunya aku ga tau. Ternyata rumah Stefany di komplek ini juga. Karena kepo aku mendekat ke arah mereka, mereka ga sadar dengan keberadaanku. Ku lihat, Stefany meringis sakit saat berjalan.

Siapa yang membuat stefany babak belur?! gumamku pelan saat sadar banyak luka dan lebam di badannya. Siapa pun yang telah menyakiti Stefany tak akan kubiarkan hidup. Tanganku mengepal.

Ingin sekali mendekatinya lalu membantunya berjalan. Tapi aku sadar, ini belum saat nya aku memunculkan diriku didepan mereka. Leon, Nathan, dan Levine sangat kecewa padaku dan aku sangat menyesal. Saat aku akan pergi, mereka tidak mengizinkanku berpamitan ke Stefany. Mereka melarangku untuk bertemu Stefany sejak kejadian 'itu'. Aku menghela nafas panjang. Kutatap sendu Stefany yang mulai masuk ke rumahnya. Setelah itu aku menancap gas motor ku menuju cafe di sekitar komplek.

20 menit berlalu.

Hari sudah gelap, yah aku baru keluar dari cafe di dekat komplek. Aku memutuskan untuk melewati rumah Stefany. Saat aku berada di depan rumahnya, aku menatap ke arah jendela di kamar Stefany. Kau tau kenapa aku tau dimana kamar Stefany? karena ada lampu berwarna ungu. Dan Stefany menyukai warna ungu.

Aku terus menatap kamar itu, aku melihat gerak geriknya. Aku tersenyum melihatnya.

Tiba-tiba deru motor mengagetkan ku. Sial,siapa itu?! batinku saat mata kami bertemu. Aku tak kenal dia, kulihat dia menatapku heran dan melihat arah pandanganku tadi yaitu dikamar Stefany. Aku langsung cabut meninggalkan rumah dan cowok tadi yang melihatku. Saat kutengok, ternyata dia sudah pergi.

"Syukurlah dia ga kenal aku," ujarku pelan.

Sampai rumah, aku tak dapat tidur karena memikirkan keadaan Stefany.

☀☀☀

Esok harinya aku bangun pagi. Karena sangat bosan di rumah mulu, aku pun mengambil kunci dan keluar.

You Are The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang