(#13) Hanya Kelompok Ini

1.7K 105 9
                                    

"Eh, Rin. Qeyla mana ya?"

"Gak tau. Palingan juga sama Wina."

"Em, mungkin sih."

Toktoktok....

"Rin, buka pintu itu cepat!"

"Kamu saja!"

"Aku kan putri kerajaan. Perintahku harus segera dilaksanakan."

"Tapi ini bukan di kerajaan. Di sini kita semua sama. Gak ada status-status gitu."

"Baiklah. tapi aku tetap menyuruhmu yang membuka pintu. Sebagai sahabat yang sedang kelelahan. Hehehe."

"Huh, dasar. Ya sudahlah."

Toktoktok

"Iya, tunggu sebentar."

Cklek

"Eh, Arin. Qeyla mana? Aku ingin bicara dengannya."

"Dia gak bareng kamu?"

"Enggak. Tadi kita pisah di kantin. Setelah itu, aku gak ketemu dengannya lagi."

"Tapi, dia juga gak ada di sini. Kita kira, Qeyla sedang bersamamu."

"Terus, dia di mana dong?"

                             💎

"Ngapain malam-malam di sini?"

"Eng, aku cuma mau ganti uang kamu yang terpakai untuk bayar dendaku."

"Udahlah, gak usah."

"Gak papa."

(Eh, kenapa aku yang bilang gak papa? Udah gitu, dia udah keburu pergi lagi. Ya sudahlah. Mungkin uang ini bisa aku kembalikan kapan-kapan.)

"Oh, ya. Cepatlah kembali ke kamarmu. Temanmu mungkin sedang mencarimu," ucap Alvin yang berbalik ke tempat Qeyla dan kemudian pergi meninggalkan Qeyla lagi.

Qeyla hanya diam saja untuk beberapa saat. Hingga akhirnya dia menghembuskan nafas lelah. Pikirannya sedang kalut saat ini.
Hingga akhirnya dia meninggalkan tempat itu setelah bergumam kecil, "Oke, aku menyerah."

                            💎

"Anak-anak, siapkah diri kalian dan juga peralatan yang akan kalian bawa?"

"Siap, Bu."

Hari ini akademi Qeyla mengadakan suatu kegiatan yang mungkin tidak ada di bumi. Mungkin.

"Kalian sudah memikirkan kalian mau kemana?"

"Sudah, Bu."

"Baiklah. Silahkan kalian berangkat. Carilah petualangan yang menyenangkan. Kalian bisa menggunakan alat yang ibu beri jika kalian sedang dalam masalah. Tapi kalian tau kan konsekuensinya? Kalau kalian menggunakan alat itu, maka nilai kalian akan berkurang 20 poin."

"Iya, Bu."

                              💎

"Hey, sebenarnya kita mau ke mana sih? Kok jauh banget?"

"Iya, aku setuju dengan Wina. Ini kita mau ke mana emangnya? Aku gak tau daerah ini."

"Tentu kamu belum tau tempat ini Qey. Kamu kan penyihir baru di dunia ini. Kamu sama saja seperti bayi yang belum tau apa-apa tentang dunia."

"Sudahlah Ara. Kau jangan bergurau di saat seperti ini. Aku sedang lelah. Gurauanmu malah membuatku menjadi pusing dan sakit perut."

"Siapa yang memintamu mendengarkan gurauanku? Aku tidak memintanya."

"Ya, seandainya ada sesuatu yang bisa membuat telingaku tidak bisa mendengar celotehanmu sih nggak apa-apa. Tapi nyatanya gak ada. Dengan kapas pun juga gak mempan. Masih bisa tembus suaranya."

"Aduuuuuhh, kalian ini. Badanku sudah lelah. Dan pikiranku sekarang juga ikut-ikutan lelah gara-gara tingkah kalian."

"Tapi ini salahmu sendiri, Natan. Kamu mau kita ke mana sih?"

"Kita akan ke tempat di mana seven diamond berada."

"Kau tau tempatnya? Pasti kau sudah membaca buku yang bersampul hitam dan bertuliskan diamond di perpustakaan sampai habis, ya?"

