"Bagaimana cara kita bisa masuk ke dalam istana?"
"Tenang, aku bisa mengatasinya."
Setelah mengatakan hal itu, Qeyla pun memegang tangan Alvin dan Joan. Tau apa yang akan dilakukan Qeyla, Alvin pun memegang tangan Kuro. Dan seketika, tubuh mereka mulai memudar, mulai berganti seperti siluet. Tidak seperti yang direncanakan, Qeyla melepas pegangannya. Ia baru ingat bahwa kekuatan cahayanya tidak sempurna akrena dirinya juga memiliki kekuatan kegelapan.
"Mengapa tidak jadi?"
"Aku tidak bisa melakukanya. Jika kita tetap melakukannya, akan sama saja kita ketahuan karena wujud kita akan tetap tampak meskipun nanti kita bisa menembus. Bisa-bisa kita membuat keributan sebelum aksi yang sesungguhnya dimulai."
"Lalu bagaimana?"
"Kita juga tidak bisa meminta Azura untuk menjemput kita. Bagaimana cara memberitahunya? Lagipula, dia gak mungkin menyangka kita akan secepat ini mengumpulkan seven diamond."
Seketika semuanya terdiam, sampai akhirnya Joan yang angkat bicara, "Apa di dalam istana ada pohon?"
"Ya, ada. Memangnya kenapa?"
"Kalau begitu, aku akan mencoba membantu. Aku bisa teleportasi dengan perantara pohon. Kita dapat masuk ke dalam pohon ini dan berpindah dari pohon ke pohon sampai pohon yang ada di dalam istana. Kita cari pohon yang paling aman untuk kita keluar," ucap Joan sembari memegang pohon yang menjadi tempat mengintip mereka berempat, mengintip keadaan istana tentunya.
"Oh syukurlah, ada jalan keluar."
Setelah itu, Joan pun membawa mereka berteleportasi dari pohon ke pohon, sampai tiba ke pohon yang ada di dalam istana. Untungnya, di area situ tidak ada penjaganya.
"Nah, sekarang pakai kekuatanmu itu Qey, untuk menembus masuk dalam bangunan istana ini."
"Baiklah."
Setelah berhasil masuk, mereka pun menuju ke sel tahanan. Dan untungnya lagi, sel tahanan itu tidak dijaga sehingga mereka bisa bebas memasukinya.
"Kenapa kalian sudah sampai?" ucap Azura penasaran, "Dan, mengapa kalian hanya membawa dua orang?" ucap Azura yang sudah langsung tau bahwa Kuro dan Joan adalah pemilik diamond.
"Bukan berdua. Tapi berempat. Karena aku dan Qeyla termasuk ke dalamnya."
"Hah? Benarkah? Tapi, kalau begitu kurang tiga lagi kan?"
"Tenang, tiganya lagi juga sudah ada di sini. Perhatikan, mereka sudah berempat, dan tiganya lagi yaitu Ara, Arin, dan Wina," Ucap Alvano yang memang sudah tau karena ia juga memiliki kekuatan yang sama dengan Alvin.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak bilang sejak tadi?"
"Bukannya akan lebih asik kalau semuanya mendengar? Jadi tidak perlu mengulang."
"Oke, baiklah. Lalu, apa yang akan kita lakukan?"
Setelah mereka berdiskusi menyusun strategi untuk mengalahkan Dark King, akhirnya mereka mencapai kesepakatan. Dan mereka memilih untuk mengurung Dark King ke suatu tempat atas usul raja dan ratu, orang tua Ara. Mereka juga menunjukkan suatu tempat yang unik yang berada di kamar mereka, tentunya mereka dapat berkeliaran dengan bantuan kekuatan Azura dan Elyani. Tempat yang mereka tunjukkan adalah sebuah peti seperti peti harta karun.
"Ini bukanlah sembarang peti. Peti ini dapat kalian gunakan untuk mengurung Dark King di dalamnya. Dan kalian dapat menggunakan seven diamond sebagai kuncinya. Jika kalian tidak tau cara mengeluarkan seven diamond itu, akan kuberitau" ucap raja yang kemudian melanjutkan,"Seven diamond dapet kalian keluarkan dari tubuh kalian dengan sangat mudah. Kalian cukup membayangkan mengambil diamond itu dalam diri kalian sembari tangan kalian diletakan di dada, seperti seakan-akan tangan kalian bisa menembus badan kalian dan mengambil diamond itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Light and Darkness [END]
FantasyQeyla mungkin tidak punya peruntungan pertemanan di dunianya. Tapi, di dunia lain, ia punya. Teman yang akan menemaninya dalam kesendirian di dunia orang. Dunia yang menyimpan rahasia yang ternyata juga menyangkut dirinya dan keluarganya. Dunia yang...