"Buku? Buku apa itu?"

"Kamu tidak tau? Buku yang bersampul hitam dan bertuliskan diamond. Buku itu ada di perpustakaan. Di dalamnya berisi bentuk-bentuk seven diamond, dan penulisnya menuliskan bahwa penemu seven diamond dahulu kala pernah mengatakan letak seven diamond padanya."

"Aku tidak pernah melihatnya di perpustakaan. Tapi kalaupun ada, mungkin itu hanyalah buku palsu yang menyesatkan. Karena setauku, buku yang menunjukkan letak seven diamond yang asli itu dijaga dengan sangat ketat. Dan buku itu pun juga hanya bisa di buka oleh anggota kerajaan."

"Nah, kalau begitu, berarti Ara bisa membukanya dong?"

"O iya, ya. Benar kata Wina. Berarti Ara bisa membukanya dong?"

"Ya, mungkin saja. Tapi, letak buku itu pun aku gak tau."

"Tapi ngomong-ngomong, kenapa Natan bisa membukanya?"

"Eh, siapa bilang aku bisa membukanya?"

"Lah, bukannya saat ini kita akan menuju tempat seven diamond itu berada? Berarti kan kau sudah membaca buku itu."

"Kalau soal itu, aku hanya menebak-nebak saja tempatnya di mana. Siapa tau kita menemukannya."

"Tapi, tempatnya juga bagus kok. Kalian gak akan nyesel deh," lanjutnya.

"Huh.... ya sudahlah. Awas kalau sampai gak bagus, ya."

"Iya, iya."

Hening sesaat, sampai seseorang memecahkan keheningan lagi.

"Ekhm, tadi Ara bilang Qeyla masih baru di dunia ini maksudnya apa?"

"Eh, sejak dari tadi di sini, kau baru berbicara sekarang."

"Dan, kudet banget lagi," lanjut Natan.

"Qeyla ini berasal dari dunia manusia. Kau tidak tau itu?"

"Em, waktu itu si Vito pernah mengatakannya. Tapi, kupikir itu bohongan."

"Sudahlah, yuk. Cepetan. Aku ingin segera sampai."

Mereka akhirnya kembali berjalan, melewati banyak tempat, hingga akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan.

Dan sejauh itu, mereka tidak tau satu hal. Satu hal, bahwa mereka diperhatikan oleh dua orang, laki-laki dan perempuan.

"Zul, kalau yang kuperhatikan, Alvin seperti sedang memikirkan sesuatu. Apa kau tau itu?"

"Ya. Aku tau apa yang sedang dia pikirkan. Mungkin. Karena aku pun juga sedang memikirkan suatu hal yang rumit sekarang. Dan aku yakin, dia juga memikirkan hal itu."

"Memikirkan apa?"

"Kau tidak perlu tau hal ini, Max. Ini masih praduga. Hal ini semakin membuatku bingung seiring semakin banyaknya informasi yang kudapat."

"Baiklah. Tapi boleh aku tanya satu hal padamu? Aku menanyakan ini karena aku sudah penasaran sejak tadi. Aku ingin tanya, kenapa Alvin memilih, dan bahkan sampai memohon untuk bisa masuk ke kelompok itu? Karena kan, banyak kelompok lain yang pastinya akan dengan senang hati menerima, dan bahkan memohon Alvin agar mau bergabung sebagai anggota kelompoknya."

"Karena........ kelompok ini harus selalu diawasi setiap saat. Karena kelompok ini bisa menjadi dalam bahaya jika dia datang. Dan Alvin bertugas untuk mencegah dia datang."

"Bukankah setiap kelompok sudah diberikan alat -"

"Itu pun juga tidak bisa menanganinya jika dia sudah muncul. Dia hanya bisa dicegah, akan sulit jika memilih untuk melawannya."

"Memangnya kelompok ini saja yang berkemungkinan akan didatangi bahaya itu?"

"Ya. Hanya kelompok ini."

                            💎

Between Light and Darkness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang